Mari kita bahas mengenai cara mengobati luka kucing. Sebagai owner yang baik, terkadang kita paham betul jika terjadi gangguan pada anabul. Salah satunya adalah keberadaan luka. Adanya luka tentu saja menjadi hal yang sangat menyebalkan karena dapat mengganggu aktivitas kucing.
Luka merupakan sebuah keadaan di mana jaringan pada tubuh mengalami kerusakan. Sama halnya dengan manusia, kucing juga bisa mengalami luka. Luka pada kucing dapat disebabkan oleh berbagai hal, seperti trauma akibat benda tajam atau tumpul, perubahan suhu, kimiawi, sengatan listrik, radiasi, atau gigitan hewan (kucing lain, parasit).
Pada umumnya, tubuh akan memperbaiki jaringan yang rusak atau luka melalui mekanisme penyembuhan luka. Istilah keren untuk penyembuhan luka adalah “wound healing”. Hal yang dapat kita lakukan adalah mempercepat mekanisme perbaikan jaringan tersebut, yaitu dengan cara merawat luka. Misalnya dengan menggunakan obat. Lalu, bagaimana cara mengobati luka kucing ?
Perawatan luka merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk merawat luka dengan tujuan meningkatkan re-epitelisasi jaringan baru dan mengembalikan fungsi fisiologis pada kulit yang rusak (Naralia dan Yesi, 2018). Terdapat berbagai cara yang dapat dilakukan untuk merawat luka pada kucing.
Pada artikel ini, kita akan membagi bab cara mengobati luka kucing menjadi lebih sederhana meliputi bentuk luka, komplikasi luka, cara mengobati luka kucing.
A. Bentuk Luka
Keadaan luka pada kucing harus diperhatikan, terutama bentuknya. Bentukan luka terbagi menjadi dua, yaitu luka terbuka dan luka tertutup. Luka terbuka merupakan luka yang terlihat dengan jelas. Luka terbuka dapat disebabkan karena goresan atau tertusuk benda tajam. Sedangkan luka tertutup merupakan luka yang tidak terlihat dengan jelas, biasanya terdapat warna kebiruan di permukaan kulit dan apabila disentuh kucing akan merasa sakit. Selain itu, bentukan luka juga dapat terbagi menjadi :
- Luka avulsi : merupakan luka koyak atau robeknya kulit dan jaringan di bawahnya. Bisa terjadi akibat kecelakaan atau perkelahian.
- Luka tusuk : luka yang disebabkan oleh benda tajam dan panjang. Luka jenis ini bisa menembus kulit hingga melukai organ dalam sehingga harus diwaspadai.
- Luka laserasi : merupakan luka robek berupa goresan ringan dalam bentuk tidak teratur.
- Luka insisi : merupakan luka akibat benda pipih dan tajam. Bisa terjadi akibat terkena silet, pecahan kaca, pisau. Luka insisi umumnya digunakan pada tindakan medis.
- Luka abrasi : merupakan luka baret akibat gesekan dengan permukaan yang kasar dan keras. Misalnya semen atau aspal.
B. Komplikasi Luka
Komplikasi merupakan sebuah penyakit yang muncul karena penyakit tertentu yang ada pada tubuh dan tidak diinginkan keadiannya. Pada prinsipnya, terdapat empat komplikasi luka yang dapat terjadi. Di antaranya adalah radang, abses, gangrene, dan miasis. Mari kita bahas satu persatu komplikasi luka tersebut.
● Radang
Radang biasa kita kenal dengan istilah inflamasi. Inflamasi merupakan sebuah proses pada tubuh dalam merespon berbagai infeksi atau kerusakan jaringan. Inflamasi ditandai dengan berbagai gejala seperti kalor (panas), rubor (merah), tumor (bengkak), dolor (sakit), dan gangguan fungsi.
Nah, tujuan dari inflamasi ini adalah untuk menghilangkan atau menghancurkan iritan dan memperbaiki kerusakan jaringan yang ada pada tubuh. Tentu saja keadaan ini dapat membuat kucing merasa kesakitan. Sehingga biasanya ketika terjadi inflamasi, dokter heawan akan memberikan obat antiinflamasi untuk penanganan gejala.
Ingat ya sobat, tujuan pengobatan terbagi menjadi tiga. Yaitu pengobatan kausatif, simtomatis, dan suportif. Kita akan membahasnya pada artikel berikutnya.
● Abses
Abses merupakan sebuah kondisi di mana terdapat pus atau nanah pada luka. Kita telah membahas abses pada kucing pada artikel sebelumnya. Abses yang dapat terlihat secara langsung adalah abses subkutan atau subcutaneous abscesses. Penyebab yang paling umum adalah karena luka gigitan dan merupakan bentukan umum yang mendasari bentukan deep pyoderma pada kucing (Paterson, 2009).
Pada umumnya, bakteri yang menyebabkan abses pada kucing adalah bakteri piogenik (menghasilkan nanah). Misalnya Staphylococcus dan Escherichia coli.
● Gangrene
Gangrene atau pembusukan luka merupakan hal yang sangat umum terjadi apabila kondisi luka dibiarkan terbuka dan tidak steril. Karena bakteri dapat dengan mudah menempel pada jaringan luka. Keberadaan darah, cairan, dan kondisi yang lembab merupakan faktor utama perkembangan bakteri. Apabila pembusukan luka sudah sangat parah, tidak menutup kemungkinan bila satu-satunya solusi adalah dengan melakukan amputasi.
● Miasis
Biasa kita kenal dengan luka berbelatung. Miasis terjadi karena infestasi parasit berupa larva lalat pada jaringan. Luka yang terbuka memiliki sumber nutrisi yang sangat baik bagi lalat. Sehingga, lalat akan bertelur pada permukaan luka dan berkembang menjadi larva lalat atau yang biasa disebut belatung.
Salah satu lalat penyebab miasis adalah lalat hijau dengan nama latin Chrysomya bezziana. Perlu diketahui bahwa tidak semua lalat bisa menyebabkan miasis, misalnya lalat rumah atau Musca domestica. Apabila terjadi miasis pada kucing maka harus segera mungkin ditangani karena memiliki dampak yang sangat buruk bagi kucing dan dapat memperlama proses kesembuhan luka.
C. Cara Mengobati Luka Kucing
Ada beberapa tahapan atau cara mengobati luka kucing yang dapat kita lakukan. Perlu diingat, bahwa yang kita percepat adalah mekanisme penyembuhan luka. Sehingga, diperlukan prosedur untuk mencapai kesembuhan luka tersebut. Mari kita bahas bersama.
● Melihat bentuk luka kucing
Hal yang paling utama dan paling penting sebelum melakukan penanganan luka kucing adalah dengan memerhatikan bentuk lukanya. Sudah kita bahas di atas, terdapat beberapa bentukan luka. Apabila terdapat luka sobekan atau insisi akibat goresan benda tajam dan mengharuskan untuk dijahit maka bawalah kucing ke dokter hewan.
Namun, apabila hanya luka goresan kecil dan masih memungkinkan untuk dilakukan perawatan mandiri mari kita lanjut ke tahap berikutnya.
● Memilih cairan pembersih luka
Cairan pembersih luka yang biasa digunakan adalah cairan Saline. Cairan infus Saline atau yang biasa saya sebut sebagai cairan fisiologis karena bersifat isotonis, sehingga cocok untuk membersihkan jaringan. Kamu dapat membelinya di apotek terdekat. Pada bagian solution bag infus saline biasanya memilik label Natrium chloride 0.9% atau NaCl 0.9%.
● Penggunaan betadine
Betadine merupakan salah satu merek antiseptik yang dapat digunakan pada luka. Betadine berisikan povidone iodine. Sehingga aman digunakan untuk mengobati luka kucing. Antiseptik lain yang dapat digunakan adalah rivanol. Rivanol mengandung zat Etakridin laktat yang dapat digunakan dalam proses penyembuhan luka karena bersifat bakteriostatik dan tidak iritatif.
Hindari membersihkan luka dengan alkohol karena bersifat iritatif dan dapat merusak jaringan. Inilah bedanya antiseptik dan desinfektan. Antiseptik digunakan pada benda hidup seperti jaringan. Sedangkan desinfektan digunakan pada benda mati, misalnya pada peralatan medis veteriner.
Selain menggunakan antiseptik, kamu juga dapat membasuh luka kucing dengan air hangat untuk melunakkan jaringan dan melebarkan pembuluh darah sehingga dapat mempercepat proses penyembuhan luka.
● Penggunaan obat luka
Penggunaan obat untuk luka umumnya diberikan dalam bentuk salep. Dalam salep tersebut biasanya mengandung antibiotik untuk membunuh bakteri pada luka. Selain itu, bisa juga mengandung antiinflamation drug sebagai penangkal radang. Dulu ketika kucing saya luka, saya memberikan salem Chloramfecort Cream yang mampu meredakan inflamasi dan membunuh bakteri luka. Alhamdulillah luka kucing sembuh.
● Pemasangan Collar
Penggunaan collar sangat penting bagi kucing luka. Biasanya kucing akan menggaruk atau menjilat luka karena merasa tidak nyaman. Namun, hal ini akan memperlambat proses penyembuhan luka. Apalagi ketika luka sudah diberi obat luka yang tidak boleh sampai terjilat, maka kucing harus dipakaikan collar. Terdapat berbagai collar dengan bahan berbeda yang dapat digunakan, seperti collar berbahan kaku, berbahan kain, dan inflatable seperti balon.
● Penanganan oleh dokter hewan
Apabila luka tidak kunjung sembuh segerakan bawa kucing kamu ke dokter hewan untuk penanganan yang lebih serius. Luka yang tidak kunjung sembuh dapat mengakibatkan penyakit lain yang tidak diinginkan atau komplikasi. Namun, tentu saja lebih baik untuk membawa kucing ke dokter hewan sebelum luka semakin parah. Bahkan pada penanganan pertama untuk hasil yang lebih efektif dan efisien.
● Memberikan asupan nutrisi yang baik
Sama seperti manusia, kucing juga membutuhkan asupan nutrisi yang baik untuk proses recovery atau kesembuhan. Berikan pakan kucing yang baik dan bergizi. Usahakan untuk memberikan pakan kucing secara silang, yaitu kombinasi pemberian pakan basah dan pakan kering. Sebenarnya bagus mana antara pakan basah dan pakan kering ? Kamu dapat membacanya pada artikel Makanan Kucing Basah VS Kering.
● Selalu menjaga kebersihan luka
Ingat bahwa proses kesembuhan luka terletak pada penanganan dan manajemen perawatan luka itu sendiri. Menjaga kebersihan luka termasuk ke dalam manajemen perawatan luka. Oleh karena itu, penting untuk selalu melihat kondisi luka sesering mungkin. Hehe terima kasih telah membaca artikel mengenai cara mengobati luka kucing.
Bagikan artikel ini agar orang lain dapat mengetahui penanganan luka pada kucing. Apabila terdapat kesalahan atau kekeliruan dalam artikel ini silakan berkomentar. Kami akan membalas komentar kamu dengan cepat seperti jet wuuus.
Daftar Pustaka :
- Ariani, S. 2014. Khasiat daun binahong (anredera cordifolia (ten.) Steenis) terhadap pembentukan jaringan granulasi dan reepitelisasi penyembuhan luka terbuka kulit kelinci. eBiomedik, 1(2).
- Naralia, T. Widya dan Yesi Ariani. 2018. Pengetahuan Perawat Tentang Perawatan Luka Dengan Metode Moist Wound Healing di RSUD H. Adam Malik Medan. Talenta Conference Series.
- Paterson, Sue. 2009. Manual of Skin Disease of the Dog and Cat, 2nd Edition. Blackwell Publishing.