Sapi lokal merupakan bangsa sapi yang telah beradaptasi dalam kurun waktu yang lama di Indonesia. Terdapat beberapa sapi lokal Indonesia dengan berbagai karakteristik yang diturunkan dari generasi ke generasi berikutnya. Pada dasarnya, setiap bangsa sapi memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Secara umum susunan genetik sapi-sapi lokal Indonesia merupakan campuran genetik dari Banteng (Bos javanicus), Bos indicus dan Bos taurus. Umumnya penamaan breed sapi lokal di Indonesia merujuk pada asal tempat atau daerah bangsa sapi dan kalsifikasi penggunaan produk dari sapi tersebut (Winaya, 2017).
Sapi lokal Indonesia dapat dimanfaatkan sebagai hewan ternak untuk diambil daging, susu, atau kulitnya untuk manusia. Beberapa jenis sapi lokal Indonesia di antaranya adalah Sapi Bali, Sapi Peranakan Ongole (PO), Sapi Aceh, Sapi Madura, Sapi Sumbawa, Sapi Pesisir, Sapi Jawa Trenggalek (Sapi Galekan), dan Sapi Rambon. Mari kita bahas satu persatu sapi lokal dari Indonesia tersebut.
1. Sapi Bali
Sapi bali adalah salah satu bangsa sapi yang ada di dunia. Sapi bali merupakan sapi asli dan murni Indonesia, merupakan keturunan asli banteng (Bibos banteng) yang telah didomestikasi sejak jaman prasejarah 3500 SM (Payne dan Rollinson, 1973). Dinamakan Sapi Bali karena gen asli sapi ini berasal dari pulau Bali yang kemudian menyebar luas ke daerah Asia Tenggara (Nozawa, 1979).
Leestyawati – 2021
Sapi Bali merupakan sapi lokal yang dapat dengan mudah kita kenali karena memiliki ciri yang sangat unik. Sapi bali berpenampilan kompak, sintal, dan tidak berpunuk. Dengan rambut badan sapi betina berwarna merah bata dan sapi jantan berwarna hitam. Pada bagian bawah persendian carpal dan tarsal memiliki warna putih. Warna putih juga dapat ditemukan pada area pantat dan paha bagian dalam yang berbentuk oval (white mirror).
Sapi Bali memiliki beberapa keunggulan seperti budah beradaptasi dengan lingkungan baru, memiliki tingkat kesuburan atau reproduksi yang baik, serta memiliki persentase karkas yang tinggi. Sehingga bagus untuk dijadikan sebagai sapi potong.
2. Sapi Peranakan Ongole (PO)
Sapi Peranakan Ongole (PO) sering juga disebut sebagai Sapi Putih. Sapi ini merupakan hasil persilangan antara jantan Sapi Sumba Ongole (SO) dengan betina Sapi Jawa yang berwarna putih. Sapi PO memiliki ciri berwarna putih ke abu-abu an dengan warna hitam di sekeliling mata, memiliki gumba dan gelambir yang besar dan menggantung.
Sapi lokal PO dapat ditemukan dengan mudah di pulau Jawa, terutama daerah Jawa Timur. Biasanya sapi PO dijadikan sebagai sapi pekerja untuk membajak sawah karena memiliki stamina yang kuat. Sapi ini mampu beradaptasi dengan baik dengan iklim yang ada di Indonesia.
Baca juga artikel : “Mengenal Karakteristik dan Kelebihan Sapi Brangus”
3. Sapi Aceh
Sapi Aceh merupakan sumber daya genetik ternak lokal dengan potensi yang baik. Sapi ini memiliki ciri badan yang padat dan kompak. Sapi Aceh jantan memiliki punuk, sedangkan yang betina tidak tetapi bagian pundak lebih menonjol dibandingkan dengan sapi Bali. Warna Sapi Aceh jantan lebih dominan merah bata, sedangkan untuk yang betina kuning langsat sampai merah bata.
4. Sapi Madura
Sapi Madura merupakan salah satu bangsa sapi lokal Indonesia yang diternakkan oleh rakyat di wilayah Pulau Madura, Jawa Timur. Sapi Madura merupakan hasil persilangan antara bos indicus dengan banteng, sehingga tahan terhadap iklim di Indonesia dan juga tahan terhadap serangan penyakit. Sapi Madura memiliki ciri berwarna merah bata atau merah cokelat.
Keunggulan Sapi Madura di antaranya adalah memiliki performans reproduksi yang baik, mampu beradaptasi dengan iklim tropis, tahan terhadap serangan penyakit, mudah dipelihara dan dikembangkan.
5. Sapi Sumbawa
Sapi Sumbawa merupakan sapi yang berasal dari Pulau Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara barat. Sapi Sumbawa memiliki ciri khas berwarna puti pada kepala dan tubuh, tetapi untuk sapi jantan berwarna putih abu-abu. Sapi Sumbawa memiliki punuk dan juga gelambir. Untuk sapi betina, memiliki tanduk dan telinga yang panjang. Sapi ini dapat beradaptasi dengan baik serta memiliki daya tahan tubuh yang bagus.
Kabupaten Sumbawa merupakan penyumbang populasi sapi terbesar di Provinsi NTB, dimana salah satu kecamatan dengan populasi sapi terbesar adalah Kecamatan Moyo Hilir. Pada umumnya, para peternak sapi di Kecamatan Moyo Hilir masih menerapkan sistem peternakan tradisional, dimana sapi dilepas liarkan secara alami di lahan gembala yang luas, dengan hanya tergantung pada ketersediaan pakan alami yang ada di lahan tersebut (Iwansurya, 2022).
Baca artikel mengenai : “LSD (Lumpy Skin Disease) pada Sapi”
6. Sapi Pesisir
Sapi Pesisir merupakan sapi lokal Indonesia yang tersebar di seluruh wilahay Provinsi Sumatera Barat. Sapi Pesisir memiliki karakteristik antara lain tanduk yang pendek dan mengarah keluar. Warna tubuh sapi dominan merah bata dengan variasi warna kekuningan, kecokelatan, dan kehitaman. Sapi Pesisir juga mampu beradaptasi dengan baik terhadap iklim yang ada di Indonesia. Selain itu, persentase karkasnya juga cukup tinggi sekitar 50,6%.
Sapi pesisir memiliki temperamen jinak sehingga mudah untuk dipelihara. Sapi pesisir merupakan sapi lokal yang sangat berpotensi untuk dijadikan sebagai penghasil daging.
7. Sapi Jawa Trenggalek (Sapi Galekan)
Sapi Galekan merupakan salah satu sapi potong lokal yang banyak dibudidayakan di daerah Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, tepatnya banyak ditemukan di Desa Panggul dan Desa Pringapus, Kecamatan Dongko (Retnowulan, 2017).
Sapi Galekan memiliki beberapa ciri di antaranya adalah moncong yang panjang, garis hitam membujir pada punggung sampai ke ekor, ukuran tubuh kecil, memiliki punuk, dan berwarna cokelat muda. Sapi Galekan mampu bertahan hidup dan berkembangbiak dalam kondis ipemeliharaan ekstensif.
8. Sapi Rambon
Sapi Rambon merupakan salah satu plasma nutfah lokal yang diupayakan sebagai salah satu alternatif dalam rangka memenuhi kebutuhan daging sapi dalam negeri (Efendy 7 Lukman, 2016). Sapi Rambon dapat ditemukan di daerah Jawa Timur, seperti Banyuwangi, Situbondo, dan Bondowoso. Daerah tersebut memiliki sapi dari 3 suku bangsa yaitu Jawa, Madura, dan Bali sehingga terjadi persilangan diantara ketiganya (Susilawati).
Berikut adalh ciri Sapi Rambon :
- Warna dominan bervariasi, seperti merah bata, merah coklat, merah mentah dengan batas warna tidak jelas
- Warna di bagian pantat putih
- Memiliki ekor panjang dengan bulu ekor berwarna hitam
- Warna kaki bervariasi, putih jelas, putih smear, merah bata
- Keberadaan punuk bervariasi, berpunuk, tidak berpunuk dan tidak jelas punuknya.
Di Banyuwangi sapi Rambon yang telah lama beradaptasi memiliki ciri-ciri fisik; warna kulit dominan merah bata, gelambir tipis, garis punggung hitam, warna kulit kaki putih smear, warna spesifik pantat putih smear, arah tanduk kesamping, warna bulu ekor hitam.
Demikian artikel mengenai jenis sapi lokal Indonesia. Semoga artikel ini dapat membantu kamu untuk mengenal berbagai sapi lokal yang ada di Indonesia. Terima kasih salam sehat luar biasa.
Daftar Pustaka :
- Efendy, Jauhar & Lukman Affandhy. 2016. Profil Sapi Rambon Berdasarkan Performans Produksi dan Reproduksi. Loka Penelitian Sapi Potong.
- Iwansurya, D. H. 2022. MODEL PEMBIAYAAN SYARIAH UNTUK PETERNAK SAPI DI KECAMATAN MOYO HILIR KABUPATEN SUMBAWA. Journal of Innovation Research and Knowledge, 1(9), 899-918.
- Leestyawati, Ni Wajan. 2021. Mengapa Bali Hanya Mengembangkan Sapi Bali. Dstanpangan Provinsi Bali.
- Retnowulan, Dita. 2017. Upaya Membangkitkan Sapi Potong Lokal Galekan dari Ancaman Kepunahan. BBIB SIngosari.
- Winaya, A. 2017. Teknologi Analisis DNA Dalam Penguatan Strategi Konservasi Genetik Sapi Lokal Indonesia.