Diagnosis Banding Berbagai Penyakit Hewan Mamalia

DAFTAR ISI
Diagnosis banding diperlukan oleh seorang dokter hewan sebagai diferensiasi atau pembanding antara penyakit satu dengan penyakit lainnya. Diagnosis banding biasanya berisi rincian gejala klinis yang sama, namun disertai dengan perbedaan yang spesifik.
Sedangkan diagnosis merupakan hal yang sangat penting bagi seorang dokter hewan. Suatu diagnosis dibutuhkan dalam penanganan suatu penyakit, misalnya terapi pemberian obat. Karena berbeda penyakit berbeda pula obat yang harus diberikan.
DOWNLOAD PDF – Diagnosis Banding Penyakit Hewan Mamalia
Kesalahan diagnosis seringkali terjadi, bahkan tidak hanya satu atau dua kali saja kejadiannya. Oleh karena itu, sebelum lulus menjadi dokter hewan kita harus mengetahui diagnosis banding terlebih dahulu.
Sehingga kita dapat membandingkan dan menyocokkan gejala penyakit yang ada, dengan gejala berbagai penyakit lain yang mirip atau menyerupai gejala penyakit yang ada.
Apa itu diagnosis banding ? Diagnosis banding atau diagnosis differensial merupakan suatu diagnosis yang mirip atau sangat mirip dengan diagnosis penyakit tertentu.
Diagnosis banding dibutuhkan untuk mencegah terjadinya kesalahan dalam melakukan diagnosis.
Dalam artikel ini, akan dibahas mengenai diagnosis banding berbagai penyakit mamalia. Baik itu penyakit viral, penyakit bakteri, penyakit mikal, maupun penyakit parasit. Selamat membaca dan semoga bermanfaat.
A. Diagnosis Banding Penyakit Viral pada Mamalia
Penyakit | Diagnosis Banding Penyakit Viral Mamalia |
---|---|
Akabane | Abortus, Lahir dini, lahir mati akibat virus IBR. Kejadian abortus dan cerebellar hypoplasia oleh infeksi virus BVD-MD. |
Bovine Ephemeral Fever (BEF) | Septicaemia Epizootica (SE), Penyakit Surra, Infectious Bovine Rhinotracjheitis (IBR), virus Parainfluenza-3, virus Respiratory syncytial dan Bovine adenovirus. |
Diare Ganas Pada Sapi (Bovine Virus Diarrhea) | Malignant Catharal Fever (MCF), Infectious Bovine Rhinotrachetis (IBR), Jembrana akibat Jembrana Desease Virus (JDV). |
Enzootic Bovine Leukosis (EBL) | Harus dibedakan dengan penyakit Johne’s (Paratuberculosis) pada saluran pencernaan, dibedakan dengan perikarditis traumatika atau endokarditis pada gejala jantung, dibedakan dengan rabies atau abses pada sumsum tulang belakang, dan dibedakan dengan tuberculosis dan actinobacillosis pada gejala pernapasan. |
Infectious Bovine Rhinotracheitis (IBR) | Penyakit IBR biasa dikelirukan dengan Pasteurellosis, Bovine Viral Diarrhea (BVD), Diphteria, Shipping Fever, rhinitis karena alergi, dan Malignant Catarrhal Fever (MCF). |
Cacar Babi (Swinepox) | Adanya lesi di daerah mulut sering dikelirukan dengan penyakit mulut dan kuku, vesicular exanthema dan vesicular stomatitis. Lesi di kulit bisa keliru dengan hog cholera, erysipelas, ptyriasis rosea, dermatitis vegetatif, scabied, kelainan nutrisi, alergi kulit, dan infestasi ektoparasit lainnya. |
Hog Cholera (Swine Fever) | Hog Cholera sering dikelirukan dengan African Swine Fever (ASF), salmonellosis sepsis, pasteurellosis, streptokokosis, erysipelas, dan infeksi Haemophilus somnus. |
Canine Parvovirus | Gejala penyakit Canine Parvovirus mirip dengan feline panleukopenia, minute virus enteritis, canine distemper, koksidiosis, dan ancylostomiasis. |
Penyakit Jembrana | Gejala penyakit Jembrana mirip dengan Malignant Catarrhal Fever (MCF), Rinderpest, Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), Bovine Ephemeral Fever (BEF), Bovine Viral Diarrhea-Mucosadisease (BVD-MD), dan penyakit bakterial seperti Septicaemia Epizootica (SE) atau penyakit parasit darah seperti Surra akibat Trypanosoma evansi. |
Orf | Penyakit Orf memiliki gejala yang mirip dengan penyakit cacar pada kambing dan domba. |
Rabies | Psikosis akut anjing dan kucing, benda asing pada oropharynx atau oesophagus, infeksi protozoa seperti babesiosis dan toxoplasmosis, keracunan sodium fluoro-acetat, Plumbum, Chlorinated hydrocarbon, dan pestisida seperti organofosfat, urea, dan nitrogen trikhlorid. Selain itu, penyakit rabies juga dapat dikelirukan dengan infeksi bakterial seperti listeriosis, infeksi mikotik seperti cryptococcosis, dan infeksi viral lain seperti pseudorabies, distemper, infectious canine hepatitis, Australian bat lyssavirus, dan infeksi oleh Arbovirus. |
Pseudo Rabies | Gejala yang ditimbulkan penyakit Pseudorabies mirip dengan penyakit rabies dan scrapie pada kambing dan domba. Sedangkan pada babi, kejadiannya mirip seperti penyakit teschen, hog cholera, streptokokosis, heamagglutinating encephalomyelitis, hipoglikema, dan keracunan Arsen dan Garam. |
Malignant Catarrhal Fever (MCF) | Septicaemia Epizootica (SE), Rinderpest, haemorrhagic septicaemia, infectious bovine rhinotracheitis (IBR), bovine virus diarrhoea-mucosal disease (BVD-MD), trypanosomiasis (Surra), dan penyakit Jembrana. |
Porcine Reproductive And Respratory Syndrome | Gejala klinis yang ditunjukkan mirip dengan penyakit Hog Cholera, streptokokosis atau Haemorrhagic Septicemia. |
B. Diagnosis Banding Penyakit Bakteri pada Mamalia
Penyakit | Diagnosis Banding Penyakit Bakteri Mamalia |
---|---|
Anthraks | Pasteurellosis disertai pembengkakan di leher pada babi, Clostridia pada sapi dan domba. Pada sapi, perlu diperhatikan juga dengan leptospirosis akut, anaplasmosis, bacillary, hemoglobinuria, keracunan tanaman, keracunan timah atau fosfor akut. Sedangkan pada kuda, penyakit dengan gejala yang serupa dengan anthraks adalah anemia infeksiosa akut, purpura haemorrhagica, kolik, keracunan timah, dan sun stroke. Penyakit hog cholera akut dan malignant oedema pharyngeal pada babi memiliki gejala yang serupa dengan penyakit anthraks. |
Atropic Rhinitis Pada Babi | Swine Influenza |
Black Leg | Kematian mendadak karena penyakit Black Leg bisa dikelirukan dengan anthraks, dan apabila kuda ikut terserang,maka penyakit tersebut bukanlah Black Leg. |
Brucellosis | Dapat dikelirukan dengan bakteri gram negatif seperti Campylobacter fetus dengan bentuk koma, Bordetella bronchoseptica dengan bentuk batang, dan Yersinia enterolitica dengan bentuk kokoid. |
Clostridium Novyi | Kerusakan hati akibat keracunan kemikalia. Deteksi racun akibat Clostridium dapat dideteksi menggunakan mouse eprotection test atau menggunakan latex agglutination test. |
Colibacillosis | Colibacillosis yang menyebabkan diare dapat dikelirukan dengan diare akibat makan. Pada anak babi, colibacillosis dapat dikelirukan dengan diare akibat ransum yang kekurangan zat besi (Fe). Sedangkan pada anak sapi yang baru lahir, bentuk septikemik sulit dibedakan dengan Salmonellosis. |
Contagious Equine Metritis | Ada beberapa bakteri yang harus diperhatikan dalam diganosa infeksi alat kelamin, yaitu Klebsiella penumoniae, Pseudomonas aeroginosa, Streptococcus zooepidemicus, Streptococcosis, dan Micrococcosis. Oleh karena itu, perlu dilakukan penegakan diagnosis dengan cara melakukan isolasi bakteri. |
Dermatophilosis | Myctic Dermatitis |
Erysipelas | Arthritis akibat Mycoplasma hycosinoviae sangat mirip dengan arthritis akibat erysipelas. Selain itu, nekrosis dan deskuamasi pada daerah kulit dapat dikelirukan dengan kejadian terbakar matahari, fotosensitasi, ataupun pengaruh ektoparasit dan para keratosis. |
Glanders | Epizootik lymphangitis dan Ulceratif lymphangitis, serta Strangles pada glanders akut. |
Heartwater | Bluetongue, Theileriosis acut, Anthrax, Tetanus, Keracunan strychnine dan Hipomagnesemia. |
Leptospirosis | Anaplasmosis, babesiosis, hemoglobinuria basiler, hemoglobinuria postpartus, dan anemia hemolitika akut. Pada babi, penyakit akibat gangguan reproduksi seperti brucellosis, infeksi parvovirus, pseudorabies, dan hog cholera harus dibedakan. |
Listeriosis | Influenza, Hog cholera, Erysipelas, Rabies, dan Aujeseky’s disease. |
Mastitis | Pembesaran ambing akibat tumor. |
Melioidosis | Gejala abses dapat dikelirukan dengan Geseous Lymphadenitis, juga gejala lesi pada nasal akibat Actinobacillosis pada domba. Sedangkan pada kuda, dapat dikelirukan dengan penyakit Malleus, namun tidak terdapat pembesara lympnodes pada mukosa hidung dan kulit. |
Paratuberkulosis (Johne’s Disease) | Kekurusan tubuh akibat paratuberkolosis dapat dikelirukan dengan penyakit tuberkulosis sapi tahap lanjut. Tetapi pada tuberkulosis sapi tidak disertai dengan diare yang menahun. Diagnosis banding lainnya adalah penyakit Diare Ganas Sapi, tetapi agen keduanya jelas berbeda. Salmonellosis, coccidiosis, dan parasit cacing dapat dikelirukan juga. Namun, ketiga penyakit tersebut berjalan akut dengan agen penyebab yang berbeda pula. |
Pink Eye | Konjungtivitis akibat trauma dapat dibedakan dengan pink eyes apabila terdapat benda asing pada mata. Selain itu, jumlah konjungtivtis akibat trauma lebis kecil daripada pink eye. Gejala konjungtivitis akibat infeksi M.bovis sulit dibedakan dengan IBR dan MCF. Pada penyakit IBR, dapat ditemukan adanya peradangan saluran pernapasan bagian atas. Sedangkan pada penyakit MCF, dapat ditemukan adanya kebengkakan kelenjar limfe, erosi cungur hidung, diare, dan hematuria. Pink eye juga harus dibedakan dengan keratitis akibat fotosensitisasi dan thelasiasis. |
Pulpy Kidney | Black disease, Black leg, Anthraks, Hypomagnesia, Polio encephalomacia, Impesi rumen akut sekitar 1-3 hari, Rabies, Pregnancy toxemia, dan kejadia “louping ill”. |
Salmonellosis | Gejala septikemi pada Hog cholera, Erysipelas, dan infeksi Streptococcus. Gejala gastro enteritis pada sapi akibat keracunan makanan atau parasitisme. GEjala enteritis pada domba dan kambing dapat dikelirukan dengan coccidiosis, enterotoksemia, dan desentri akibat jasad renik lainnya. |
Septicemia Epizootica (SE) | Anthraks, kejadian Gas Ganggrene, dan gigitan ular. |
Strangles | Dapat dikelirukan dengan penyakit Equine Viral Rhinopneumosilis, Equine Viral Arteritis, Equine Influenza, dan Infeksi Streptococcus zooepidemicus. Namun, keempat penyakit tersebut bisa dibedakan karena tidak terjadi pembesaran limpoglandula. |
Streptococcosis Pada Babi | Gejala kulit yang memerah dapat dikelirukan dengan erysipelas pada babi. Selain itu, suara ngorok yang terjadi dapat dikelirukan dengan Pasteurellosis pada babi. |
Tetanus | Gras tetani, Keracunan Striknin, Muscular rheumatism, Stiff lamb disease, dan Rabies. |
Tuberkulosis Sapi | Kekurusan tubuh akibat paratuberkulosis, Infestasi cacing gastrointestinal, kekurangan gizi, Contagious Bovine Pleuro Pneumonia (CBPP), serta Actinobasilosis dan Actinomyces pyogenes. |
C. Diagnosis Banding Penyakit Parasit pada Mamalia
Penyakit | Diagnosis Banding Penyakit Parasit Mamalia |
---|---|
Anaplasmosis | Anaplasmosis akut memiliki gejala yang mirip dengan penyakit anthraks, pneumonisa, keracunan, gangguan pencernaan akut, sampar sapi, dan pasteurellosis. Diagnosis banding lainnya adalah leptospirosis dan hemoglobinuria basiler akut, juga demam akibat babesiosis dan trypanosomiasis. |
Ascariasis | Penyakit lain yang menyebabkan kekurusan tubuh dan diare kronis seperti malnutrisi dan salmonellosis. |
Babesiosis | Anaplasmosis, Bacillary haemoglobinuria, Chronic copper poisoning, Eperythrozoonosis, Leptospirosis, Trypanosomiasis, Theileriasis, dan Rapeseed poisoning. |
Cysticercosis | C.cellulose dan C.bovis dapat dikelirukan dengan cysticercus dari berbagai cacing pita lainnya. Selain itu, perlu dibedakan antara Cysticercus, Coenurus, dan Hydatida melalui penampakan strukturnya. |
Demodecosis | Folikulitis akibat bakteri, dermatophytosis, dermatitis kontak, dermatomiositis, pemphigus kompleks, dan lupus erytrematous kompleks. Selain itu, penyakit ini juga harus dibedakan dengan dermatitis akibat Jamur dan Scabies. |
Echinococcosis | |
Fasciolosis | Pada bentuk akut dapat dikelirukan dengan penyakit hepatitis akibat gangguan nutrisi. Migrasi intra hepatik dari larva Taenia hydatigena juga dapat menyebabkan beberapa kerusakan pada jaringan hati. Sedangkan pada bentuk kronis, Fasciolosis dapat keliru dengan infestasi cacing saluran pencernaan lain dan bovine paratubercular enteritis. |
Kaskado | Myasis |
Myiasis | Infestasi jaringan oleh lalat lain, seperti C.megacephala, Sarcophaga sp, dan Phormia regina. Beberapa gejala dari penyakit kaskado juga harus dibedakan dengan myasis. |
Scabies | Dermatitis akibat jamur. Scabies juga terkadang sulit dibedakan dengan demodecosis tipe skuamosa pada anjing. |
Surra | Surra pada kuda dapat dikelirukan dengan berbagai penyakit, seperti Equine viral anemia, Equine viral arteritis, dourine, African horse sickness, dan infestasi larva cacing Strongylus vulgaris. Sedangkan pada ruminansia, penyakit surra dapat dikelirukan dengan Babesiosis, Theileriasis, Malnutrisi, Anaplasmosis, Haemorrhagic septicaemia, dan oedema di bawah dagu pada penyakit coryza gangraenosa bovum. |
Theileriasis | Dapat dikelirukan dengan penyakit Anaplasmosis, Babesiosis, dan Salmonellosis. Namun, pada penyakit Theileriasis terdapat tanda spesifik, yaitu adanya pembengkakan kelenjar limfe suerficial dan diteukannya benda-benda Koch. Diagnosis banding lainnya adalah heartwater, haemorrhagic septicaemia, Rift Valley fever, MCF, dan Trypanosomiasis. |
Toxoplasmosis | Adanya keguguran akibat toxoplasmosis pada kambing dan domba sulit dibedakan dengan infeksi Chlamydophila abortus, Brucella melitensis, Coxiella burnetti, Caprine dan Ovine brucellosis, Campylobacter foetus, Salmonella spp, Bluetongue, Border disease, Wesselsbron’s disease, dan penyakit Akabane. Sedangkan pada babi, dapat dikelirukan dengan abortus akibat Brucella suis. |
Trichomoniasis | Trichomonas foetus dapat dibedakan dengan Monocercomonas, Bodo, dan Monas dari penampakan strukturnya. Sedangkan mengenai kejadian abortus, Trichomoniasis terjadi pada sepertiga pertama kebuntingan, Vibriosis terjadi pada sepertiga pertengahan kebuntingan, dan Brucellosis terjadi pada sepertiga terakhir masa kebuntingan. Selain itu, pada brucellosis juga bisa ditemukan retensio secundinae. |
D. Diagnosis Banding Penyakit Mikal pada Mamalia
Penyakit | Diagnosis Banding Penyakit Mikal Mamalia |
---|---|
Aspergillosis | Aspergillosis dapat dikelirukan dengan penyakit TBC, karena dapat ditemukan bungkul kecil pada paru atau organ lainnya. Gejala keguguran pada aspergillosis dapat dikelirukan dengan brucellosis, vibriosis, atau leptospirosis. Pada mamalia, penyakit aspergillosis dapat dikelirukan dengan pneumonia yang disebabkan oleh bakteri selain aspergillosis. |
Mastitis Mikotik | Neoplasia atau Tumor Mammae |
Ringworm | Kudis, Gigitan Serangga, Infeksi bakteri, dan radang kulit lainnya. |
Selakarang (Lymphangitis epizootica) | Penyakit Lymphangitis epizootica menimbulkan benjolan pada kulit, hal tersebut dapat dikelirukan dengan malleus, sporotrichosis, atau habronemiasis. |
Berbagai diagnosis banding pada penyakit memiliki perbedaan masing-masing. Meskipun terlihat mirip, apabila kita jeli pasti dapat menemukan perbedaannya.
Oleh karena itu, sebagai dokter hewan yang baik, harus mengetahui secara spesifik penyebab dan gejala berbagai penyakit. Tidak hanya pada mamalia, berbagai penyakit pada hewan nonmamalia juga memiliki diagnosis bandingnya sendiri-sendiri.
Terima kasih telah membaca berabagai diagnosis banding pada hewan mamalia. Semoga artikel ini membantu kamu dalam mengidentifikasi suatu penyakit pada hewan mamalia. Viva veteriner !
Baca juga : ” 6 Tahap Replikasi Virus pada Sel “
Daftar Pustaka :
- Direktorat Kesehatan Hewan. 2014. Manual Penyakit Hewan Mamalia. Direktorat Kesehatan Hewan, Direktorat Bina Produksi Peternakan, Departemen Pertanian RI, Jakarta Indonesia.