Informasi kesehatan hewan kesayangan seperti anjing dan kucing, serta berbagai hewan ternak meliputi sapi, kambing, domba, ayam dan lainnya. Berbagai teknologi pemberian pakan untuk kesehatan hewan ternak juga dibahas dalam website ini.

"Manusya Mriga Satwa Sewaka"

Gigih Fikrillah S, S.K.H. | Hubungi Kami

Handling dan Restrain pada Hewan

Handling dan restrain pada hewan ternak dilakukan untuk memberi batasan gerak. Gerakan ternak dibatasi untuk memudahkan pemeriksaan kesehatan hewan, pengobatan penyakit, transportasi, pemotongan kuku, dehorning, dan sebagainya.

Handling dan restrain pada hewan ternak dilakukan untuk memberi batasan gerak. Gerakan ternak dibatasi untuk memudahkan pemeriksaan kesehatan hewan, pengobatan penyakit, transportasi, pemotongan kuku, dehorning, dan sebagainya.

Penerapan handling dan restrain pada hewan ternak sangat penting bagi dokter hewan, paramedic veteriner, maupun bagi peternak. Selain memudahkan penanganan, handling dan restrain juga berguna untuk meminimalisir terjadinya cedera lapangan.

DOWNLOAD PDF – Handling dan Restrain pada Hewan

A. Pengertian Handling dan Restrain

Handling merupakan suatu tindakan yang dilakukan untuk membatasi gerakan hewan dengan tangan. Namun, hewan masih tetap bisa bergerak. Misalnya, handling pada kucing dengan cara memegang punggung lehernya saat ingin melakukan injeksi. Sedangkan restrain merupakan tindakan membatasi pergerakan hewan dengan menggunakan alat tertentu.

Perbedaan handling dan restrain terletak pada alat yang digunakan. Handling menggunakan tangan saja, sedangkan restrain menggunakan peralatan seperti cow halter, nose lead, rope squeeze, dan hold in hadgate, serta mobile stall.

1. Cow Halter

Cow Halter atau Cow Halter Rope merupakan tali yang digunakan untuk mengikat kepala sapi. Penggunaannya dilakukan ketika sapi tersebut tidak memiliki tali keluh pada hidungnya. Tali yang digunakan pada cow halter berbeda-beda, hal tersebut membedakan kualitas masing-masing cow halter.

Bahkan, jika kamu memiliki kain tambang yang cukup panjang, kamu bisa membuat cow halter sendiri. Tetapi kamu harus memastikan bahwa simpul yang kamu buat benar-benar kuat. Begitu juga dengan tali yang digunakan, tidak boleh rusak ataupun kasar. Karena dapat melukai wajah si sapi.  

2. Nose Lead

Nose lead adalah peralatan restrain yang dipasang pada hidung sapi, tepatnya di cuping hidung. Sama halnya dengan cow halter, nose lead digunakan untuk mengarahkan kepala sapi agar menurut pada pemiliknya. Dibandingkan dengan tali keluh biasa, nose lead memiliki kelebihan, yaitu tidak perlu dilakukan pelubangan cuping hidung.

Sapi akan menuruti pemandu karena apabila memberontak sapi akan merasakan sakit pada hidungnya. Bahkan, jika menggunakan tali keluh biasa, hidung sapi bisa mengeluarkan darah. Hal tersebut tentu kurang bagus untuk sapi.

Baca juga : ” Cara Memandikan Kucing dengan Benar “

3. Rope Squeze

Rope Squeze merupakan seutas tali yang digunakan untuk merebahkan sapi. Seekor sapi yang berat dan bertubuh besar dapat dengan mudah dirobohkan menggunakan simpul dari rope squeze yang sudah terpasang. Namun, tentu saja dibutuhkan tenaga yang kuat untuk menarik rope squeze hingga si sapi roboh.  

4. Hold in Hadgate

Hold in hadgate atau kandang jepit merupakan alat restrain modern yang mudah dan cepat untuk digunakan. Selain kemudahan dalam pengoperasian, penggunaan kandang jepit dapat meminimalisir kemungkinan cedera yang dapat terjadi dengan baik.

Sapi dimasukkan terlebih dahulu ke dalam kandang jepit, kemudian kandang akan menjepit tubuh sapi. Begitu juga dengan kaki sapi. Setelah tubuh sapi terangkat sempurna, maka kandang akan miring hingga sapi terbaring.  

5. Mobile Stall

Sama halnya dengan kandang jepit, mobile stall juga bekerja dengan cara menjepit tubuh hewan di dalam kandang. Namun, mobile stall digunakan secara manual dan dapat dipindahkan dengan mudah. Biasanya, mobile stall digunakan untuk pemeriksaan kilat di padang penggembalaan.  

6. Brangus

Brangus merupakan penutup mulut atau moncong yang digunakan pada restrain anjing, kucing, dan hewan penggigit lainnya, misal buaya. Brangus di pasang pada moncong agar hewan tidak bisa menggigit orang.

Penggunaan brangus sangat penting untuk menangani anjing dan kucing yang agresif. Mengingat, gigitan anjing dan kucing tidak hanya menimbulkan luka. Namun, terkadang air liurnya mengandung bakteri atau virus berbahaya. Misalnya virus mematikan rabies, yang dapat menular melalui gigitan anjing dan kucing.  

7. Burrito

Burrito digunakan untuk menangani kucing. Kucing yang agresif dipakaikan burrito agar tidak bisa mencakar saat dilakukan penanganan. Kucing memiliki kuku yang tajam, sehingga penggunaan burrito dirasa penting untuk menghindari cedera karena cakaran.

Apabila restrain menggunakan peralatan sudah tidak memungkinkan, maka cara terakhir yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan bius atau anastesi. Bius dapat berupa bius umum atau bius lokal.

Penggunaan bius pada hewan penting dilakukan dalam beberapa keadaan, seperti pada pengobatan hewan buas yang sulit dijinakkan, maupun pada operasi tertentu untuk meminimalisir rasa sakit.

B. Manfaat Handling dan Restrain

Handling dan restrain memiliki beragam manfaat, baik untuk hewan ternak maupun orang yang menangani ternak tersebut. Penanganan ternak ditujukan untuk pemeriksaan kesehatan, pengobatan penyakit, dan perawatan rutin.

Penggunaan teknik handling dan restrain yang benar akan meminimalisir tingkat cedera yang dapat terjadi. Cedera dapat berasal dari gigitan, cakaran, pijakan, alergi, sengatan, tendangan, dan beberapa cedera lain seperti penyakit zoonosis.

Baca juga : ” OH (Ovariohisterectomy) pada Kucing “

C. Kesimpulan

Pengetahuan mengenai handling dan restrain harus dipelajari dengan baik, karena berkenaan langsung dengan penanganan hewan di lapangan. Berbagai hewan memiliki teknik handling dan restrain yang berbeda-beda. Penerapan handling dan restrain pada kucing digunakan untuk menghindari gigitan dan cakaran. Sedangkan pada sapi digunakan untuk menghindari tendangan, serudukan, dan himpitan.

Handling dan restrain bukanlah ilmu pengetahuan yang dihafalkan begitu saja, harus ada praktik langsung untuk meningkatkan skill (kemampuan) dari masing-masing orang. Oleh karena itu, diperlukan pembiasaan dalam menangani hewan tertentu.  

Drh. Gigih Fikrillah S
Drh. Gigih Fikrillah S

Mahasiswa Pendidikan Profesi Dokter Hewan Universitas Airlangga. Berusaha memberikan pelayanan Kesehatan Hewan dengan Fokus pada Pencegahan dan Perawatan secara Holistik.

Articles: 245

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *