Penyakit FLUTD pada kucing(Feline Lower Urinary Tract Desease) atau FUS (Feline Urologic Syndrome) merupakan penyakit yang menyerang vesica urinaria dan urethra kucing.
Kebanyakan FLUTD terjadi akibat kelalaian pemilik dalam memberikan makanan. Pada umumnya terdapat dua jenis makanan kucing, yaitu makanan kering dan makanan basah.
Makanan kering cenderung memikiki kadar Magnesium yang lebih tinggi dibandingkan makanan basah. Oleh karena itu, makanan seharusnya diberikan secara bervariasi, tidak melulu kering dan juga tidak melulu basah. Hal itu akan menjaga pencernaan kucing tetap sehat.
DOWNLOAD PDF – FLUTD pada Kucing
Kucing merupakan hewan peliharaan yang paling banyak diminati di Indonesia. Selain karena tingkah lakunya yang lucu dan menggemaskan, perawatan hewan yang satu ini tergolong cukup mudah.
Meskipun begitu, banyak masyarakat yang menyepelekan perawatannya sehingga menyebabkan kucing menjadi sakit. Mulai dari kebersihan kandang yang kurang, hingga pola makan yang tidak teratur.
Kesehatan dan keteraturan pola makan merupakan dasar dari kesehatan hewan peliharaan. Karena, hewan membutuhkan makanan yang sehat dan bergizi untuk menghasilkan energi, baik energi basal untuk hidup maupun energi sampingan untuk aktivitas lainnya.
Makanan dengan gizi yang buruk akan menghambat pertumbuhan hewan peliharaan, bahkan dapat membuat ia menjadi sakit. Mulai dari penyakit yang sederhana, hingga penyakit kelas berat.
A. Pengertian FLUTD
FLUTD dapat menyebabkan terjadinya obstruksi ureter yang apabila tidak ditangani dapat menyebabkan kematian. (Paramita et. al. 2018) Pada kasus di lapangan, kucing jantan lebih mudah terkena FLUTD dibandingkan kucing betina.
Hal itu dikarenakan kucing jantan memiliki urethra yang panjang, sehingga memungkinkan terjadinya endapan kristal yang membuat urine susah keluar.
FLUTD dapat menyebabkan obstruksi, baik obstruksi urethra maupun obstruksi ureter. FLUTD sendiri terbagi menjadi dua jenis, yaitu FLUTD disertai obstruksi dan FLUTD tanpa disertai adanya obstruksi.
FLUTD atau FUS lebih sering terjadi pada kucing jantan daripada kucing betina, hal itu dikarenakan ureter kucing jantan memiliki ukuran yang lebih panjang.
Untuk lebih jelasnya, perhatikan gambaran saluran kencing atau Urinary Tract pada kucing jantan dan kucing betina berikut ini :
Baca juga : ” Perbedaan Hewan Ruminansia dan Nonruminansia “
Sistem Urinasi Kucing Jantan
Sistem Urinasi Kucing Betina
B. Gejala Klinis FLUTD pada Kucing
Untuk menghindari terjadinya kematian, sudah sepatutnya pemilik hewan mengetahui beberapa gejala klinis atau gejala yang tampak apabila kucing terkena FLUTD.
Berikut adalah gejala klinis pada kucing yang terkena FLUTD (Feline Lower Urinary Tract Desease) :
- Nafsu makan menurun
- Tingkah laku ketika kencing berbeda, hal tersebut dikarenakan kucing yang terkena FLUTD akan merasakan sakit ketika urinasi.
- Lemas
- Penurunan berat badan yang sangat menonjol akibat dari gejala nomor Satu, dan
- Muntah pada beberapa kasus
Baca juga : ” Penyakit Ringworm pada Hewan : Penyebab, Phatogenesis, dan Gejala “
C. Penyebab FLUTD
Jika kamu sebagai pemilik telah menemukan gejala klinis seperti di atas, sebelum FLUTD semakin parah, bersegeralah untuk melakukan konsultasi dengan dokter hewan terdekat. Sehingga hewan kesayangan kamu dapat terselamatkan. Penyebab umum terjadinya FLUTD (Feline Lower Urinary Tract Desease) :
1. Urothiliasis
Urothiliasis terjadi karena adanya pengendapan Kristal pada Urinary Tract (Saluran Kencing). Pengendapan Kristal dapat terjadi pada bagian ureter maupun urethra dari saluran kencing.
2. Infeksi Bacteria
Infeksi bakteri merupakan manifestasi dari terjadinya urothiliasis. Adanya endapan Kristal pada saluran kecil memudahkan bakteri untuk menginfeksi saluran kencing.
3. Pola makan
Beberapa pemilik kucing memberikan pakan dengan intensitas yang tinggi tanpa melakukan rolling food atau pergantian makanan secara berkala. Hal tersebut tidak baik bagi kesehatan kucing.
Makanan basah yang terus menerus diberikan pada kucing dapat menyebabkan terjadinya diare. Sedangkan makanan kering yang diberikan secara terus menerus dapat menyebabkan terjadinya FLUTD.
Baca juga : ” Makanan Kucing Kering VS Makanan Kucing Basah “
Hal tersebut berkaitan dengan kandungan zat dalam pakan kering. Pakan kering cenderung memiliki kandungan ion MgO2 dan MgSO4 yang tinggi.
Magnesium akan membuat air kencing menjadi pekat sehingga mudah menimbulkan endapan kristal, baik pada ureter maupun pada urethra.
D. Penanganan FLUTD
Pada beberapa kasus, FLUTD pada kucing yang tidak ditangani dengan serius akan menyebabkan terjadinya kematian. Penangan FLUTD yang dilakukan oleh dokter hewan dapat berupa :
- Diagnosa Klinis, dapat dilakukan dengan palpasi kandung kemih atau Vesica Urinaria
- Pemberian cairan infus sebagai solusi atas terjadinya dehidrasi
- Pemberian obat obatan yang kerjanya mirip seperti hormon aldosteron, yaitu obat obatan yang bersifat antispasmodik seperti atropin. Hal itu dikarenakan obat obatan yang bersifat antispasmodik berdampak pada relaksasi otot polos.
- Pemijatan yang dilakukan pada urethra dengan istilah ‘Milking Technique’
- Apabila beberapa cara di atas tidak berhasil maka perlu dilakukan adanya operasi
- Pembedahan dalam penangan kasus obstruksi ureter. Dalam penanganannya, pilihan bedah yang dapat dilakukan adalah Ureteroneocystostomy dan anastomosis (Liat Cohen et. al. 2015)
- Pemberian katater (Kataterisasi). Ini merupakan langkah yang tidak begitu dianjurkan perlakuannya oleh dokter hewan.
Karena, pemberian katater pada saluran kencing (Urinary Tract) dapat menyebabkan trauma pada kucing. Pemberian pijatan atau milking technique lebih disarankan karena tidak menimbulkan trauma.
Baca juga : ” Berbagai Cara Pemberian Obat “
E. Kesimpulan
FLUTD merupakan penyakit yang menyerang sistem urinasi hewan. Pada kasus lapangan, penyakit FLUTD lebih sering ditemukan pada hewan kucing. Terdapat beberapa penyebab penyakit FLUTD, tetapi penyebab yang umum dijumpai adalah karena pemberian pakan kering yang terlalu sering.
Beberapa gejala FLUTD yang dapat ditemui adalah nafsu makan yang menurun, tingkah laku ketika kencing berbeda, hal tersebut dikarenakan kucing yang terkena FLUTD akan merasakan sakit ketika urinasi, lemas, penurunan berat badan yang sangat menonjol, dan muntah pada beberapa kasus.
Pada dasarnya, FLUTD (Feline Lower Urinary Tract Desease) merupakan penyakit yang harus segera ditangani. Karena apabila tidak ditangani dengan segera, dapat menyebabkan kematian.
Daftar Pustaka :
- Cohen, Liat., dkk. 2012. Bilateral ureteral obstruction in a cat due to a ureteral transitional cell carcinoma. Can Vet J 2012;53:535–538
- Luckschander, Nicole., dkk. 2004. Dietary NaCl Does Not Affect Blood Pressure in Healthy Cats. J Vet Intern Med 2004;18:463–467
- Nurozzi, Alfarisa., dkk. 2019. Terapi Ammonium Khlorida-Asam Askorbat untuk Menurunkan Tingkat Keasaman Urin dan Kristalisasi Struvit pada Kucing Urolithiasis. Dirjen Penguatan Riset dan Pengembangan : Jurnal Veteriner.
- Paramita, Intan Maria., dkk. 2018. Pijat Uretra (Urethral Massage) Alternatif Penanganan Kasus Obstruksi Uretra Akibat FLUTD pada Kucing Jantan. Bogor : IPB.