Terdapat berbagai hal yang dapat menyebabkan kucing kesayangan kamu mengalami mencret atau diare. Namun, penyebab diare pada kucing yang paling umum terjadi adalah karena makanan.
Salah satu penyebab kucing mencret atau diare adalah makanan. Beberapa kucing terkadang tidak cocok terhadap jenis makanan tertentu. Selain itu, makanan yang basi juga dapat menjadi penyebab kucing kamu mengalami diare.
DOWNLOAD PDF – Penyebab Kucing Mencret atau Diare
Hal yang harus diperhatikan ketika kucing diare adalah tingkat keparahan dari diare itu sendiri. Karena, tidak semua diare dapat diatasi tanpa pemberian obat. Misalnya diare bercampur dengan darah. Apabila terjadi hal demikian pada kucing, sebaiknya segera bawa ke dokter hewan terdekat untuk penanganan yang tepat.
Diare merupakan sebuah gejala dari suatu penyakit. Diare dapat terjadi pada kucing di semua usia, mulai dari kucing kecil hingga kucing dewasa. Pada dasarnya, diare terjadi karena sistem pencernaan mengalami gangguan.
Gangguan tersebut dapat terjadi karena berbagai hal, pada artikel ini akan dibahas mengenai berbagai penyebab diare pada kucing.
A. Penyebab Diare Ringan pada Kucing
1. Makanan Kucing
Makanan dan minuman merupakan sumber energi yang harus terus dikonsumsi oleh kucing imut agar tetap sehat dan cantik. Namun, apa yang teradi jika makanan tersebut malah menjadi sumber penyakit bagi kucing kamu.
Makanan menjadi penyebab yang paling umum pada kucing yang mengalami diare. Misalnya makanan basi atau kadaluarsa. Berbagai bakteri dan jamur tentu tumbuh subur dalam makanan basi. Apabila kucing kamu memakannya, maka akan terjadi diare.
Selain makanan basi, pergantian makanan secara drastis atau mendadak juga dapat menyebabkan kucing mengalami diare. Berdasarkan pengalaman saya, kucing kecil yang baru saja belajar memakan makanan kering biasanya mengalami diare. Oleh karena itu, sebaiknya pergantian makanan dilakukan sedikit demi sedikit.
Pemberian makanan kering secara terus menerus juga tidak baik bagi kucing kamu. Karena hal tersebut dapat menyebabkan penyakit Feline Urinary Tract Disease (FLUTD). Hal tersebut menyebabkan kucing kesulitan buang air kecil. Sebelumnya, FLUTD dikenal dengan penyakit Feline Urologic Syndrome (FUS).
2. Minuman Kucing
Sama seperti hewan lainnya, kucing membutuhkan air untuk memenuhi kebutuhan cairan dalam tubuh. Beberapa pemilik kucing memberikan air putih sebagai minuman utama kucing. Namun, tidak semua pemilik kucing memberikan air putih yang sudah matang.
Pemberian air mentah tidak dianjurkan. Karena air mentah mengandung banyak mikroorganisme yang berbahaya bagi kesehatan kucing, beberapa dari mereka dapat menyebabkan diare. Oleh karena itu, lebih baik diberikan air galon atau air yang sudah direbus.
Selain air yang tidak bersih, susu juga dapat menjadi penyebab kucing mengalami diare. Pemberian susu manusia kepada kucing tentu saja tidak dianjurkan, karena memiliki kandungan laktosa yang berbeda. Makanan dengan kandungan laktosa susu yang tinggi seperti es krim, yoghurt, keju, dan krim juga tidak dianjurkan untuk diberikan.
3. Kucing Stress
Selain pemberian minuman yang keliru, stress juga menjadi salah satu penyebab kucing mencret atau diare. Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan kucing stress. Seperti kegagalan dalam proses perkawinan, pergantian pemilik, dan kondisi lingkungan yang tidak mendukung.
Apabila kucing stress, maka pola makannya akan terganggu. Selain itu, sistem kekebalan tubuhnya juga akan menurun. Hal tersebut yang menjadi alasan kenapa stress dapat menyebabkan kucing mengalami diare.
Baca juga : ” 11 Cara Merawat Anak Kucing yang Baru Lahir “
B. Penyebab Diare Berat pada Kucing
1. Terkena Agen Infeksi
Terdapat beberapa jenis agen infeksi yang dapat menyebabkan diare pada kucing. Mulai dari virus, bakteri, dan parasit. Parasit terbagi menjadi tiga, yaitu protozoa, nematoda atau cacing, dan arthropoda atau serangga. Namun, yang paling sering menyebabkan diare pada kucing adalah protozoa dan nematoda. Karena beberapa jenis darinya menyerang sistem pencernaan kucing.
Beberapa agen infeksi memiliki target penyerangan pada saluran pencernaan. Sehingga menyebabkan reaksi peradangan. Hal tersebut dapat dilihat dari feses kucing yang bercampur dengan darah. Apabila terjadi hal demikian, segera periksakan kucing lucu kamu ke dokter hewan terdekat agar tidak terjadi infeksi yang lebih parah.
2. Radang Peritoneum
Pritoneum merupakan lembar yang melapisi organ abdominal. Radang peritoneum pada kucing dapat disebabkan oleh infeksi virus Feline Infectious Peritonitis atau FIP. Di mana virus tersebut tergolong ke dalam famili Coronaviridae.
Feses dari hewan yang terinfeksi FIP merupakan sumber penularan utama bagi kucing lan yang dipelihara secara berkelompok. Oleh karena itu, disarankan untuk menggunakan wadah feses atau litter box yang berbeda untuk masing-masing kucing.
3. Alergi
Alergi makanan juga dapat menyebabkan kucing mengalami mencret atau diare. Meskipun jarang terjadi, hal ini harus tetap diwaspadai. Karena beberapa kucing memiliki reaksi alergi yang berbeda satu sama lain.
4. Gangguan Organ Dalam
Organ dalam merupakan organ vital yang bekerja dalam proses metabolisme tubuh. Masing-masing organ memiliki peranan yang sangat penting, terutama dalam hal pengolahan makanan menjadi energi yang siap digunakan.
Gangguan organ dalam seperti ginjal, pancreas, dan hati serta gangguan kelenjar yang berperan dalam proses pencernaan dapat menimbulkan reaksi yang kompleks. Salah satu reaksi yang ditimbulkan adalah terjadinya diare pada kucing.
Pembetnukan enzim pencernaan memiliki peranan yang sangat penting dalam pengolahan makanan. Apabila organ yang berfungsi membentuk enzim tersebut mengalami gangguan, tentu saja produksi enzim tidak berlangsung secara optimal. Manifestasi dari hal tersebut adalah diare atau mencret.
5. Kekurangan Vitamin
Defisiensi atau kekurangan vitamin dapat menyebabkan gangguan metabolisme tubuh. Salah satunya adalah terjadinya diare. Kucing yang mengalami defisiensi vitamin B dapat mengalami diare. Hal ini berkaitan dengan peran vitamin B dalam membantu proses pemecahan lemak dan protein dalam saluran pencernaan.
Baca juga : ” Perbedaan Kucing Anggora dan Persia “