Informasi kesehatan hewan kesayangan seperti anjing dan kucing, serta berbagai hewan ternak meliputi sapi, kambing, domba, ayam dan lainnya. Berbagai teknologi pemberian pakan untuk kesehatan hewan ternak juga dibahas dalam website ini.
Salam sejahtera, pada kesempatan kali ini kita akan membahas mengenai hijauan pakan ternak bernutrisi, yaitu rumput gajah. Memiliki beragam jenis hijauan pakan ternak di ladang dapat membantu kita sebagai peternak dalam melakukan kombinasi pemberian pakan untuk ternak kesayangan.
Sebagai peternak, tentu kita menginginkan agar ternak kita bisa sehat dan juga menghasilkan, baik menghasilkan daging ataupun susu. Untuk menjaga ternak tetap sehat, pemberian pakan yang baik merupakan salah satu faktor utama yang harus diperhatikan. Terutama kandungan dan nilai gizi yang bisa diperoleh.
Rumput gajah memiliki nama ilmiah Pennisetum purpureum, merupakan rumput yang sering digunakan sebagai pakan ternak herbivora ruminansia seperti sapi, kambing, dan domba. Rumput gajah memiliki nama lain yaitu napier grass, uganda grass, serta dalam bahasa inggris disebut dengan elephant grass.
Rumput gajah berasal dari Afrika, kemudian diperkenalkan di Indonesia mulai tahun 1962. Setelah itu rumput gajah tumbuh subur secara alami di seluruh daratan Asia Tenggara. Rumput gajah disenangi oleh peternak karena memiliki kandungan gizi yang bagus untuk hewan ternak herbivora ruminansia serta mudah untuk ditanam. Perhatikan taksonomi rumput gajah berikut ini :
Rumput gajah termasuk ke dalam tanaman tahunan membentuk rumpun yang terdiri 20-50 batang dengan diameter lebih kurang 2,3 cm. Tumbuh tegak dan lebat, batang tanaman dikelilingi perisai daun yang berbulu dan memiliki perakaran yang dalam. Tinggi batang rumput gajah bisa mencapai 2-3 m, lebar daun 1,25-2,50 cm, serta panjang 60-90cm (Arfah, 2022).
Rumput gajah merupakan tumbuhan pakan ternak yang memiliki akar serabut. Akar serabut ini dapat mengikat dan membentuk jalinan serta mengangkat zat hara dari dalam tanah. Rumput gajah memiliki daun yang lebar dan panjang serta memiliki tulang daun. Kondisi demikian membuat rumput gajah juga berfungsi untuk mencegah erosi tanah dan juga meningkatkan kesuburan tanah.
Rumput gajah akan tumbuh merumpun dengan akar serabut yang kompak, pemotongan yang dilakukan secara teratur akan terus menghasilkan anakan dan secara terus menerus dapat dipanen dalam kurun waktu sekitar 60 hari. Namun perlu juga dilakukan peremajaan ketika rumput gajah sudah ditanam dalam waktu 3-4 tahun. Sehingga perlu diperhatikan apakah pertumbuhan rumput gajah masih bagus atau tidak dengan kurun waktu pemotongan yang sama.
B. Kandungan Gizi Rumput Gajah
Rumput gajah memiliki beberapa kelebihan di antaranya adalah produksi tinggi, kadar protein cukup tinggi, lebih tahan kering dan disukai oleh ternak. Rumput gajah mempunyai banyak varietas antara lain varietas Afrika, Hawai, Capricorn, Raja/King Grass, Lampung, Taiwan, dan sebagainya (Wicaksono, 2010).
Di Indonesia terdapat dua tipe pertumbuhan tanaman rumput gajah yaitu tipe tegakan tinggi dan tipe tegakan rendah atau disebut dwarf. Kedua tipe rumput gajah ini kini banyak dikembangkan oleh masyarakat Indonesia (Dumadi et al, 2021). Peternak memberikan rumput gajah untuk hewan ternaknya karena memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi. Berikut adalah persentase kandungan gizi rumput gajah pasca panen :
Bila diperhatikan melalui tabel kandungan gizi di atas, rumput gajah memiliki kandungan protein kasar (PK) yang tinggi, yaitu sekitar 10,2%. Lumayan tinggi dibandingkan dengan hijauan pakan ternak lain, misalnya rumput kolonjono atau rumput setaria.
C. Cara Menanam Rumput Gajah
Rumput gajah termasuk ke dalam jenis hijauan pakan ternak yang mudah untuk ditanam. Dengan perawatan yang rutin, rumput gajah mampu tubuh dengan subur. Beberapa teknik budidaya rumput dapat diterapkan untuk memperbanyak anakan dan luasan tumbuh rumput gajah, seperti melakukan stek pada batang rumput.
Rumput gajah mempunyai batang bulat berkayu dan berbuku-buku. Dari buku tersebut nantinya akan keluar tunas baru yang kemudian yang akan menjadi batang baru.
Rumput gajah tumbuh baik pada ketinggian 0-3000 m di atas permukaan laut, mulai dari dataran rendah hingga dataran tinggi. Rumput gajah juga tumbuh baik pada tanah subur dan lembab, namun tidak menggenang. Tanah yang baik untuk rumput gajah memiliki pH sekitar 6,5. Kondisi demikian memungkinkan rumput gajah untuk dapat tumbuh secara optimal, meskipun apabila tidak dirawat dan dibiarkan rumput gajah juga dapat tumbuh dan berkembang.
Rumput gajah bisa dikembangkan secara vegetatif dengan stek batang atau sobekan anakan, serta rumpun. Jarak tanam rumput gajah kurang lebih 60 x 90 cm disesuaikan dengan tingkat kesuburan tanahnya. Jarak tanam harus diperhatikan dalam menanam.
Apabila jarak tanam rumput gajah terlalu sempit, maka akan terjadi persaingan untuk memperoleh unsur penting yang diperlukan tumbuhan. Unsur penting tersebut seperti unsur hara, air, sinar matahari, dan ruang untuk berkembang. Sedangkan apabila jarak tanam terlalu lebar, maka akan memungkinkan tumbuhnya tanaman pengganggu atau gulma.
Penanaman rumput gajah dapat dilakukan di ladang, dengan cara mencangkul tanah untuk menggemburkan tanah. Kemudian tanah dibersihkan dari gulma atau tanaman pengganggu. Pada tanah yang datar, perlu dibuat saluran dan selokan. Selokan di sini memiliki fungsi sebagai irigasi dan drainase agar tidak banjir ketika hujan. Saluran atau jalan dibuat untuk memudahkan kita melakukan perawatan dan panen rumput gajah.
Untuk urusan pemupukan, sebenarnya rumput gajah merupakan tanaman yang sensitif terhadap pemupukan. Pupuk kandang cukup bagus untuk mengoptimalkan pertumbuhan rumput gajah. Pemupukan dapat dilakukan satu atau dua minggu sebelum penanaman rumput gajah.
Waktu panen rumput gajah bisa dilakukan setelah berumur kurang lebih 60 hari. Setelah itu pemotongan atau panen bisa dilakukan 40 hari sekali, tergantung dengan musim yang sedang berlangsung.
Tinggi pemotongan ketika panen sebaiknya antara 10 – 15 cm dan permukaan tanah. Hindari melakukan pemotongan yang terlalu tinggi (lebih dari 15 cm atau terlalu pendek kurang dari 10 cm) diatas permukaan tanah. Pemotongan yang terlalu tinggi menyebabkan banyak sisa batang yang keras. Demikian juga pemotongan yang terlalu rendah akan mengurangi mata atau tunas muda yang tumbuh, sehingga dapat menurunkan reproduksi (Arfah, 2022).
Daftar Pustaka :
Arfah, Rita. 2022. Pengaruh Jarak Tanam Terhadap Pertumbuhan Rumput Gajah (Pennisetum purpureum).
Dumadi, E. H., Abdullah, L., & Sukria, H. 2021. Kualitas hijauan rumput gajah (Pennisetum purpureum) berbeda tipe pertumbuhan: review kuantitatif. Jurnal Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, 19(1), 6-13.
Wicaksono, P. 2010. Rumput Gajah Primadona Bagi Ternak. Balai Besar Pelatihan Peternakan. Batu. Malang.
Mahasiswa Pendidikan Profesi Dokter Hewan Universitas Airlangga. Berusaha memberikan pelayanan Kesehatan Hewan dengan Fokus pada Pencegahan dan Perawatan secara Holistik.