Ada berbagai penyakit pada unggas yang penting untuk kita ketahui, salah satunya adalah snot atau coryza pada ayam. Coryza dikenal juga dengan penyakit pilek pada ayam, karena infeksinya menyebabkan keluarnya lendir dari lubang hidung si ayam.
Penyakit coryza (snot) menyerang sistem pernapasan bagian atas unggas, terutama pada ayam dengan sifat akut. Di mana kasusnya sering terjadi pada musim hujan atau musim dingin. Sistem sanitasi kandang yang buruk juga dapat menyebabkan timbulnya penyakit coryza, karena kualitas udaranya yang jelek.
DOWNLOAD PDF – Penyakit Snot atau Coryza pada Ayam
Coryza telah lama dikenal di Indonesia, yaitu pertama kali dilaporkan kejadiannya di Bogor oleh Veeartsenijkundig Institut (VI) yang sekarang dikenal sebagai Balai Penelitian Veteriner (Balitvet). Pada tahun 1930, Balitvet melaporkan bahwa dari 319 sampel unggas yang diteliti, terdapt 17 unggas yang didiagnosa terserang penyakit coryza.
Oleh karena itu, sudah diterapkan berbagai jenis pencegahan untuk menghindari timbulnya penyakit ini. Penyakit coryza sangat penting untuk kita ketahui, karena kejadiannya mudah ditemukan.
Sebagai peternak ayam, tentu penyakit ini dapat menyebabkan kerugian. Apalagi bila si ayam tidak tahan dan mati. Tentu hasil produksinya akan berkurang. Dalam artikel ini, akan dibahas mengenai penyebab penyakit coryza (snot), gejala penyakit coryza, penularan penyakit coryza, serta pencegahan dan pengobatan penyakit coryza.
A. Penyebab Penyakit Coryza (Snot)
Penyakit coryza pada ayam disebabkan oleh bakteri gram negatif Bacillus Haemoglobinophilus coryza gallinarum. Bakteri tersebut pertama kali ditemukan oleh orang Belanda bernama De Blieck (1932). Kemudian nama bakteri diganti dengan Haemophilus gallinarum atas ususlan dari para peneliti Amerika.
Di Indonesia, bakteri penyebab coryza pada ayam “Haemophilus paragallinarum” berhasil diisolasi, yaitu pada tahun 1975 oleh seorang peneliti bernama Poernomo.
Baca juga : ” Sistem Reproduksi pada Ayam “
B. Gejala Penyakit Coryza
Penyakit snot atau coryza pada ayam dikenal juga dengan penyakit pilek pada unggas, karena gejala klinis yang ditimbulkan adalah keluarnya eksudat dari hidung seperti pilek.
Pada mulanya eksudat berwarna kuning dan encer (serous), kemudian berubah menjadi kental disertai nanah dengan bau yang khas (mucopurulent). (Kusumaningsih, 2000) Gejala klinis lain yang ditimbulkan penyakit coryza adalah kotornya paruh akibat sisa pakan yang menempel pada eksudat, juga pembengkakan sinus infraorbitalis yang dapat diamati dari membengkaknya daerah di sekitar mata ayam.
Jika sudah demikian, kadang suara ngorok terdengar dari ayam karena sulit bernapas, akibatnya nafsu makan menurun dan ayam menjadi kerdil.
Baca juga : ” Proses Pembentukan Telur Ayam “
C. Penularan Penyakit Coryza
Penyakit coryza pada ayam dapat menular baik melalui kontak langsung maupun tidak langsung. Penularan tidak langsung dapat terjadi melalui air minum, pakan, dan peralatan yang terkontaminas bakteri Haemophilus gallinarum.
D. Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Coryza
Pencegahan dan pengobatan penyakit coryza pada ayam sangat penting untuk dilakukan, karena berkaitan langsung dengan produksi peternakan yang akan dihasilkan nantinya.
Pencegahan dapat dilakukan dengan memberikan vaksinasi secara rutin dengan vaksin mati (killed) bivalen serotip A dan C. Pada ayam layer (petelur), vaksinasi dilakukan sebanyak 2 kali, yaitu pada umur 6-9 minggu dan diulangi pada umur 12-18 minggu.
Selain perlakuan vaksinasi pada ayam, sanitasi kandang yang baik juga sangar diperlukan. Mulai dari suhu, kelembaban, dan pembuangan kotoran harus selalu diperhatikan. Apabila terdapat ayam yang sudah terkena coryza, segara pisahkan kandang (isolasi). Karena penularan coryza dalam kandang sangat mudah terjadi.
Terapi yang dilakukan untuk mengobati penyakit coryza adalah pemberian antibiotika, karena penyebab penyakit ini adalah bakteri. Antibiotik yang digunakan ada berbagai macam, seperti Ampisilin, Eritromisin, Oksitetrasiklin, Doksisiklin, Neomisin, Sterptomisin, Kolistin, dan Sulfametoksazol-trimetropin.
Terdapat beberapa strain bakteri Haemophillus gallinarum yang resisten terhadap antibiotik tertentu. Oleh karena itu, lebih disarankan untuk melakukan vaksinasi sebagai pencegahan. Sehingga penggunaan antibiotik dapat diminimalisir.
Pemberian antibiotik dilakukan secara oral dengan mencampurkannya ke dalam air minum, juga dapat dilakukan secara parental melalui injeksi jarum suntik.
Baca juga : ” Penyakit Berak Darah (Koksidiosis) pada Ayam “
E. Kesimpulan
Penyakit coryza (snot) merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Haemophilus gallinarum. Bakteri tersebut menyerang saluran pernapasan bagian atas, dengan gejala klinis yang paling sering muncul adalah keluarnya eksudat dari lubang hidung seperti sedang pilek.
Penyakit coryza menimbulkan berbagai kerugian bagi peternak, karena dapat menurunkan nilai produksi, baik produksi daging maupun produksi telur. Ayam petelur yang terkena coryza kualitas produksinya akan menurun, jika terjadi pada ayam dara tingkat pengafkirannya sangat tinggi.
Terima kasih telah membaca artikel mengenai penyakit coryza (snot) pada ayam. Semoga artikel ini membantu panjenengan semua untuk beternak ayam sampai sukses.
Daftar Pustaka :
- De Blieck, I. 1932. A haemophilic bacterium as the cause of Contagious catarrch of the fowl (Coryza infectiosa gallinarum). Vet. J. 88: 9-13
- Martindah, Eny. 1985. Skripsi : Trichomonas Gallinae Penyebab Trichomonosis pada Unggas. Institut Pertanian Bogor : Fakultas Kedokteran Hewan.
- Poernomo, S. 1975. Haemophilus paragallinarum pada ayam di Indonesia. I. Isolasi Haemophilus paragallinarum dari ayam. Bulletin Lembaga Penelitian Penyakit Hewan. 8-9: 13-23.