Informasi kesehatan hewan kesayangan seperti anjing dan kucing, serta berbagai hewan ternak meliputi sapi, kambing, domba, ayam dan lainnya. Berbagai teknologi pemberian pakan untuk kesehatan hewan ternak juga dibahas dalam website ini.

"Manusya Mriga Satwa Sewaka"

Gigih Fikrillah S, S.K.H. | Hubungi Kami

Studi Kasus : Prolapsus Rektum pada Kucing Jat

Sebelum berbicara lebih jauh mengenai studi kasus prolapsus rektum pada kucing. Kali ini izinkan saya untuk berbagi sedikit cerita mengenai kucing saya dan Rini ” Jat “. Jat adalah seekor kucing rescue yang pernah mengalami prolapsus rektum hingga harus dilakukan prosedur operasi.

DOWNLOAD PDF – Studi Kasus : Prolapsus Rektum pada Kucing Jat

Satu tahun silam kami berdua sedang menikmati makanan di bawah pohon dekat pantai. Pada saat itu Rini mendengar suara kucing yang mengeong. Ternyata kucing tersebut berada di atas pohon. Biasanya ketika ada orang makan seekor kucing akan mendekat, namun tidak dengan Jat. Curiga dengan tingkah lakunya, Rini pun mendekati pohon itu dan melihatnya dari bawah.

Baca juga : ” Kenali Volvulus Syndrome pada Anjing “

Kami berdua kaget ketika mengetahui bahwa dubur kucing tersebut keluar dan berwarna merah. Waktu itu kami masih semester awal perkuliahan kedokteran hewan, sehingga kami belum terlalu paham mengenai apa yang terjadi pada kucing tersebut. Tanpa berpikir panjang, saya pun memanjat pohon dan mengambil kucing tersebut.

Setelah itu kami membawa kucing itu pulang ke rumah. Berawal dari rasa peduli, waktu itu saya, Rini, Hilal, dan Ka Jatmiko memutuskan untuk pergi ke Rumah Sakit Hewan (RSH) Banyuwangi, Jawa Timur. Ketika di RSH dokter hewan mengatakan bahwa Jat mengalami Prolapsus Rektum.

Prolapsus rektum merupakan kondisi keluarnya satu atau lebih lapisan rektum melalui orificium ani. Pada umumnya prolapsus rektum terjadi pada hewan muda dan tua karena konstipasi, endoparasit, diare, faktor keturunan, kehilangan daya sphincter ani, dan pelonggaran selaput lendir rektum (Muhadjir dkk, 2019).

Setelah itu Jat mendapatkan beberapa penanganan berupa :

  • Pemeriksanaan fisik seperti pengecekan suhu tubuh dan penimbangan berat badan.
  • Dilakukan handling pada kucing dengan posisi tengkurap atau ventral recumbency. Bagian belakang lebih tinggi dibandingkan bagian depan.
  • Daerah perianal dibersihkan menggunakan carian NaCl fisiologis.
  • Pemberian antibiotik untuk menghindari terjadinya infeksi bakteri.
  • Reposisi secara aseptik dengan bantuan pelicin.
  • Pemberian anestesi lokal.
  • Penjahitan dengan metode Purse String menggunakan benang nonabsorbable.

Alhamdulillah pada saat itu biaya kucing Jat pasca penanganan dibayarkan oleh Ka Jatmiko. Terima kasih Ka Jatmiko. Selang beberapa waktu, jahitan purse string terlepas dikarenakan memang kondisi anus sudah membiru dan mudah sekali robek. Sehingga terjadi prolapsus rektum kembali.

Baca juga : ” Berbagai Penyebab Muntah pada Anjing “

Melihat kondisi Jat, kami berkonsultasi dengan seorang dokter hewan di RSH tersebut untuk penanganan lebih lanjut. Karena keterbatasan biaya, kami melakukan open donasi untuk kucing Jat. Alhamdulillah dalam beberapa hari donasi sudah terkumpul untuk biaya operasi. Semoga donatur selalu diberikan keberkahan dan kesehatan aamiin.

Setelah dana operasi terkumpul, kucing Jat dirujuk untuk mendapatkan tindakan operatif berupa Colopexy.

Colopexy merupakan sebuah tindakan operatif atau pembedahan yang dirancang untuk membuat perlekatan serosa kolon ventral ke dinding abdomen untuk mencegah pergerakan colon (Stephen, 1997).

Colopexy berguna untuk mencegah agar kucing tidak kembali mengalami prolapsus rektum. Prolapsus rektum adalah penyakit yang umum terjadi pada anjing dan kucing, dan kolopeksi adalah metode yang efisien untuk mengatasinya (Zhang, 2013).

Berikut adalah serangkaian tindakan yang dilakukan dalam proses Colopexy pada kucing :

  • Pemeriksaan fisik seperti pengukuran suhu dan berat badan.
  • Dilakukan pemuasaan selama kurang lebih delapan jam.
  • Dilakukan pemeriksaan fisik kembali.
  • Pemberian anestesi.
  • Tindakan Colopexy.
  • Perawatan pasca operasi.

Pasca tindakan operatif, kucing Jat tidak mengalami prolapsus rektum lagi. Terima kasih telah membaca artikel mengenai Studi Kasus : Prolapsus Rektum pada Kucing Jat. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi pembaca.

Daftar Pustaka :

  • Muhadjir, I. M., Wandia, I. N., & Wardhita, A. A. G. J. 2019. Laporan Kasus: Prolapsus Rektum pada Kucing Persia Peaknose.
  • Stephen R. Hance, 1997. Colopexy, Veterinary Clinics of North America: Equine Practice. Volume 13, Issue 2, Pages 351-358. ISSN 0749-0739.
  • Zhang, Shi-Xia, et al. 2013. Laparoscopic colopexy in dogs. Journal of Veterinary Medical Science. 12-0538.
Drh. Gigih Fikrillah S
Drh. Gigih Fikrillah S

Mahasiswa Pendidikan Profesi Dokter Hewan Universitas Airlangga. Berusaha memberikan pelayanan Kesehatan Hewan dengan Fokus pada Pencegahan dan Perawatan secara Holistik.

Articles: 245

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *