Informasi kesehatan hewan kesayangan seperti anjing dan kucing, serta berbagai hewan ternak meliputi sapi, kambing, domba, ayam dan lainnya. Berbagai teknologi pemberian pakan untuk kesehatan hewan ternak juga dibahas dalam website ini.
Pemalsuan bahan pakan ternak adalah tindakan mengganti sebagian bahan asli dengan bahan palsu yang memiliki kemiripan untuk meningkatkan kuantitas pakan ternak yang dibuat.
Berbagai kasus pemalsuan bahan pakan ternak yang ditemukan di lapangan berhubungan dengan harga pakan yang meningkat. Kesempatan tersebut dimanfaatkan oleh beberapa penjual untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar.
Pemalsuan dilakukan pada bahan pakan ternak yang digunakan, bukan pada pakan ternak yang telah jadi. Sehingga, identifikasi lebih sulit untuk dilakukan.
DOWNLOAD PDF – Pemeriksaan Pemalsuan Bahan Pakan Ternak
Pembeli yang awam tentu saja tidak dapat mengetahui hal tersebut. Bahkan beberapa bahan tidak dapat terdeteksi hanya dengan pemeriksaan secara mikroskopis, sehingga harus dilakukan pemeriksaan secara kimiawi.
Pada dasarnya, bahan pakan palsu memiliki kualitas yang lebih rendah daripada bahan yang asli. Seperti gizi maupun kecernaannya bagi ternak.
Bahkan beberapa bersifat toksik (racun) bagi ternak. Oleh karena itu, penting bagi peternak untuk selalu berhati-hati dalam melakukan transaksi jual beli pakan di pasar.
Pemalsuan bahan pakan ternak adalah tindakan mengganti sebagian bahan asli dengan bahan palsu yang memiliki kemiripan untuk meningkatkan kuantitas pakan ternak yang dibuat.
Hal tersebut dilakukan oleh penjual demi memperoleh keuntungan yang lebih besar. Beberpa pemalsuan bahan pakan dilakukan untuk meningkatkan nilai gizi pada pakan. Namun, hal tersebut justru membuat kualitas pakan menurun. Seperti pemalsuan kandungan protein tepung ikan dengan menggunakan tepung bulu.
Tepung bulu memiliki kandungan protein yang lebih tinggi dibandingkan dengan tepung ikan. Namun, daya cernanya jauh lebih rendah. Sehingga kualitas pakan menurun.
Bahan pakan palsu yang ditambahkan ke dalam campuran bahan pakan utama disebut dengan bahan subalan (adulterant). Biasanya, pakan yang dibuat dengan tambahan bahan subalan memiliki harga yang relatif murah dibandingkan dengan pakan yang murni.
Oleh karena itu, jika harga yang ditawarkan oleh penjual tidak sesuai dengan harga pasar, perlu dicurigai adanya indikasi pemalsuan bahan pakan.
Penggunaan pakan yang mengandung bahan subalan tentu saja memiliki dampak negatif bagi peternak. Hal tersebut karena pakan dengan bahan palsu memiliki kualitas yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan pakan yang murni, terutama pada kandungan nutrisinya.
Bahkan penggunaan bahan subalan terkadang membuat ternak menjadi sakit. Karena beberapa bahan subalan mengandung toksik (racun).
Sebagai peternak, tentu hal tersebut akan berdampak buruk bagi perkembangan usaha ternaknya. Karena salah satu dari tiga faktor penting kesuksesan dalam beternak adalah ‘feeding’(pemberian pakan).
Semakin tinggi kualitas pakan yang diberikan, maka semakin bagus hasil yang akan didapatkan.
Namun ketika ternak mendapatkan pakan yang mengandung bahan subalan, di mana kualitasnya lebih buruk, pertumbuhan ternak tentunya akan terganggu. Jika hal ini terjadi pada peternakan skala besar, tentunya kerugian yang terjadi juga besar.
Oleh karena itu, penting bagi peternak untuk selalu mamantau kondisi pakan yang diberikan kepada ternaknya setiap hari. Baik dari segi kuantitas maupun dari segi kualitasnya.
C. Bahan Pakan yang Sering Dipalsukan
Bahan subalan yang digunakan memiliki kemiripan dengan bahan pakan asli, baik dari segi warna, tekstur, maupun bentuknya.
Bahan subalan yang sering digunakan antara lain sekam padi giling, tongkol jagung giling, serbuk gergaji dari kayu (tahi gergaji), kotoran ayam, urea, dan berbagai jenis batuan seperti batu merah serta pasir halus.
Pencampuran bahan pakan didasarkan atas kesamaan warna, tekstur, dan bentuk bahan subalan dengan bahan asli. Sehingga masyarakat awam tidak akan mencurigai hal tersebut.
Bahan pakan yang menjadi sasaran oknum untuk dipalsukan tentunya bahan pakan yang memiliki kualitas tinggi, sulit didapatkan, atau harganya mahal.
Berikut adalah beberapa bahan pakan yang sering dipalsukan beserta bahan subalannya :
Dengan adanya berbagai keresahan di masyarakat, terutama peternak. Penting sebagai paramedic veteriner atau dokter hewan untuk melakukan pemeriksaan pakan yang beredar di pasaran.
Pemeriksaan bahan subalan ditujukan untuk mencegah terjadinya jual beli yang tidak adil, karena salah satu pihak dirugikan. Penentuan kemurnian suatu bahan pakan dapat diketahui dengan melakukan pemeriksaan.
Terdapat dua jenis pemeriksaan yang dapat dilakukan berdasarkan pengukuran, yaitu pemeriksaan kualitatif (indikator tidak diukur) dan pemeriksaan kuantitatif (indikator dapat diukur). Berikut penjelasannya :
1. Pemeriksaan Kualitatif
Pemeriksaan kualitatif merupakan pemeriksaan dengan melihat indikator dengan panca indera.
Pemeriksaan ini ditujukan untuk melihat sifat fisik suatu pakan, seperti tekstur, warna, dan bentuk dari bahan pakan yang terdapat di dalamnya. Pemeriksaan ini dilakukan dengan menggunakan alat pembesar seperti stereomikroskop.
2. Pemeriksaan Kuantitatif
Pemeriksaan kualitatif merupakan pemeriksaan yang dapat digunakan untuk mengetahui seberapa banyak bahan subalan yang terdapat di dalam suatu pakan.
Pemeriksaan kualitatif sederhana dapat dilakukan dengan meletakkan beberapa pakan yang diduga mengandung subalan bahan pakan. Pakan tersebut diletakkan pada alas yang memiliki warna kontras dengan bahan pakan yang diperiksa.
Kemudian, dapat dilakukan pengamatan mengenai banyaknya bahan pakan yang disubal. Namun cara ini memiliki kelemahan, karena pengukuran dilakukan secara tidak pasti.
Oleh karena itu, terdapat beberapa cara lain yang bisa digunakan untuk mengukur persentase subalan yang terdapat dalam suatu pakan. Berikut penjelasannya :
a. Berdasarkan Ukuran Partikel
Beberapa bahan subalan pakan yang digunakan memiliki ukuran yang berbeda dengan bahan asli pakan. Sehingga pemeriksaan dapat dilakukan dengan mengukur besarnya partikel bahan tersebut.
Pemeriksaan berdasarkan ukuran partikel dapat dilakukan dengan menggunakan saringan (ayakan). Terdapat beberapa ukuran saringan yang dapat digunakan, yaitu mulai dari ukuran terbesar 20 mesh, 40 mesh, dan 60 mesh.
Pemeriksaan pertama dilakukan dengan menggunakan saringan dengan ukuran paling halus, yaitu 20 mesh. Kemudian bahan pakan yang tidak lolos saringan disaring dengan menggunakan saringan yang memiliki diameter lubang lebih besar, yaitu 40 mesh dan 20 mesh.
Hasil pemeriksaan menunjukkan adanya perbedaan ukuran partikel yang didapatkan. Hal itu dapat digunakan untuk identifikasi bahan subalan pakan.
b. Berdasarkan Berat Partikel
Pemeriksaan ini dilakukan berdasarkan perbedaan kelarutan bahan pakan yang satu dengan bahan pakan yang lain.
Untuk melakukan pemeriksaan ini, dibutuhkan zat pelarut organik seperti khloroform atau CCl4 sebanyak dua kali volume sampel bahan pakan yang akan diperiksa. Pemeriksaan harus dilakukan dengan menggunakan wadah yang tembus pandang, seperti gelas ukur.
Dari pemeriksaan itu, dapat ditemukan adanya perbedaan kelarutan bahan pakan.
Umumnya bagian yang paling atas merupakan partikel organik ringan, pada bagian tengah terdapat partikel yang larut dalam lemak, dan yang terakhir (di bawah) terdapat endapan partikel anorganik (mineral). Setelah itu, bahan dipisahkan dan dikeringkan.
Selanjutnya dapat dilakukan pemeriksaan lebih lanjut pada bahan yang mengapung dengan melakukan penyaringan.
Sedangkan pada bahan yang mengendap di bawah dapat dilakukan pemeriksaan lebih lanjut dengan uji mineral. Berikut adalah frasi yang didapatkan dengan menggunakan zat pelarut :
c. Analisis Kimiawi
Analisis kimiawi digunakan untuk mengetahui kandungan nutrien dalam suatu pakan. Seperti kadar air, mineral, protein kasar, serat kasar, lemak kasar, abu, dan bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN).
Pada umumnya, pakan yang mengandung subalan (adulterant) memiliki kandungan serat kasar yang lebih tinggi dan protein kasar yang lebih rendah.
Meskipun demikian, beberapa oknum tetap memiliki cara untuk mengakalinya. Misalnya penggunaan tepung bulu untuk meningkatkan kadar protein pada pemalsuan tepung ikan. Atau penambahan urea untuk meningkatkan kandungan non protein nitrogen (NPN) dalam pakan.
Terdapat beberapa cara untuk menangani hal tersebut, seperti penggunaan urease utnuk mendeteksi urea, penggunaan fluoroglucinol untuk mendeteksi sekam dan serbuk gergaji, dan penggunaan NaOH dengan bromothymol blue digunakan sebagai larutan unutk pengujian kertas saring (paper test).
Pemalsuan bahan pakan ternak merupakan kasus yang tidak baru lagi. Namun, penjual yang curang selalu mencari celah untuk bisa melakukan pemalsuan bahan pakan.
Sebagai konsumen yang bijak, selalu berhati-hati dalam melakukan transaksi jual beli merupakan tindakan yang harus dilakukan. Seperti melakukan pemeriksaan bahan contohnya.
Peraturan yang jelas tercantum dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan, dan perubahannya dalam Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2014 pasal 22 ayat 2, menjelaskan bahwa pakan yang dibuat untuk diedarkan secara komersial harus memenuhi standar atau persyaratan teknis minimal dan keamanan pakan serta memenuhi ketentuan cara pembuatan pakan yang baik yang ditetapkan dengan Peraturan Menteri.
Dari peraturan tersebut, sudah jelas bahwa pemalsuan bahan pakan ternak merupakan tindakan yang menyalahi aturan. Sehingga pelaku dapat dikenai hukuman.
Oleh karena itu, mari sebagai orang yang memiliki wawasan pengetahuan, untuk selalu bekerja bersama membangun peternakan yang Indonesia yang lebih baik lagi.
Terima kasih telah membaca artikel mengenai Pemalsuan Bahan Pakan Ternak, semoga artikel ini menjadi salah satu solusi permasalahan yang sedang anda hadapi saat ini.
Daftar Pustaka :
Sidik, Romziah. 2016. Bukur Ajar : Teknologi Pakan Hewan. Surabaya, Fakutlas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga : PT Revka Petra Media. ISBN : 978-602-4170-58-5.
Winarsih, Wiwik Heny. 2018. Penyakit Ternak yang Perlu Diwaspadai Terkait Keamanan Pangan. Jawa timur : Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Timur. Jurnal Litbang Kebijakan. Volume 12 Nomor 2.
Yanuartono. 2017. Urea : Manfaat pada Ruminansia. Yogya : Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada. Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan 28 (1): 10 – 34. ISSN : 0852-3681.
Mahasiswa Pendidikan Profesi Dokter Hewan Universitas Airlangga. Berusaha memberikan pelayanan Kesehatan Hewan dengan Fokus pada Pencegahan dan Perawatan secara Holistik.