Sebelum melakukan pemeriksaan, seorang dokter hewan membutuhkan informasi mengenai identitas hewan dari pemilik hewan atau Client. Hal tersebut dilakukan karena tidak hanya satu atau dua hewan saja yang ditangani, melainkan banyak hewan dengan informasi yang berbeda.
DOWNLOAD PDF – Ambulator
Sehingga diperlukan sebuah identitas yang tersusun rapi agar tidak terjadi kekeliruan data, termasuk data rekam medis. Adanya rekam medis memudahkan seorang dokter hewan untuk melakukan diagnosa dan terapi penyakit tertentu. Identitas hewan yang telah didapatkan dicatat dalam sebuah kertas yang dinamakan dengan Ambulator.
Pada dasarnya, ambulator adalah sebuah catatan yang terdiri dari sinyalemen, hasil anamnesa, inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi, serta metode pemeriksaan lain seperti radiologi dan pemeriksaan laboratorium.
Berikut adalah penjelasan dari masing-masing bagian ambulator :
1. Sinyalemen
Sinyalemen dalam ambulator merupakan bagian paling dasar, terdiri dari nama hewan, jenis hewan, jenis kelamin, warna rambut, umur, dan informasi mendasar lainnya mengenai identitas hewan. Contohnya sebagai berikut :
- Nama Hewan : Timy
- Jenis Hewan : Kucing
- Ras : Persia
- Jenis Kelamin : Jantan
- Warna Rambut : Hitam dan Putih
- Umur : 6 bulan
- Nama Pemilik : Ibu Rini Apriliawati
- Alamat : Jalan Kemuning RT 01/RW 01 Glagah, Banyuwangi
- Nomor Telefon : 0000-0000-0000
Baca juga : ” 14 Bagian Daging Sapi yang Harus Kamu Ketahui “
2. Anamnesa
Anamnesis adalah kegiatan komunikasi yang dilakukan antara dokter sebagai pemeriksa dan pasien yang bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang penyakit yang diderita dan informasi lainnya yang berkaitan sehingga dapat mengarahkan diagnosis penyakit pasien. (FK-UNHAS, 2016)
Dalam hal ini, dokter hewan dapat menanyakan informasi tentang penyakit yang pernah diderita hewan melalui klien atau pemilik hewan. Pertanyaan yang dapat diajukan oleh dokter hewan kepada klien dapat berupa nafsu makan hewan, program vaksin, pemberian obat cacing, gejala yang dialami oleh hewan, dan pertanyaan lain yang dapat memudahkan dokter hewan dalam menentukan diagnosis.
3. Inspeksi
Inspeksi adalah memeriksa dengan melihat dan mengingat. Inspeksi merupakan metode observasi yang digunakan dalam pemeriksaan fisik. (Sugiarto, 2018) Inspeksi dapat dilakukan dengan melihat Gait atau cara berjalan, Body Movement atau gerakan tubuh, postur tubuh, melihat ada tidaknya tanda stres, dan hal lain yang dapat diamati secara visual.
4. Palpasi
Palpasi adalah metode pemeriksaan yang dilakukan dengan cara meraba menggunakan satu atau dua tangan. Dengan melakukan palpasi, seorang dokter hewan dapat mengetahui gambaran organ tubuh atau massa abnormal yang dapat diketahui dari berbagai aspek. Aspet tersebut terdiri dari ukuran, tekstur permukaan, konsistensi massa, lokasi massa, suhu, rasa nyeri pada suatu organ atau bagian tubuh, denyutan atau getaran, dan batas organ di dalam tubuh.
5. Perkusi
Suatu metode pemeriksaan fisik dengan cara melakukan pengetukan pada bagian tubuh dengan menggunakan jari, tangan, atau alat kecil untuk mengevaluasi ukuran, konsistensi, batas atau adanya cairan dalam organ tubuh. (Sugiarto, 2018) Dengan melakukan perkusi, didapatkan suara yang berasal dari ketukan. Dalam hal ini, pengalaman sangat menentukan keakuratan hasil yang didapatkan.
6. Auskultasi
Auskultasi adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan cara mendengarkan suara dari dalam tubuh, biasanya menggunakan bantuan stetoskop. Hal yang diperhatikan dalam melakukan auskultasi adalah frekuensi, intensitas, durasi, dan kualitasi suara. Auskultasi dapat digunakan sebagai metode pemeriksaan paru dan jantung.
Baca juga : ” 7 Jenis Silo yang Harus Kamu Ketahui “
7. Metode Pemeriksaan Lain
Dalam hal ini, pemeriksaan dengan metode pemeriksaan yang lain, misalnya pemeriksaan radiologi untuk melihat gambaran struktur organ dalam tubuh hewan. Selain itu, juga terdapat pemeriksaan laboratorium, seperti pemeriksaan kimiawi, hematologi, bakteriologi, dan parasit.
8. Rekam Medis
Pada bagian rekam medis, hal yang perlu didata adalah temperatur rektal, frekuensi pulsus, frekuensi nafas, berat badan, kondisi umum, kulit bulu, membran mukosa, kelenjar limfa, muskuloskeletal, sistem sirkulasi, sistem respirasi, sistem digesti, sistem urogenital, sistem saraf, dan mata telinga.
Mengetahui fungsi dan bagian-bagian ambulator menjadi salah satu hal yang harus diketahui oleh seorang dokter hewan. Penggunaan ambulator untuk menyimpan data pasien sangat memudahkan dokter hewan dalam hal diagnosa dan pengobatan, baik masa itu maupun di masa mendatang.
Daftar Pustaka :
- FK-UNHAS. 2016. Manual Anamnesis Urogenital-1. Fakultas Kedokteran : Universitas Hasanuddin.
- Ridha, Ahmad. 2013. Laporan Praktikum Diagnosa Klinik. Surabaya : Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga.
- Sugiarto., dkk. 2018. Buku Manual Keterampilan Klinik Topik Basic Physical Examination : Teknik Inspeksi, Palpasi, Perkusi, dan Auskultasi. Universitas Sebelas Maret Fakultas Kedokteran. Kementerian Riset Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.