Koksidiosis atau yang dikenal dengan berak darah pada ayam adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit, Eimeria tenella.
Terdapat 1800 spesies Eimeria yang menyerang hewan, baik itu unggas maupun mamalia.Namun, hanya 7 spesies Eimeria saja yang menyebabkan penyakit pada ayam.
Di antaranya adalah E.praecox, E.tenella, E.acervulina, E.maxima, E.brunetti, E.mitis, dan E.nechatrix.
DOWNLOAD PDF – Koksidiosis pada Ayam
Eimeria tenella merupakan parasit yang menyebabkan berak darah pada ayam. Baik ayam broiler (pedaging) maupun ayam layer (petelur).
Kebanyakan parasit menyerang ayam broiler pada kisaran umur dua minggu. Sedangkan pada ayam layer mulai dari Day Old Chick (DOC) hingga ayam berumur delapan minggu.
Parasit Eimeria tenella menyebabkan koksidiosis dengan predileksi berada di usus halus dan caecum. Kedua organ pencernaan tersebut rusak akibat perkembangan Eimeria tenella di dalamnya. Sehingga mengalami infeksi dan terjadi haemorragi (pendarahan).
Hal itulah yang menyebabkan terjadinya berak darah. Di mana manure (campuran feses dan air kencing unggas) mengandung darah. Kejadian koksidiosis di Indonesia cukup sering di Indonesia. Dengan tingkat mortilitas (kematian) mencapai 80%-90%. Untuk mengatasi hal itu, pada beberapa pakan ayam sudah ditambahkan dengan antikoksidia.
Meskipun demikian, penyakit koksidiosis masih dapat menyerang peternakan ayam kapanpun dan di manapun.
Apabila terdapat satu ayam yang positif terkena penyakit koksidiosis sebaiknya segera dimusnahkan. Karena Eimeria tenella dapat menyebar melalui kontaminasi pakan dan air minum.
Faktor lain yang dapat mempercepat penyebaran penyakit koksidiosis adalah sanitasi kandang yang kurang baik, terutama pada litternya yang lembab.
A. Penyebab Koksidiosis
Koksidiosis merupakan penyakit parasitik yang disebabkan oleh Eimeria tenella. Di mana parasit tersebut menyerang saluran pencernaan ayam, terutama pada bagian usus halus dan caecum.
Terdapat 7 jenis Eimeria yang menyerang unggas. Namun, penyebab paling umum terjadinya koksidiosis pada ayam disebabkan oleh parasit Emeria tenella.Eimeria tenella merupakan parasit dari filum Apicomplexa, kelas Sporozoasida, ordo Eucoccidiorida, subordo Eimeriorina, dan famili Eimeriidae.
Deteksi yang dilakukan pada Eimeria tenella adalah dengan melihat morologi ookistanya. Di mana dalam satu ookista terdapat 4 sporokista dan pada masing-masing sporokista terdapat 2 sporozoit.
Untuk lebih jelasnya, berikut adalah bentuk ookista dari parasit Eimeria tenella :
Eimeria tenella mengalami perkembangbiakan di dalam dan di luar tubuh induk semang.
Mulai dari ookista yang bersporulasi, yang merupakan stadium infektif, hingga keluar bersama feses dan menyerang ayam yang lain.
Berikut adalah siklus hidup dari Eimeria tenella pada ayam :
Baca juga : ” Protozoa Trypanosoma penyebab Surra pada Kuda “
B. Gejala Koksidiosis
Pada umumnya, gejala klinis penyakit koksidiosis muncul setelah beberapa hari ayam terinfeksi. Ditandai dengan diare berdarah, bulu tegak berdiri, ayam lesu, dan nafsu makan menurun.
Hal tersebut mengakibatkan terjadinya penurunan berat badan pada ayam broiler, dan pada ayam layer menyebabkan produksi telur terhambat. Meskipun demikian, gejala klinis yang ditimbulkan oleh spesies Eimeria satu berbeda dengan spesies Eimeria yang lain.
Bahkan beberapa spesies Eimeria tidak memperlihatkan gejala klinis yang berarti karena masih tergolong ringan.
C. Penularan Koksidiosis
Penularan koksidiosis terjadi secara langsung melalui pakan dan air minum yang terkontaminasi. Ayam yang terkena penyakit koksidiosis akan mengeluarkan feses yang mengandung ookista.
Di mana ookista tersebut sudah bersporulasi (dalam stadium infektif). Pakan dan air minum yang terkontaminasi ookista bersporulasi dikonsumsi oleh ayam sehat.
Akibatnya ayam tersebut akan tertular. Apabila tidak segera ditangani, penyakit dapat menyebar dalam satu kandang ayam.
Baca juga : ” Kastrasi pada Kucing “
D. Pencegahan Koksidiosis
Pencegahan koksidiosis dapat dilakukan dengan cara memberikan antikoksidia. Di mana tercantum di dalam Permentan No. 14 Tahun 2017. Pemberian antikoksidia dapat membantu menurunkan tingkat kejadian penyakit koksidiosis.
Selain itu, pencegahan juga dapat dilakukan dengan menerapkan sanitasi kandan yang baik, seperti penjagaan kebersihan kandang, pergantian litter (alas kandang), serta pemberian pakan dan air minum yang higienis.
E. Pengobatan Koksidiosis
Penyembuhan dapat dilakukan dengan memberikan larutan amprolium HCl melalui air minum dengan dosis yang telah ditentukan.
Larutan tersebut sudah banyak diperjualbelikan, baik secara online maupun melalui toko peternakan. Contohnya seperti amprolin – 300 WS.
Baca juga : ” Tips Beternak Babi dengan Baik dan Benar “
F. Kesimpulan
Koksidiosis merupakan penyakit saluran pencernaan, baik pada unggas maupun pada mamlia. Gejala klinis paling jelas yang dapat diamati adalah adanya ceceran darah pada manure ayam terinfeksi.
Pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit koksidiosis harus dilakukan. Karena dapat menyebabkan kerugian yang besar, bahkan dapat berakibat pada kegagal panen.
Terima kasih telah membaca artikel mengenai koksidiosis pada ayam. Semakin maju peternakan unggas di Indonesia. Hidup rakyat Indonesia.
Daftar Pustaka :
- Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 14/Permentan/PK.350/5/2017. Jakarta : Menteri Pertanian Republik Indonesia.
- Retno, F. Diyanti. 2015. Penyakit-penyakit Penting Pada Ayam. Bandung: PT Medion.