Informasi kesehatan hewan kesayangan seperti anjing dan kucing, serta berbagai hewan ternak meliputi sapi, kambing, domba, ayam dan lainnya. Berbagai teknologi pemberian pakan untuk kesehatan hewan ternak juga dibahas dalam website ini.

"Manusya Mriga Satwa Sewaka"

Gigih Fikrillah S, S.K.H. | Hubungi Kami

Bahaya Memakan Cacing Hati pada Sapi

Cacing hati pada sapi menjadi problem tersendiri bagi pecinta sapi di Indonesia, terutama bagi masyarakat yang gemar mengkonsumsi daging sapi. Keberadaan cacing hati di Indonesia memang sudah tidak asing lagi. Sehingga muncul pertanyaan dalam benak, apa bahaya memakan cacing hati pada sapi.

Cacing hati pada sapi menjadi problem tersendiri bagi pecinta sapi di Indonesia, terutama bagi masyarakat yang gemar mengkonsumsi daging sapi. Keberadaan cacing hati di Indonesia memang sudah tidak asing lagi. Sehingga muncul pertanyaan dalam benak, apa bahaya memakan cacing hati pada sapi.

Dalam berbagai kegiatan pemotongan hewan, seperti pada hari raya atau di RPH (Rumah Potong Hewan), cacing hati sering ditemukan. Hati sapi yang mengandung cacing hati tentu sukar untuk dimakan. Sebenarnya tetap bisa dimakan, akan tetapi perlu dilakukan pengolahan dengan cermat.

DOWNLOAD PDF – Bahaya Memakan Cacing Hati pada Sapi

Seperti membuang bagian hati sapi yang terdapat cacing hatinya, hingga mengharuskan proses pemasakan yang matang sempurna. Dari segi ekonomi, tentu saja hal itu dapat menurunkan nilai jual hati sapi. Bahkan beberapa hati sapi yang terinfeksi benar-benar tidak layak untuk dikonsumsi.

Dalam artikel ini, akan dibahas mengenai spesies cacing hati pada sapi, bahaya memakan cacing hati pada sapi, ciri hati sapi yang terinfeksi cacing, dan pencegahan cacing hati pada sapi. Yuk, langsung simak ya guys  

A. Cacing Hati Sapi

Terdapat dua spesies yang memiliki peran penting atas keberadaan cacing hati. Cacing hati pada sapi merupakan cacing kelas Trematoda dari famili Fasciolidae. Yatu Fasciola hepatica dan Fasciola gigantica.

Terdapat perbedaan yang jelas pada morfologi kedua cacing hati tersebut. Fasciola hepatica memiliki bahu yang lekuknya terlihat jelas dan luas. Sedangkan pada Fasciola gigantica, lekuk bahunya kurang terlihat.

Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar berikut ini :

bahaya memakan cacing hati pada sapi

Dalam siklus hidupnya, cacing hati membutuhkan inang perantara. Inang perantara merupakan makhluk hidup yang membantu cacing hati untuk sampai ke inang utama (definitif).   Inang perantara cacing hati spesies Fasciola hepatica adalah siput Lymnea javanica (L. rubifenosa).

Di Indonesia, tidak terdapat siput jenis itu. Sehingga Fasciola hepatica tidak ditemukan pada sapi lokal. Namun, dapat ditemukan pada sapi impor.

Cacing hati di Indonesia merupakan cacing hati spesies Fasciola gigantica, yang merupakan indigenous parasite (parasit asli) di Indonesia.

Sama halnya dengan parasit yang lain, cacing hati juga merugikan manusia. Selain itu, cacing hati juga bersifat zoonosis (menular ke manusia atau sebaliknya). Penularan dapat terjadi jika inang definitif (utama) seperti domba, sapi, kambing, babi, kuda, dan manusia mengkonsumsi stadim infektif dari cacing hati, yaitu metacercaria.

Dalam hidupnya, Fascila spp., mengalami beberapa generasi, yaitu telur, miracidium, sporocyst, redia, cercaria, metacercaria, dan cacing dewasa. (Kusnoto, 2010)   Siklus hidup cacing hati berawal dari sapi yang sudah terinfeksi. Telur cacing menuju duodenum bersama cairan empedu. Kemudian keluar bersama feses sapi yang sudah mengandung telur cacing.

Telur cacing kemudian menetas menghasilkan miracidium yang merupakan larva pertama. Setelah itu, larva akan mencari siput yang merupakan inang perantaranya. Karena miracidium akan mati dalam beberapa jam jika tidak menemukan siput.

Setelah menemukan siput, miracidium masuk ke dalam tubuh siput dengan bantuan enzim proteolitk yang dapat digunakan untuk menembus jaringan.

Di dalam tubuh siput, miracidium berkembang menjadi sporocyst, redia, kemudian menjadi cercaria. Setelah itu, cercaria keluar dari tubuh siput menjadi metacercaria yang dapat menginfeksi inang definif seperti sapi dan manusia.

Baca juga : ” Pengertian, Kandungan, dan Manfaat Kolostrum bagi Anak Sapi “

B. Bahaya Memakan Cacing Hati

Sebelum mengetahui bahaya memakan cacing hati pada sapi, perlu diketahui bahwa cacing hati pada sapi adalah parasit yang berbahaya bagi manusia, karena sifatnya zoonosis (menular). Namun, penularannya hanya dapat terjadi jika inang mengkonsumsi cacing stadium infektif, yaitu metacercaria.

Sedangkan cacing yang berada di hati sapi merupakan cacing dewasa yang tidak dapat menginfeksi apabila dimakan.

Namun, tentu saja estetika hati sapi akan berkurang, harga jual menurun, dan kesehatan sapi diragukan oleh konsumen. Pada sapi, cacing hati dapat menyebabkan sapi mengalami penurunan bobot badan yang signifikan.    

C. Ciri Hati Sapi yang Terinfeksi Cacing

Kamu suka memakan hati sapi ? Ada baiknya kamu mengetahui ciri hati sapi yang terinfeksi cacing. Meskipun cacing hati yang ada di hati sapi saat penyembelihan bukan stadium infektif (tidak menular), mengkonsumsi hati sapi yang mengandung cacing tetap harus dihindari.

Cara yang paling mudah untuk mengetahui ciri hati sapi yang terinfeksi cacing adalah dengan membelah hati sapi, kemudian melihat ada tidaknya aluran berwarna putih di permukaan.

Jika aluran putih nampak seperti cacing, maka dapat dipastikan itu adalah cacing hati stadium dewasa. Selain itu, hati sapi yang terinfeksi cacing memiliki tekstur keras dengan permukaan yang tidak rata.

Baca juga : ” Penyakit BEF (Demam Tiga Hari) pada Sapi “

D. Pencegahan Cacing Hati Sapi

Pencegahan cacing hati dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan kandang dan juga pakan yang diberikan. Sebaiknya, pemotongan hijauan dilakukan setelah sinar matahari menyinari rerumputan. Sehingga embun pada hijauan sudah terangkat.

Setelah hijauan dipotong, usahakan untuk mengangin-anginkannya terlebih dahulu selama kurang lebih 12 jam untuk meminimalisir adanya metacercaria.

Selain itu, pencegahan lain yang dapat dilakukan adalah dengan pemeriksaan rutin feses sapi menggunaakan mikroskop. Dari tindakan tersebut, akan diketahui feses mengandung telur fasciola atau tidak.

Pemberian obat cacing secara oral (melalui mulut) juga menjadi tindakan preventif sekaligus terapi bagi sapi yang mengalami fasciolasis.    

E. Kesimpulan

Cacing hati merupakan cacing yang menginfeksi hati sapi. Disebabkan oleh cacing dari kelas Trematoda, famili Fasciolidae dari genus Fasciola. Spesies cacing hati yang berkembang di Indonesia adalah Fasciola gigantica. Sedangkan Fasciola hepatica berkembang di negera yang terdapat siput Lymnea javanica.

Mengkonsumsi hati sapi yang terinfeksi cacing harus dihindari agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. Pencegahan penyakit fasciolasis dapat diperhatikan dengan menerpakna manajemen kandang dan pakan dengan baik. Selain itu, jua manajemen kesehatan seperti pemberian obat cacing secara rutin.

Terima kasih telah membaca artikel mengenai Bahaya Memakan Cacing Hati pada Sapi. Semoga dengan membaca artikel ini, kamu dapat mengetahui lebih banyak hal.

Baca juga : ” Cara Pemberian Pakan pada Sapi Agar Gemuk “

Daftar Pustaka :

  • Kusnoto., dkk. 2010. Buku Ajar Helmintologi Veteriner. Surabaya : Airlangga University Press.  
Drh. Gigih Fikrillah S
Drh. Gigih Fikrillah S

Mahasiswa Pendidikan Profesi Dokter Hewan Universitas Airlangga. Berusaha memberikan pelayanan Kesehatan Hewan dengan Fokus pada Pencegahan dan Perawatan secara Holistik.

Articles: 245

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *