Sebelum mengetahui proses replikasi virus, ada baiknya kamu mengetahui apa itu replikasi virus. Replikasi virus merupakan sebuah proses perkembangbiakan virus. Dalam hal ini, virus melakukan infestasi pada sel inang dengan cara memasukkan DNA atau RNA yang ia miliki, kemudian menggandakannya.
Berbeda dengan bakteri, virus tidak dapat melakukan perkembangbiakan di luar makhluk hidup. Karena tidak memiliki organ reproduksi untuk perkembangbiakan. Bahkan, untuk melakukan metabolisme pun virus membutuhkan sel hidup.
DOWNLOAD PDF – 6 Proses Replikasi Virus
Pada pengujian laboratorium, isolasi virus harus dilakukan pada jaringan yang hidup. Seperti tissue culture (kultur jaringan), hewan coba, dan TAB (Telur Ayam Berembrio). Isolasi merupakan suatu proses di mana agen infeksi seperti virus, bakteri, dan jamur dikembangbiakkan.
Replikasi virus penting untuk kita perlajari. Karena dengan mengetahui tahap replikasi virus, kita juga dapat mengetahui bagaimana suatu virus dapat masuk ke dalam sel, melakukan perkembangbiakan, dan menginfeksi tubuh mahkluk hidup.
Terdapat dua siklus yang dapat digunakan oleh virus dalam melakukan perkembangbiakannya, yaitu siklus litik dan siklus lisogenik. Kamu dapat melihat siklus litik dan siklus lisogenik pada gambar berikut ini :
Pada dasarnya, terdapat 6 tahap replikasi virus yang terjadi, yaitu Penempelan (adsorbsi), penetrasi, uncoating, biosintesa, maturasi, dan pelepasan (release). (Lucianus, 2003) Berikut adalah penjelasannya :
A. Adsorbsi
Proses replikasi virus yang pertama adalah adsorbsi atau penempelan. Virus akan menempel pada sel induk semang atau target. Yaitu melalui peristiwa random collision (tabrakan) antara virion dengan protein reseptor.
Virus memiliki glikoprotein atau protein yang akan berikatan secara kovalen dengan karbohidrat pada membarn plasma. Dalam hal ini, distribusi protein reseptor memegang peranan penting dalam jaringan, juga spesifitas virus pada reseptor.
Seperti contoh virus rabies yang hanya terdapat pada hypocampus, virus polio yang hanya terdapat pada daerah nasopharynx, usus, dan sel pada bagian depan spinal cord. Berbeda dengan virus measles, reseptor virus dapat ditemukan pada semua jaringan.
Oleh karena itu, virus akan menginfeksi jaringan dengan reseptor yang sesuai dengan dirinya. Masing-masing virus memiliki reseptornya masing-masing, seperti virus HIV dengan reseptornya CD 4, atau Rhinovirus dan Poliovirus dengan reseptor ICAM atau intercellular adhesion molecul.
Pada virus lain, proses adsorbsi juga dapat dilakukan melalui fiber extending atau pengembangan fiber. Seperti contoh pada Adenovirus ikosahedron atau spike, fiber extending terjadi dari sudut pada envelope virus.
Virus tidak memiliki alat gerak yang aktif. Sehingga ia memanfaatkan cairan yang mengalir, kemudian melalui proses collison (tabrakan) virus mulai melakukan adsorbsi dan menginfeksi sel target.
Baca juga : ” Perbedaan Virus dan Bakteri “
B. Penetrasi
Pada intinya, penetrasi dalam replikasi virus adalah suatu proses di mana virus memasukkan asam nukleat yang berupa DNA atau RNA ke dalam sel target. Terdapat tiga model penetrasi dalam replikasi virus, yaitu :
- Virus yang tidak memiliki envelope seperti Poliovirus akan melakukan penetrasi secara langsung dengan memasukkan asam nukleatnya ke dalam sel target.
- Paramyxovirus melakukan fusi dengan membran plasma sel target. Glikoprotein sangat berperan pada model ini.
- Pembentukan coated vesicle yang akan digunakan untuk endositosis. Ketiga model penetrasi tersebut diakhiri dengan pelepasan kapsid virus. Sedangkan pada bakteriofage, DNA nya dapat langsung diinjeksikan.
C. Uncoating
Uncoating merupakan suatu proses replikasi virus di mana asam nukleat virus terpisah dari coat proteinnya. Virion akan menempel pada coated pit khusus di daerah membran sitoplasma dengan protein clatherin. Jika injeksi asam nukleat telah selesai, maka akan dilakukan uncoating.
D. Biosintesa
Pada tahap biosintesa, akan diproduksi berbagai pretin struktural virus dan enzim, juga terjadi replikasi genom virus. Pada dasarnya, proses biosintesa diawali dengan pembuatan mRNA, kecuali pada virus dsRNA dan +sRNA karena genomnya sudah berfungsi sebagai mRNA.
Begitu juga dengan retrovirus, karena memiliki enzim reverse transcriptase yang dapat mentraskripsi genom virus dan membuat cDNA, yang terintegrasi ke dalam kromosom target.
Replikasi virus RNA terjadi di sitoplasma, kecuali pada retrovirus. Sedangkan virus DNA, replikasinya terjadi di nukleus, kecuali poxvirus. Replikasi virus RNA menggunakan RNA-dependent RNA-polymerase, sedangkan virus DNA menggunakan DNA polymerase hospes.
E. Maturasi
Tahap maturasi akan dimulai ketika setiap bagian yang akan dirakit tersedia di dalam sel. Proses perakitan diawali dengan perakitan protein kapsid dan diikuti dengan pengemasan genom virus. Pada virus tanpa envelope, akan dibentuk kapsomer dan prokapsid, kemudian dibangun asam inti virus.
Baca juga : ” Pengujian Virus dengan HA dan HI “
F. Pelepasan
Proses replikasi virus yang terakhir adalah pelepasan. Pada tahap ini, virus yang memiliki envelope akan terlepas melalui proses budding. Yaitu membran sel inang akan membentuk envelope untuk virus. Sedangkan vius tanpa envelope akan lepas melalui ruptur membran plasma sel inang. Hal itu mengakibatkan sel inang mati.
Terima kasih telah membaca mengenai replikasi virus, apabila ada kritikan atau saran mohon cantumkan dalam komentar dengan kalimat yang lugas. Viva Veteriner !
Daftar Pustaka :
- Lucianus, Johan. 2003. Introduksi Genetika Molekular Virus. Bandung : UK. Maranatha, Bagian Mikrobiologi Fakultas Kedokteran. JKM : Vol. 3, No.1.
- Rantam, Fedik A. 2005. Virologi. Surabaya : Airlangga University Press.