Informasi kesehatan hewan kesayangan seperti anjing dan kucing, serta berbagai hewan ternak meliputi sapi, kambing, domba, ayam dan lainnya. Berbagai teknologi pemberian pakan untuk kesehatan hewan ternak juga dibahas dalam website ini.
Menjalani usaha peternakan ayam memiliki tantangan tersendiri dalam hal pengendalian penyakit unggas. Karena penyakit pada ayam terjadi bukan pada satu atau dua individu saja, melainkan beberapa individu dalam satu flock kandang ayam. Tentunya ini harus menjadi perhatian khusus ketika menjalani usaha peternakan ayam. Salah satu penyakit yang harus diwaspadai oleh peternak ayam adalah Marek Disease pada Ayam.
Penyakit Marek atau dikenal dengan Marek’s Disease (MD) pada ayam merupakan penyakit yang sangat mudah menular dan ditandai dengan adanya tumor pada saraf perifer, serta tumor pada berbagai organ dalam, kulit, dan otot sehingga dapat dikatakan sebagai penyakit limfoproliferatif. Penyakit ini dilaporkan oleh Dr. Jozsef Marek pada tahun 1907 di Hongaria. Penyakit Marek juga dikenal dengan nama fowl paralysis, range paralysis, dan neurolymphomatosis (Retno et al, 2015).
Bagi peternak ayam, penyakit Marek sangat merugikan karena organ dalam ayam yang telah sembuh dari penyakit ini tetap mengalami perubahan, sehingga produktivitasnya tidak akan sebagus produktivitas sebelumnya atau dapat dikatakan menurun. Selain itu, Marek Disease pada ayam juga memiliki sifat imunosupresif sehingga ayam akan lebih rentan terkena penyakit lain.
Marek’s Disease disebabkan oleh virus herpes-2 golongan B dari famili Herpesviridae. Virus ini memiliki bentuk heksagonal, tidak memiliki envelope, dan berukuran sekitar 85-100 nm sampai 150-170 nm. Asam inti virus berupa DNA berantai ganda (ds DNA) (Direktorat Kesehatan Hewan, 2014).
Virus penyebab penyakit Marek (Herpesvirus) yang terdapat pada kulit ayam yang terlepas dapat bersifat infeksius selama 4-8 bulan pada suhu kamar. Virus dapat menular ke ayam sehat karena virus yang ada bereplikasi dan terjadi shedding virus lewat kulit dan bulu.
Virus Marek berkembangbiak di dalam limfosit yang akan menyebabkan kerusakan pada jaringan limfoid, serta selama 7 hari terjadi infeksi laten (infeksi yang tidak aktif) di dalam limfosit T. Sel T akan membawa virus ke dalam aliran darah ke berbagai organ tubuh, seperti organ visceral dan saraf perifer.
B. Gejala Klinis Marek’s Disease
Marek Disease pada ayam memiliki beberapa gejala, di antaranya adalah :
Kehilangan nafsu makan
Lemah
Diare
Hilangnya keseimbangan tubuh
Kelumpuhan sebagian dan keseluruhan
Tortikolis
Lesi okuler (iris berwarna abu-abu gelap) akibat infiltrasi sel limfoid pada mata dan terjadi depigmentasi pada iris dapat berujung pada kebutaan
Pembengkakan pada saraf ischiadicus
Apabila nervus vagus terserang maka akan terjadi gangguan pernapasan
C. Penularan Penyakit Marek
Marek’s Disease hanya ditularkan secara horizontal, yaitu dari ayam satu ke ayam yang lain. Penularan dapat terjadi secara langsung maupun secara tidak langsung. Penularan secara langsung dapat terjadi dari ayam yang terinfeksi ke ayam sehat. Sumber penularan paling penting dan utama dari virus ini adalah epitel folikel bulu yang dapat menyebar bersama dengan debu maupun litter kandang.
Ayam yang sehat dapat terserang penyakit Marek karena Herpesvirus masuk ke dalam tubuh dengan cara inhalasi atau terhirup ke saluran pernapasan.
D. Diagnosa
Menurut Direktorat Kesehatan Hewan (2014), diagnosa yang dapat dilakukan adalah berdasarkan gejala klinis, patologi anatomi, serta isolasi dan identifikasi virus. Virus diisolasi secara in vivo pada telur ayam berembrio dan in vitro pada biakan sel dan ayam percobaan.
Sementara itu identifikasi virus dapat diakukan dengan FAT (Fluorescent antibody test), AGID (Agar gel immuno diffusion), VN (virus neutralisasi), ELISA (Enzym linked immunossorbent assay) dan COFAL test. Pemeriksaan antibodi menggunakan uji Elisa dan SN test.
Penyakit Marek sering dikelirukan dengan ND, cacar-difteri, ensefalomalasia, avitaminosis E, dan epidemik tremor. Penyakit Marek juga dapat dikelirukan dengan Limfoid Leukosis (LL), retikuloendoteliosis, Myeloid leukosis, dan berbagai penyakit pembentuk tumor yang lain. Berikut adalah tabel perbedaan antara Marek’s Disease dengan Limfoid Leukosis (Direktorat Kesehatan Hewan (2014) :
Gambaran
Marek’s Disease
Limfoid Leukosis (LL)
Umur
Lebih dari 6 minggu
Lebih dari 16 minggu
Gejala
Paralisa (kelumpuhan)
Non spesifik
Kejadian
Di atas 5% tanpa vaksinasi
Sekitar 5%
Gejala Syaraf
Sering ada
Tidak ada
Bursa fabricius
Atropi (Pembesaran diffus)
Tumor dengan nodul
Tumor pada kulit, otot, dan proventriculus
Kemungkinan ada
Tidak selalu ada
Pusat syaraf
Ada
Tidak ada
Proliferasi limfoid pada kulit
Ada
Tidak ada
Tumor dan cytologi
Tumor pleomorfik terma suk Limfosit besar dan kecil, sel retikulum limfoblast terdapat
Limfoblast
F. Pengendalian Penyakit Marek
Hingga saat ini tidak ada pengobatan yang dapat menyembuhkan penyakit Marek. Adapun beberapa pencegahan yang dapat dilakukan untuk menghindari penyakit Marek menurut Retno et al (2015) adalah sebagai berikut :
Membeli DOC yang telah divaksin Marek oleh perusahaan pembibitan
Peternakan dikelola dengan baik agar tercipta suasana yang nyaman bagi ayam
Mengurangi kepadatan ayam di dalam kandang
Waktu istirahat kandang harus selalu diperhatikan, yaitu minimal 14 hari
Melakukan sanitasi kandang dengan baik
Desinfeksi peralatan peternakan
Terima kasih telah membaca artikel mengenai Marek Disease pada ayam. Semoga artikel ini dapat membantu kamu. Bagikan artikel ini agar bermanfaat bagi orang lain. Sukses selalu peternakan ayam Indonesia !
Direktorat Kesehatan Hewan. 2014. Manual Penyakit Unggas. Direktorat Kesehatan Hewan, Direktorat Bina Produksi Peternakan, Departemen Pertanian RI, Jakarta Indonesia.
Retno, Diyanti F., C. Lilis Lestariningsih, Budi Purwanto, Suwadi Hartono. 2015. Penyakit-penyakit pada Ayam. Bandung : PT. Medion.
Mahasiswa Pendidikan Profesi Dokter Hewan Universitas Airlangga. Berusaha memberikan pelayanan Kesehatan Hewan dengan Fokus pada Pencegahan dan Perawatan secara Holistik.