Informasi kesehatan hewan kesayangan seperti anjing dan kucing, serta berbagai hewan ternak meliputi sapi, kambing, domba, ayam dan lainnya. Berbagai teknologi pemberian pakan untuk kesehatan hewan ternak juga dibahas dalam website ini.

"Manusya Mriga Satwa Sewaka"

Gigih Fikrillah S, S.K.H. | Hubungi Kami

Sistem Reproduksi Anjing Jantan dan Anjing Betina

Sistem reproduksi anjing jantan terdiri dari organ kelamin primer berupa gonad jantan yang disebut dengan testes dan kelenjar assesoris berupa prostat. Selain itu, anjing memiliki saluran-saluran reproduksi yang terdiri dari epididymis, vas deferens, ampula, dan urethra. Sedangkan alat kelamin bagian luar terdiri dari penis yang berfungsi sebagai organ kopulatoris (kawin).

Sistem reproduksi anjing jantan dengan sistem reproduksi anjing betina memiliki perbedaan yang signifikan. Mulai dari organ reproduksi primer hingga saluran yang menghubungkannya.

Sistem reproduksi anjing jantan terdiri dari organ kelamin primer berupa gonad jantan yang disebut dengan testes dan kelenjar assesoris berupa prostat. Selain itu, anjing memiliki saluran-saluran reproduksi yang terdiri dari epididymis, vas deferens, ampula, dan urethra. Sedangkan alat kelamin bagian luar terdiri dari penis yang berfungsi sebagai organ kopulatoris (kawin).

DOWNLOAD PDF – Sistem Reproduksi Anjing Jantan dan Anjing Betina

Sedangkan sistem reproduksi pada anjing betina terdiri dari ovarium sebagai organ reproduksi primer yang berfungsi untuk menghasilan sel telur atau ovum beserta hormon-hormon reproduksi.

Saluran reproduksi anjing betina terdiri dari tuba fallopii atau oviduct, uterus cervix, dan vagina. Sedangkan pada bagian luar, terdapat sinus urogenitalis, vulva, dan klitoris.

Anjing betina memiliki vestibulum yang terletak di atas alat reproduksi. Vestibulum merupakan saluran keluarnya air kencing. Oleh karena itu, apabila terjadi infeksi saluran kencing, dampaknya dapat terjadi secara langsung pada saluran reproduksi.

Anjing merupakan hewan liar yang telah mengalami domestikasi, karena memberikan berbagai manfaat yang berguna bagi manusia.

Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mempelajari bagaimana sistem reproduksi pada anjing. Bukan hanya itu, dalam artikel ini juga akan dibahas mengenai dewasa kelamin dan siklus birahi pada anjing.

A. Sistem Reproduksi Anjing Jantan

sistem reproduksi anjing jantan

Sistem reproduksi pada dasarnya merupakan keseluruhan kinerja secara bersama susunan anatomi dan fisiologi dari beberapa organ. Sistem reproduksi pada anjing berkaitan dengan bagaimana organ-organ reproduksi saling berkaitan dan bekerja sama satu dengan yang lain.

Berikut merupakan penjelasan mengenai anatomi reproduksi anjing jantan, mulai dari organ kelamin utama, saluran reproduksi, dan kelenjar assesoris yang dimilikinya. Ashdown dan Hancock (1980) dalam Harlina (1986) memaparkan mengenai anatomi reproduksi anjing jantan berikut ini :

1. Testes

Testes merupakan disebut sebagai organ kelamin primer karena fungsinya segagai penghasil sel spermatozoa. Terdapat dua buah testes pada anjing, yaitu testes bagian kanan dan tesetes bagian kiri. Berbentuk ovoid dan dibungkus oleh lapisan luar yang dinamakan dengan skrotum.

Selain menghasilkan spermatozoa, tesetes juga berfungsi untuk menghasilkan hormon kelamin jantan yang disebut dengan testosteron. Spermatozoa diproduksi di dalam tubulus seminiferus atas pengaruh hormon FSH (Follicle Stimulating Hormone).   Sedangkan hormon testosteron dihasilkan oleh sel-sel leydig atas pengaruh hormon ICSH (Interstitial Cell Stimulating Hormone).

Selain itu, pada tubulus seminiferus terdapat sel sertoli yang berfungsi sebagai nursing cell utnuk merawat pertumbuhan dan perkembangan sel sperma selama proses spermatogenesis.   Proses spermatogenesis dibagi menjadi dua, yaitu spermatositogenesis dan spermiogenesis.

Spermatosistogenesis merupakan proses perkembangan sperma mulai dari sepermatosit perimer hingga spermatid. Sedangkan spermiogenesis merupakan proses perkemabangan sperma mulai dari spermatid hingga spermatozoa.

2. Epididymis

Epididymis merupakan saluran reproduksi yang menghubungkan testes dengan vas deferens. Terdapat tiga bagian epididymis, yaitu caput epididymis (kepal), corpus epididymis (badan), dan cauda epididymis (ekor).

Sedangkan di dekat ligamentum testes, epididymis mengalami pembesaran disebut degan vas deferens. Terdapat empat fungsi utama epididymis, yaitu transportasi, konsentrasi, pendewasaan, dan penyimpanan spermatozoa.  

3. Vas Deferens dan Kelenjar Assesoris

Vas deferens memanjang beserta pembuluh darah dan syaraf membentuk funiculus spermaticus atau corda spermatica. Sedangkan klenjar assosoris anjing hanya berupa prostat. Kelenjar prostat berfungsi untuk menambah volume cairan ejakulasi, membantu pergerakan spermatozoa, penyangga pH, dan membersihkan urethra sebelum semen diejakulasikan.

4. Ampula

Ampula merupakan vas deferens yang mengalami pembesaran. Ampula pada anjing kecil dan kurang berkembang.

5. Urethra

Urethra merupakan saluran yang berfungsi mengeluarkan semen dan urine. Urethra rentan mengalami infeksi apabila mikroorganisme seperti bakteri berhasil masuk ke dalamya.

6. Penis

Berbeda dengan penis pada hewan mamalia lainnya, penis pada anjing memiliki bentukan khusus yang disebut dengan bulbus glandis. Bulbus glandis berukuran besar dengan pembungkus elastis, sehingga proses ereksi pada anjing membutuhkan waktu yang cukup lama.

Penis berfungsi sebagai alat kopulasi, yaitu ketika terjadi proses pemasukan semen ke dalam saluran reproduksi betina. Selain itu, penis juga berfungsi utuk mengeluarkan cairan ekskresi berupa urine.

B. Sistem Reproduksi Anjing Betina

sistem reproduksi anjing betina

Pada umumnya, sistem reproduksi hewan betina memiliki struktur yang lebih kompleks dibandingkan dengan sistem reproduksi hewan jantan. Sistem reproduksi hewan betina berfungsi untuk menerima dan menyalurkan sel-sel spermatozoa, menyediakan lingkungan untuk tumbuh dan berkembang, serta memberi makan dan melahirkan individu yang baru.

Selain itu, adanya glandula mammae atau kelenjar susu dapat disebut sebagai organ pelengkap reproduksi karena hubungannya sangat erat dengan berbagai proses yang ada dalam sistem reproduksi anjing.

Hafez (1980) dalam Harlina (1986) memberikan gambaran mengenai anatomi reproduksi anjing betina sebagai berikut :

1. Ovarium

Ovarium merupakan organ reproduksi primer pada anjing betina. Ovarium berfungsi untuk menghasilkan sel telur atau ovum dan hormon kelamin betina estrogen dan progesteron. Ovarium pada anjing berbentuk oval dan pipih, dengan berat satu hingga delapan gram. Ovarium digantung oleh mesovarium.

Ovarium terdiri dari dua bagian, yaitu bagian tengah atau medulla dan bagian tepi atau cortex. Pada medulla, terdapat pembuluh darah dan syaraf, sedangkan cortex merupakan tempat pembentukan sel telur dan hormon reproduksi.

Ovarium dikelilingi oleh sel kecambah yang siap matang. Urutan perkembangannya adalah folikel primer, folikel sekunder, folikel tertier, dan folikel de graaf. Setelah itu, sel theca interna akan menghasilkan estrogen yang dapat memecah folikel de graaf yang menyebabkan ovum keluar dair ovarium. Proses ini disebut dengan ovulasi.

Jumlah oosit dalam ovarium anjing berbeda pada masing-masing fase pertumbuhan. Anjing yang baru lahir setidaknya mengandung 700.000 oosit, kemudian menurun menjadi 250.000 ketika pubertas.

Anjing yang berusia lima tahun memiliki kurang lebih 33.000 oosit, sedangkan anjing yang berusia sepuluh tahun memiliki kurang lebih 500 oosit. Jumlah oosit juga dipengaruhi oleh faktor hereditas dan faktor lingkunan. Diperkirakan sebanyak 3-15 folikel de graaf anjing matang setiap estrus. 

2. Tuba Fallopii

Tuba fallopii merupakan saluran yang menghubungkan ovarium dan uterus, terbagi menjadi fimbrae infundibulum, ampula tuba fallopii, dan isthmus, dengan penggantungnya yang disebut dengan mesosalpinx. Tuba fallopii disebut juga dengan oviduct. Pada oviduct, terjadi proses kapasitasi, fertilisasi, dan pembelahan embrio.

3. Uterus

Uterus merupakan sebuah saluran yang digunakan untuk menerima ovum yang telah dibuahi, pemberian nutrisi, dan perlindungan foetus. Uterus terdiri dari tanduk uterus atau cornua uteri, badan uterus atau corpus uteri, dan cervix uteri.

Terdapat berbagai tipe uterus pada hewan, anjing sendiri memiliki uterus dengan tipe bicornua. Dengan cornua yang cukup panjang, yaitu antara 10 cm hingga 14 cm, sedangkan corpusnya mencapai 1.4 cm hingga 2 cm. Hal tersebut merupakan penyesuaian anatomik terhadap produksi anak anjing yang banyak.

Baca juga : ” Berbagai Tipe Uterus pada Hewan “

4. Vagina dan Alat Kelamin Bagian Luar

Vagina merupakan organ reproduksi betina yang terdiri dari bagian vestibulum sebagai saluran kencing yang berhubungan dengan vulva, dan portio vaginalis yang berhubungan dengan cervix.

Di antara kedua bagian tersebut, terdapat selaput tipis yang disebut dengan hymen. Hymen disebut juga dengan selaput dara. Ketika kopulasi, selaput dara tersebut akan robek.

Organ reproduksi bagian luar anjing terdiri dari vestibulum, vulva, dan klitoris. Vestibulum memiliki musculus sirkuler yang ketika terjadi kopulasi, musculus tersebut akan mengalami kontraksi. Hal ini yang menyebabkan kopulasi pada anjing dapat terkait.  

C. Siklus Reproduksi Anjing

Pada umumnya, siklus reproduksi pada anjing terdiri dari pubertas atau dewasa kelamin, musim kawin, spermatogenesis pada anjing jantan, ovulasi pada anjing betina, kopulasi, fertilisasi, kebuntingan, dan kelahiran. Runtutan siklus reproduksi akan dipaparakan secara singkat berikut ini :

siklus reproduksi pada anjing

1. Pubertas

Pubertas atau dewasa kelamin merupakan suatu periode pada hewan dan manusia. Di mana, pada periode ini organ-organ reproduksi berfungsi dan perkembangbiakan atau reproduksi dapat terjadi.

Pada hewan jantan, pubertas ditandai dengan kemampuannya utnuk kawin dan menghasilkan sperma. Sedangkan pada hewan betina, pubertas ditandai dengan birahi dan ovulasi. Tentunya, hal tersebut disertai dengan perubahan kelamin sekunder yang terjadi.

Kirk (1970) dalam Harlina (1986) menyebutkan bahwa anjing mengalami dewasa kelamin ketika umurnya mencapai 7-9 bulan dengan variasi 6-18 bulan. Perbedaan variasi umur pubertas disebabkan oleh faktor lingkungan, di mana anjing liar mengalami pubertas yang lebih cepat dibandingkan dengan anjing peliharaan.

2. Musim Kawin

Anjing merupakan hewan monoestrus yang mengalami dua kali musim kawin dalam satu tahun. Tentunya, hal tersebut juga sangat bergantung pada lingkungan tempat tinggal anjing tersebut. Anjing yang dikandangkan mengalami musim kawin yang lebih sedikit, atau bahkan nihil dibandingkan dengan anjing yang hidup bebas.

3. Pubertas dan Spermatogenesis

Pubertas pada anjing jantan ditandai dengan timbulnya sifat kelamin sekunder, keinginan kopulasi, dan kemampuan kopulasi, serta kemampuan menghasilkan spermatozoa hidup dalam semen. Pubertas pada anjing jantan terjadi sekitar usia 6 bulan. Naum, sebaiknya anjing jantan dikawinkan pada usia 8 bulan hingga 10 bulan.

Berbeda dengan anjing betina, anjing jantan tidak mengalami siklus birahi. Anjing jantan dapat menghasilkan spermatozoa sepanjang waktu sehingga dapat kopulasi sepanjang tahun. Spermatozoa dihasilkan dalam tubulus seminiferus, melalui proses yang dinamakan dengan spermatogenesis.

4. Birahi dan Ovulasi

Birahi merupakan suatu keadaan di mana anjing betina memiliki keinginan dan siap menerima pejantan untuk kopulasi. Pada dasarnya, birahi pada anjing mengalami siklus yang terus berputar. Mulai dari proestrus, estrus, metestrus, diestrus, dan anestrus.

Periode penting dalam siklus birahi adalah estrus, di mana pada saat ini anjing betina mengeluarkan feromon yang berguna untuk menarik pejantan dari jarak yang jauh. Pemeriksaan siklus birahi pada anjing dapat dilakukan dengan swap vagina dengan pewrnaan Wright. Kemudian diperiksa menggunakan mikroskop.

5. Kopulasi dan Fertilisasi

Kopulasi merupakan suatu proses di mana anjing melakukan perkawinan, porses kopulasi ditujukan untuk proses selanjutnya yaitu fertilisasi. Fertilisasi merupakan proses bergabungnya spermatozoa dan ovum atau sel telur. Meskupun seluruh proses reproduksi ditentukan pada fertilisasi, namun fertilisasi tidak termasuk ke dalam proses reproduksi.

6. Kebuntingan

Periode kebuntingan pada anjing berkisar antara 58 hari hingga 63 hari. Selama proses kebuntingan, plasenta bertambah besar dan membantu penyaluran nutrisi untuk janin. Terdapat beberapa cara untuk memeriksa kebuntingan anjing, seperti palpasi abdominal, radiografi, ultrasonografi (USG), dan auskultasi.  

7. Kelahiran

Proses kelahiran terbagi menjadi dua tahap, yaitu tahap permulaan dan tahap pengeluaran foetus. Kelahiran pada anjing ditandai dengan beberapa hal, seperti gelisah, menurunnya nafsu makan, dan timbulnya kelakukan induk seperti membuat sarang.

Baca juga : ” Cara Memandikan Anjing dengan Baik dan Benar “

D. Kesimpulan

Pengetahuan mengenai fisiologi dan anatomi sistem reproduksi sangat penting untuk dipelajari. Sebab, tindakan medis didasarkan pada kedua hal tersebut. Seperti target operasi atau target pemberian obat. Dengan mengetahui dasar tersebt, kecelakaan atau kesalahan dalam penanganan dapat diminalisir.

Sistem reproduksi juga berkaitan erat dengan berbagai peran hormon reproduksi yang menyertainya. Masing-masing hormon memiliki peran masing-masing, terdistribusi pada organ tertentu, dan saling berkaitan satu sama lain. Pembahasan mengenai berbagai hormon reproduksi akan dibahas pada artikel yang akan datang.

Semangaat dan terus berkarya, semoga sukses. Terus semangat masyarakat Indonesia, pemerintah Indonesia, dan tentunya petugas medis yang terus berusaha keras untuk menyelesaikan permasalahan pandemi saat ini.  

Daftar Pustaka :

  • Harlina, Eva. 1986. Pola Reproduksi Anjing. Bogor : Fakultas Kedokteran Hewan. Institut Pertanian Bogor.
  • Popesko, Peter. Atlas Topographical Anatomy of The Domestic Animals. Dog. Male and Female. Sex organs in situ from left side. Left pelvic limb removed. Page 537 and 538. from 558. Accessed from vetbooks.ir.
  • Setiabudi, Rudy Sukamto. Topografi Anatomi Abdomen-Thorax. Surabaya : Fakultas Kedokteran Hewan. Laboratorium Anatomi Veteriner Universitas Airlangga.  
 
 
 

 

 
Drh. Gigih Fikrillah S
Drh. Gigih Fikrillah S

Mahasiswa Pendidikan Profesi Dokter Hewan Universitas Airlangga. Berusaha memberikan pelayanan Kesehatan Hewan dengan Fokus pada Pencegahan dan Perawatan secara Holistik.

Articles: 245

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *