Informasi kesehatan hewan kesayangan seperti anjing dan kucing, serta berbagai hewan ternak meliputi sapi, kambing, domba, ayam dan lainnya. Berbagai teknologi pemberian pakan untuk kesehatan hewan ternak juga dibahas dalam website ini.
Babi merupakan hewan omnivora yang termasuk ke dalam jenis hewan nonruminansia. Di Indonesia, peternakan babi sendiri masih jarang sekali ditemukan khususnya di pulau Jawa. Oleh karena itu, peluang untuk beternak babi masih cukup besar. Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas mengenai tips beternak babi untuk pemula. Mulai dari cara beternak babi hingga bagaimana manajemen pemberian pakan babi yang baik dan benar.
Beberapa peternak di pulau Jawa memilih untuk tidak beternak babi karena dagingnya jarang dimanfaatkan oleh manusia, terutama masyarakat yang beragama Islam. Sedangkan pada beberapa wilayah, seperti Bali yang mayoritas masyarakatnya NonIslam, peternakan babi dapat dengan mudah dijumpai.
Bahkan pada beberapa keluarga dapat dijumpai adanya ternak babi di belakang rumah mereka, yang dimanfaatkan dagingnya untuk dikonsumsi.
Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk berbagi mengenai cara beternak babi, manajemen kandang babi, manajemen pemberian pakan pada babi, dan mengetahui beberapa penyakit yang sering menyerang ternak babi.
Oleh karena itu, diharapkan pembaca dapat menggunakan ilmu pengetahuan ini dengan bijak. Selamat membaca.
Babi merupakan mamalia yang termasuk ke dalam family Suidae nonruminansia. Terdapat dua spesies babi di dunia, yaitu spesies Sus scrofa (Babi Eropa liar) dan Sus vittatus ( Babi India Timur). Untuk lebih jelasnya perhatikan Taksonomi dari Babi berikut ini :
Kingdom
Animalia
Filum
Chordata
Kelas
Mammalia
Ordo
Artiodactyla
Famili
Suidae (Non ruminansia)
Genus
Sus
Spesies
Sus scrofa (Babi eropa liar) Sus vittatus (Babi India Timur)
Tabel Taksonomi Babi
B. Peluang Beternak Babi di Indonesia
Peluang beternak babi di Indonesia bisa dibilang cukup besar. Selain kemudahan dalam pencarian pakan babi, berikut adalah beberapa alasan mengapa potensi beternak babi di Indonesia memiliki peluang keberhasilan yang cukup besar :
• Jumlah anak dalam sekali kelahiran banyak
Babi merupakan hewan mamalia dengan tipe uterus bicornua. Uterus tipe bicornua memiliki satu serviks uteri dan corpus uteri yang sangat pendek. Sedangkan cornua uteri berbentuk spiral yang berguna untuk menampung foetus. Perhatikan gambar berikut ini :
Tipe uterus ini memungkinkan babi untuk melahirkan 8 hingga 12 anak babi dalam sekali kelahiran. Hal ini tentu saja sangat menguntungkan bagi peternak, apalagi waktu kebuntingan pada babi hanya berkisar 114 hari. Apabila anak yang dihasilkan banyak, maka produktivitas peternakan babi akan semakin meningkat.
• Kemudahan mencari Pakan Babi
Pemilihan dan pemberian pakan ternak merupakan salah satu faktor dalam kesuksesan beternak babi. Sama seperti makhluk hidup yang lain, babi membutuhkan pakan yang bernutrisi untuk memenuhi kebutuhan tubuhnya dan perkembangbiakannya. Pemberian pakan juga harus sesuai dengan porsi, akan peternakan babi dapat berjalan optimal. Karena dalam beternak, salah satu biaya pengeluaran yang besar terletak pada biaya pakan.
Ada beberapa jenis pakan babi yang bisa digunakan, seperti limbah pertanian, limbah peternakan, limbah perikanan, limbah dari bahan pangan industri, hingga sisa makanan manusia yang tidak habis dimakan juga bisa digunakan sebagai pakan babi agar cepat gemuk. Tentu saja campuran pakan yang diberikan harus memenuhi kebutuhan protein, lemak, serat kasar, vitamin, mineral. Dan juga pemberian air.
Menurut Rachman (2021) Feed Convertion Ratio (FCR) atau konversi pakan babi memiliki nilai cukup besar, yaitu sebesar 3,5. Itu berarti bahwa setiap pemberian pakan 3,5 kg dapat dikonversi menjadi 1 kg daging. Jika pemberian pakan dilakukan secara optimal, maka dengan bibit babi 1,4 kg bisa mencapai 163 kg dalam waktu 18 bulan.
• Mampu mengubah konsentrat secara efisien
Dilansir dari halaman Cybex Pertanian, babi merupakan hewan monogastric (lambung tunggal) yang mampu mengubah bahan makanan secara efisien. Besarnya konversi ternak babi terhadap ransum adalah 3,5.
Seperti yang kita bahas sebelumnya mengenai FCR pada babi. Meskipun begitu, babi termasuk ternak yang memiliki alan pencernaan sederhana sehingga tidak mampu mencerna bahan pakan dengan kadar serat kasar yang tinggi. Berbeda dengan sapi atau kambing yang memiliki polygastric.
• Pengembalian modal yang terhitung cepat
Dengan pertimbangan feed conversion ratio (FCR), lama kebuntingan, dan jumlah anak yang dihasilkan, serta kemudahan dalam pemberian pakan babi, maka pengembalian modal relatif lebih cepat.
• Pemasaran yang cukup mudah
Pemasaran daging babi cukup mudah untuk dilakukan di beberapa wilayah Indonesia. Seperti Bali, Nias, Batak, dan Sumba. Di era modern seperti sekarang ini, tentu masalah pengiriman dan transportasi sudah bisa dilakukan dengan mudah. Tentunya dengan pertimbangan yang matang. Mulai dari pengurusan perizinan hingga perhitungan biaya transportasi yang dikeluarkan.
Setelah mengetahui berbagai potensi dalam beternak babi, mari kita bahas mengenai bagaimana ciri ternak babi yang bagus untuk diternakkan, terutama induk babi. Karena dengan induk yang bagus, maka bibit yang dihasilkan juga akan bagus. Baik secara kualitas maupun kuantitas.
1. Reproduksi
Induk babi yang bagus dapat menghasilkan anak yang banyak dalam sekali kelahiran. Jumlah anak yang bagus pada babi muda adalah 10 anak, sedangkan pada babi dewasa adalah 12 anak.
Jumlah anak dalam sekali kelahiran memperlihatkan tingkat ovulasi yang baik, berarti tidak terdapat embrio yang mati ketika masa kebuntingan berlangsung. Mengindikasikan bahwa induk babi memiliki sistem reproduksi yang bagus.
2. Kemampuan Mengasuh
Kemampuan induk babi dalam mengasuh anak sangat penting. Karena pertumbuhan emas (Golden Age) pada ternak babi berada pada masa lakatasi atau masa menyusui. Induk babi yang mampu mengasuh anak babi dengan baik, maka akan menghasilkan anak babi yang sehat.
3. Laju Laktasi
Semakin tinggi laju laktasi maka semaki bagus indukan babi. Karena nutrisi dari susu induk yang diberikan kepada anak babi dapat terbagi secara merata. Mengingat jumlah anak dalam sekali kelahiran banyak, maka laju laktasi atau kemampuan menghasilkan susu induk babi harus tinggi.
4. Fisik yang Bagus
Induk babi yang bagus tidak memiliki cacat fisik. Terutama pada bagian puting, karena hal itu dapat memengaruhi pemberian susu oleh induk babi kepada anaknya. Puting susu yang terbalik (Inverted Niple) membuat anak babi tidak dapat menyusu. Hal ini harus diperhatikan oleh peternak.
5. Laju pertumbuhan dan FCR (Feed Convertion Ratio)
Laju pertumbuhan mencakup FCR, yaitu kemampuan babi dalam mengubah pakan menjadi daging. Memang rata-rata FCR yang dimiliki oleh babi bagus, yaitu 3,5. Namun, untuk memastikannya kita harus mengamati dan menghitung FCR babi yang akan dijadikan indukan. Mengamati kesehatannya juga menjadi hal yang sangat penting untuk memilih babi yang bagus.
D. Manajemen Kandang Babi
Kandang merupakan tempat di mana babi makan, beristirahat, tumbuh, dan berkembang biak. Kandang babi memiliki design yang berbeda dengan kandang ternak lain. Berikut adalah tips mengenai kandang babi yang baik dan benar :
1. Bangunan Kandang
Bangunan kandang babi harus memiliki ketahanan yang bagus untuk menghindari babi keluar dari kandang.
Dengan luas kandang tergantung dengan fungsi kandang yang dibuat, karena terdapat beberapa jenis kandang babi, yaitu :
Kandang induk babi
Kandang penggemukan
Kandang karantina
Kandanng penjatan,
dan Kandang beranak.
Tinggi kandang babi cukup 60 cm dengan pemasangan pipa pertama yang berjarak 30 cm dari dinding kandang, kemudaian pipa kedua dipasang 30 cm dari pipa pertama.
Selain itu, kandang babi hendaknya memiliki kemiringan sekitar 1-1.5 derajat kemiringan. Hal itu ditujukan agar urine dan feses mudah dibersihkan, sehingga kandang tetap kering dan bersih.
Setelah itu kandang bisa diberi stall dengan ukuran 50-70 cm sebagai tempat menaruh pakan.
2. Lokasi Kandang Babi
Selain bangunan kandang yang bagus. Diperlukan lokasi kandang peternakan babi yang strategis juga untuk memudahkan manajemen kandang. Berikut adalah beberapa syarat lokasi atau tempat peternakan babi yang baik :
Ketersediaan Air yang Cukup
Cukup Jauh dari Perumahan Warga
Tanah yang Mudah Kering
Kemudahan dalam Hal Transportasi
Cuaca di Lokasi Peternakan Tidak Ekstrem
E. Manajemen Pemberian Pakan Babi
Babi merupakan hewan ternak yang memiliki potensi besar untuk dikembangbiakkan.
Karena makanan babi dapat berasal dari beberapa sumber makanan, seperti sisa makanan manusia, bahan makanan yang sudah diafkir, dan buah-buahan karena babi merupakan omnivore nonruminansia.
Dibalik kemudahan pakannya, efisiensi pengubahan pakan menjadi daging atau yang biasa dikenal dengan istilah FCR (Feed Convertion Ratio) pada babi cukup besar.
Babi dapat mengubah 3,5 kg bahan makanan menjadi 1 kg daging. Selain itu, feses babi juga dapat dimanfaatkan sebagai pupuk. Karena babi dapat menghasilkan sekitar 2.700 gram feses dalam waktu 24 jam.
Untuk memperoleh nilai FCR yang baik, maka diperlukan manajemen pemberian pakan yang baik bagi babi. Karena babi merupakan hewan ternak yang sangat peka terhadap perubahan pola makan dan juga perubahan pakan yang diberikan.
Dengan pemberian pakan yang baik, berat potong pada umur 180 hari diharapkan bisa mencapai 90 kg.
F. Manajemen Kesehatan Babi
Selain memperhatikan manajemen kandang dan manajemen pakan pada babi, hal terpenting yang tidak boleh tertinggal adalah selalu melakukan pemantauan terhadap kesehatan babi. Karena salah satu kelemahan dalam beternak babi adalah bahwa babi begitu mudah terkena penyakit dan parasit.
Pemberian suplemen, vitamin, dan melakukan program vaksinasi babi secara tertib dapat mencegah timbulnya beberapa penyakit yang mengancam ternak babi. Berikut adalah beberapa penyakit yang biasa meyerang babi :
1. Brucellosis
Brucellosis merupakan penyakit yang dapat menyebabkan abortus atau keguguran pada babi di masa kebuntingan sekitar 4 Minggu.
2. Atrophic Rhinitis
Atrophic Rhinitis merupakan penyakit menular pada babi yang menyebabkan moncong babi mejadi bengkok. Penyakit ini dapat menular melalui udara atau aerosol yang berasal dari bersin oleh babi yang sudah terserang.
Pada babi dewasa, masa infeksi Rhinitis dapat menyebabkan turbinate bone pada babi membengkok. Sedangkan pada babi kecil dapat menyebabkan kerusakan bentuk wajah pada masa dewasa (Thurston, 1991).
Swine Influenza adalah penyakit yang bersifat zoonosis, yaitu dapat menular pada manusia. Swine Influenza merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus H1N1.
4. Leptospirosis
Leptospirosis merupakan virus yang dapat menyebabkan abortus pada masa 1/3 akhir kebuntingan.
5. Pneumonia Enzootika
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Mycoplasma Pneumonia of Swine, di mana gejala yang ditimbulkannya adalah batuk yang terjadi secara terus menerus. Penularan bakteri Mycoplasma dapat terjadi secara inhalasi.
Peluang peternakan babi di Indonesia masih cukup besar, meskipun tingkat pemasaran tertinggi hanya ada pada wilayah tertentu saja. Namun hal tersebut dapat diatasi.
Dengan adanya berbagai macam kemudahan perizinan dalam distribusi hewan, maka pemasaran dapat dengan mudah dilakukan di tempat yang jauh dari peternakan.
Beternak babi tidaklah sulit, tetapi juga tidak mudah. Diperlukan ketelatenan dalam manajemen pemeliharaan. Dan yang paling penting adalah manajemen pemberian pakan agar babi tetap hidup sehat dan berkembang biak dengan baik.
Terima kasih telah membaca artikel mengenai Tips dan Cara Beternak Babi untuk Pemula. Semoga artikel ini membantu kamu dalam memajukan peternakan di Indonesia. Salam sukses Peternak Indonesia !
Informasi : Artikel ini terakhir diupdate pada tanggal 21 Maret 2023. Apabila artikel ini bermanfaat, ayo bagikan artikel ini kepada teman kamu.
Daftar Pustaka :
Holder, John. 1992. Pig Production. University of Sydne : Post Graduate Committe in Veterinary Science. ISBN : 1 875582 11 8
Rachman, Karinadintha Marsya. 2021. GDM Organic : Makanan Babi Supaya Cepat Besar Dan Gemuk: Jenis, Kandungan Nutrisi dan Pembuatannya. Diakses pada tanggal 21 Maret 2023.
Thurston, John R., dkk. 1991. Experimental Model of Atrophic Rhinitis in Gnotobiotic Pigs. American Society for Microbiology
Mahasiswa Pendidikan Profesi Dokter Hewan Universitas Airlangga. Berusaha memberikan pelayanan Kesehatan Hewan dengan Fokus pada Pencegahan dan Perawatan secara Holistik.
makasih informasinya kak
Sama-sama Agnes, semoga artikel ini bisa membantu kamu. Terima kasih telah berkunjung ke website vetmedicinae.com. Website nya para pecinta hewan.