Penting bagi peternak untuk mengetahui bagaimana sistem pencernaan ayam, organ pencernaan ayam, dan prinsip sistem pencernaan ayam untuk memaksimalkan produksi yang bisa dihasilkan.
Ayam merupakan ternak non ruminansia yang sangat mudah di jumpai di Indonesia. Dengan umurnya yang relatif pendek, peternak ayam dapat mengembalikan modal usaha dengan cepat.
DOWNLOAD PDF – Sistem Pencernaan Ayam
Oleh karena itu, peternakan ayam di Indonesia dapat dengan mudah dijumpai. Bahkan Indonesia telah berhasil mengekspor ayam sampai ke mancanegara, sebut saja Japan, Taiwan, Hongkong, dan beberapa negara di Asia.
Demi memajukan peternakan ayam yang dimiliki, peternak harus menerapkan segitiga produksi yang terdiri dari manajemen, breed (keturunan), dan tentunya feed (pakan).
Dalam segitiga produksi, manajemen pakan tidak termasuk ke dalam manajemen, karena biaya pakan merupakan biaya terbesar yang harus dikeluarkan oleh peternak.
Kesuksesan dalam beternak ayam tentu tidak lepas dari peranan peternak dalam manajemen kandang dan pakan yang bagus. Seperti kebersihan pakan, keberishan kandnag ayam, dan gizi pakan ayam yang diberikan.
Dalam dunia usaha, peternak harus mampu menekan biaya pengeluaran namun dengan hasil produksi yang bagus.
Baca juga : ” Tata Cara IB (Inseminasi Buatan) pada Ayam “
Dalam praktek lapangan, peternak sudah tidak diperbolehkan lagi untuk memberikan antibiotik pada ayam. Karena pemberian antibiotik pada ayam dapat membuat resistensi pada individu manusia.
Dokter hewan dan peternak ayam harus bertanggungjawab terhadap pemeliharaan ayam dan juga penyebaran daging jasil ayam potong yang sudah dipelihara peternak di masyarakat.
Oleh karena itu, penting bagi peternak untuk mengetahui bagaimana sistem pemcernaan pada ayam. Berikut adalah penjelasannya :
A. Prinsip Sistem Pencernaan Ayam
Pada dasarnya, pencernaan adalah proses di mana tubuh mengolah makanan untuk dijadikan sumber energi.
Berdasarkan aktivitas organ pencernaannya, pencernaan dibagi menjadi tiga, yaitu pencernaan secara mekanis, pencernaan secara kimiawi, dan pencernaan secara mirkobiologik. Berikut adalah penjelasannya :
1. Pencernaan secara Mekanis
Pencernaan mekanis disebut juga dengan pencernaan fisik. Dalam hal ini, peran otot dan pergerakan organ pencernaan sangat penting. Pada dasarnya pencernaan secara mekanis berfungsi untuk menghancurkan makanan sehingga menjadi lebih halus dan mudah dicerna.
Pada ternak ayam, pencernaan mekanis terjadi di dalam organ yang bernama empedal atau tembolok. Dengan bantuan grit (bebatuan) makanan akan dihaluskan.
2. Pencernaan secara Kimiawi
Pencernaan secara kimiawi disebut juga dengan pencernaan enzimatis. Pemanfaatan enzim dalam organ pencernaan melibatkan berbagai bahan kimia. Bahan-bahan kimia tersebut berperan dalam pencernaan kandungan makanan seperti karbohidrat, protein, dan lemak.
Pencernaan secara enzimati spada ayam terjadi di dalam usus, khususnya di bagian usus halus (small intestine) karena terdapat berbagai enzim pencernaan seperti enzim lipase, tripsin, dan amilase.
3. Pencernaan secara Mikrobiologik
Pencernaan secara mikrobiologik terjadi dengan bantuan mikroorganisme. Karena beberapa bahan makanan biasanya tidak dapat dicerna atau perlu bantuan mikroorganisme guna mendapatkan hasil pencernaan yang maksimal. Pencernaan dengan bantuan mikroorganisme pada ayam terjadi pada bagian caecum atau usus buntu.
Baca juga : ” Sistem Reproduksi pada Ayam “
B. Organ Sistem Pencernaan Ayam dan Fungsinya
Sistem pencernaan ayam terdiri dari berbagai organ penting, seperti paruh, kerongkongan (oesophagus), tembolok (crop), proventrikulus, gizzard (empedal), dan usus yang teridri dari usus halus, usus buntu, dan usus besar, serta berakhir pada kloaka.
Kloaka merupakan saluran akhir dari sistem pencernaan ayam, berfungsi untuk mengeluarkan feses bercampur urine yang disebut dengan manure. Untuk lebih jelasnya, perhatikan gambar sistem pencernaan ayam berikut ini :
1. Mulut
Mulut pada ayam dinamakan dengan paruh. Di dalam mulut, ditemukan adanya lidah yang berfungsi untuk memudahkan penelanan makanan ke dalam system pencernaan selanjutnya, yaitu oesophagus atau kerongkongan.
Di dalam mulut sendiri, makanan dilumasi dengan sejenis mukosa agar makanan mudah bergerak di dalam kerongkongan. Ayam minum dengan memanfaatkan paruhnya. Paruh digunakan sebagai sendok untuk mengambil air minum, kemudian ayam akan menengadahkan kepalanya yang membuat air masuk ke dalam kerongkongan.
2. Kerongkongan (Oesophagus)
Kerongkongan merupakan saluran memanjang yang berbentuk seperti pipa. Kerongkongan atau oesophagus berguna untuk meneruskan makanan menuju tembolok.
Pada oesophagus terdapat bentukan otot polos yang berfungsi untuk membuat gerakan peristaltic, sehingga makanan dapat sampai di Crop atau tembolok.
3. Tembolok (Crop)
Tembolok merupakan tempat penyimpanan makanan sementara. Sebenarnya, tembolok hanyalah diferensiasi dari oesophagus yang mengalami pembesaran.
Akan tetapi, di dalam tembolok makanan disimpan salama beberapa lama sehingga makanan melunak. Karena di dalam tembolok terdapat cairan yang berfungsi untuk melunakkan makanan.
4. Proventrikulus (Lambung Kelenjar)
Proventrikulus merupakan lambung sejati pada ayam. Di dalam proventrikulus terjadi pencernaan secara enzimatis yang melibatkan sekresi asa klorida (HCl), enzim pepsin, dan cairan getah untuk mencerna protein.
5. Empedal (Gizzard)
Empedal atau yang sering disebut sebagai ampela merupakan bentukan seperti kantung bulat. Empedal memiliki otot yang sangat kuat, sesuai dengan fungsinya yaitu membuat makanan menjadi lebih halus.
Dengan bantuan grit (bebatuan kecil), empedal dapat membuat makanan menjadi lebih halus. Itulah sebabnya kenapa ayam sering mematuk batuan dan dimakan.
Dalam skala peternakan, grit dari bebatuan kecil dapat digantikan dengan kulit kerang sehingga gizinya lebih banyak.
6. Usus Halus (Small Intestine)
Sama seperti hewan ruminansia, usus halus pada ayam terbagi menjadi tiga bagian. Yaitu duodenum, jejunum, dan ileum. Di dalam duodenum terdapat beberapa enzim pencernaan seperti enzim lipase, amilase, dan tripsin.
Oleh karena itu, pencernaan secara enzimatis paling banyak dilakukan pada bagian small intestine atau usus halus.
Baca juga : ” Proses Pembentukan Telur Ayam “
7. Usus Buntu (Caecum)
Usus buntu merupakan terusan dari usus halus. Di dalam usus buntu terjadi pencernaan secara mikrobiologik dengan bantuan mikroorganisme dan juga absorbsi air untuk memenuhi kebutuhan air di dalam tubuh ayam. Selain itu absorbsi air berfungsi agar tinja tidak keluar terlalu encer.
9. Usus Besar (Large Intestine)
Usus besar merupakan saluran seperti usus halus, akan tetapi memiliki ukuran yang lebih besar. Sama seperti di caecum, di dalam usus besar juga terjadi absorbsi air.
8. Kloaka
Kloaka merupakan saluran akhir sistem pencernaan ayam. Kloaka berfungsi sebagai saluran buang hasil sisa pencernaan, seperti feses yang bercampur dengan urine, dan juga asam urat.
C. Kesimpulan
Dengan memahami sistem pencernaan pada ayam, maka peternak akan lebih mengetahui bagaimana pakan yang diberikan kepada ayam mereka diproses di dalam tubuh ayam. Menjadi daging atau telur dan dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Selain itu, sebagai dokter hewan mempelajari sistem pencernaan pada ayam memudahkan kita untuk melakukan diagnosa suatu penyakit.
Terima kasih telah membaca mengenai sistem pencernaan pada ayam. Semoga bermanfaat dan sukses selalu peternakan ayamnya.
Daftar Pustaka :