Informasi kesehatan hewan kesayangan seperti anjing dan kucing, serta berbagai hewan ternak meliputi sapi, kambing, domba, ayam dan lainnya. Berbagai teknologi pemberian pakan untuk kesehatan hewan ternak juga dibahas dalam website ini.
Klasifikasi antibiotik terbagi menjadi klasifikasi antibiotik berdasarkan mekanisme kerja dalam menghambat atau membunuh mikroorganisme penyebab penyakit, klasifikasi antibiotik berdasarkan spektrum penggunaannya dalam pengobatan, dan klasifikasi antibiotik berdasarkan daya toksisitas selektif terhadap mikroorganisme penyebab penyakit.
Halo sobat veteriner ! Antibiotik merupakan jenis obat yang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat. Keberadaa antibiotik sangat membantu kesembuhan berbagai penyakit yang disebabkan oleh bakteri. Nah, pada artikel kali ini kita akan membahas lebih detail mengenai klasifikasi antibiotik. Namun sebelum itu, mari kita ketahui terlebih dahulu apa itu antibiotik dan mengapa sekarang disebut sebagai antimikroba termasuk sejarahnya.
Antibiotik berasal dari bahasa latin yaitu anti yang memiliki arti melawan, membunuh, membasmi dan bios yang memiliki arti hidup. Sehingga antibiotik dapat didefinisikan sebagai zat kimia yang dihasilkan oleh organisme hidup (dalam hal ini kapang atau jamur) tertentu, dalam konsentrasi tertentu yang mampu bertindak sebagai bakteriostatik atau bakteriosid (Meles, 2020).
Bakteriostatik berarti antibiotik berfungsi menghambat pertumbuhan mikroorganisme penyebab penyakit, sedangkan bakteriosid berarti berfungsi membunuh kehidupan mikroorganisme penyebab penyakit. Dalam hal ini adalah bakteri.
Definisi antibiotik di atas hanya berlau untuk antibiotik yang masih diisolasi dari proses perkembangbiakan jamur atau kapang tertentu. Seperti Penicillin G dan Penicillin V. Namun, saat ini antibiotik telah dibuat semisintetik dan sintetik untuk produksi skala industri farmasi. Oleh karena itu, definisi di atas menjadi kurang tepat karena tidak lagi membiakkan jamur atau kapang tertentu sebagai sumber utama penghasil antibiotik.
Sehingga untuk saat ini beberapa literatur menyebutkan antimikroba, bukan antibiotik lagi. Namun, beberapa literatur lain masih menyebutkan antibiotik walaupun dibuat secara semisintetik dan sintetik karena berdasarkan pada bagaimana awal mula ditemukannya antibiotik.
Antibitok pertama kali ditemukan oleh Paul Erlich pada tahun 1910 untuk menangani infeksi mikroba. Jenis antibiotik yang ditemukan oleh Erlich ini adalah Salvarsan yang digunakan untuk melawan syphilis. Pada tahun 1928, Alexander Flemming secara tidak sengaja menemukan Penicillin karena beliau meninggalkan biakan bakteri, membiarkannya terbuka, dan kemudian ditinggal berlibur :V anehnya terdapat bentukan yang di sekilingnya tidak ditumbuhi oleh bakteri.
Tujuh tahun kemudian, pada tahun 1935, Gerhard Domagk menemukan sulfa, yang akhirnya membuka jalan penemuan obat anti TB isoniazid. Selkman Wakzman dan Albert Schatz pada tahun 1943 menemukan obat anti TB pertama yaitu Streptomycin (Utami, 2011 dalam Hartika, 2018).
Penicillin mulai diresepkan untuk penyembuhan penyakit infeksi akibat bakteri pada tahun 1940-an. Penicillin merupakan agen luar biasa dalam hal kemanan dan khasiat yang diberikannya, karena telah menyelamatkan nyawa banyak orang yang terluka ketika masa Perang Dunia II berlangsung.
Pada tahun 1944, ditemukan antibiotik Streptomycin, aminoglikosida. Setelah itu, ditemukan antibiotik lain seperti Kloramfenikol, Tetrasiklin, Makrolida, dan Glikopeptida.
Sekitar tahun 1950 muncul jenis bakteri baru yang tidak dapat dilawan oleh Penicilin. Tapi berkat inovasi dari para ilmuwan antibiotik baru semakin banyak ditemukan. Tetapi pada akhir 1960, kurangnya penemuan membuat dunia khawatir akan semakin banyaknya bakteri yang resisten terhadap antibiotik. Tahun 1962, ditemukan antibiotik kuinolon, yang diperoleh dari hasil sistesis asam nalidiksat (Saga & Yamaguchi, 2009).
Hingga pada tahun 1999 ilmuan berhasil mengembangkan antibiotik baru namun sedikit terlambat karena sudah banyak bakteri yang resisten (Borong, 2012).
Untuk saat ini, penggunaan antibiotik lebih mengarah pada prinsip kehati-hatian, di mana hal ini untuk menghindari terjadinya Resistensi Antibiotik. Kita akan membahas Resistensi Antibiotik di artikel yang akan datang. Termasuk bagaimana antibiotik digunakan dalam skala industri peternakan sebagai AGP (Antibiotic Growth Promoter).
C. Klasifikasi Antibiotik
Klasifikasi antibiotik dalam buku yang ditulis oleh Meles et al, 2020 terbagi menjadi :
Klasifikasi antibiotik berdasarkan mekanisme kerja dalam menghambat atau membunuh mikroorganisme penyebab penyakit
Klasifikasi antibiotik berdasarkan spektrum penggunaannya dalam pengobatan
Klasifikasi antibiotik berdasarkan daya toksisitas selektif terhadap mikroorganisme penyebab penyakit
Perhatikan tabel di bawah ini agar lebih mudah untuk memahami klasifikasi antibiotika :
Klasifikasi Antibiotik
Penjelasan
Contoh
(1) Berdasarkan mekanisme kerja
(a) Menghambat sintesis membran sel (b) Menghambat sintesis protein (c) Merusak keutuhan membran sel (d) Menghambat sintesis dan merusak asam nukleat (e) Menghambat metabolisme
Terima kasih telah membaca artikel mengenai klasifikasi antibiotik, termasuk pengertian dan sejarahnya. Semoga artikel ini membantu kamu dalam mendalami ilmu pengetahuan kedokteran hewan atau farmasi. Minum antibiotik sampai habis dan selalu patuhi aturan dokter. Bebaskan AMR !
Daftar Pustaka :
Borong, Meyta. F. 2012. Kerasionalan Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Rawat Inap Anak Rumah Sakit M.M Dunda Limboto Tahun 2011. Laporan Hasil Karya Tulis Ilmiah. Program Studi D-III Farmasi Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan dan Keolahragaan Universitas Negeri Gorontalo.
Hartika, N. A. (2018). Gambaran Tingkat Pengetahuan Masyarakat Tentang Penggunaan Antibiotik di Dusun Pucangan Bumirejo Mungkid. (Doctoral dissertation, Skripsi, Universitas Muhammadiyah Magelang).
Meles, Dewa Ketut., et al. 2020. Farmakoterapi dan Toksikologi. Duta Persada Press. ISBN 978-602-7982-89-5.
Saga, T., & Yamaguchi, K. 2009. History of Antimicrobial Agents and Resistant Bacteria, 137(3), 103–108.
Mahasiswa Pendidikan Profesi Dokter Hewan Universitas Airlangga. Berusaha memberikan pelayanan Kesehatan Hewan dengan Fokus pada Pencegahan dan Perawatan secara Holistik.