Informasi kesehatan hewan kesayangan seperti anjing dan kucing, serta berbagai hewan ternak meliputi sapi, kambing, domba, ayam dan lainnya. Berbagai teknologi pemberian pakan untuk kesehatan hewan ternak juga dibahas dalam website ini.
Penyakit EDS (Egg Drop Syndrome) pada Ayam Petelur
Egg Drop Syndrome atau EDS pada ayam petelur merupakan penyakit yang disebabkan Adenovirus dari famili Adenoviridae. Pada mulanya, EDS ditemukan oleh Van Eck di Belanda pada tahun 1976. Oleh karena itu, penyakit ini sering disebut dengan EDS’76 atau Egg Drop Syndrome – 1976.
Egg Drop Syndrome atau EDS pada ayam petelur merupakan penyakit yang disebabkan Adenovirus dari famili Adenoviridae. Pada mulanya, EDS ditemukan oleh Van Eck di Belanda pada tahun 1976. Oleh karena itu, penyakit ini sering disebut dengan EDS’76 atau Egg Drop Syndrome – 1976.
Van Eck menemukan kasus penurunan produksi telur disertai dengan kualitas telur yang buruk, karena telur tersebut memiliki kulit atau kerabang yang tipis. Kejadian lain juga ditemukan di Irlandia Utara pada tahun 1977. Di Indonesia sendiri, kejadian EDS telah dilaporkan di beberapa peternakan ayam ras petelur di Bali, dan mewabah di daerah Kupang (Ditjennak, 2014) dalam (Kencana, 2017).
DOWNLOAD PDF – Egg Drop Syndrome (EDS) pada Ayam Petelur
Kejadian EDS umumnya menyerang ayam petelur ketika berada dalam puncak produksi, hal itu dapat menyebabkan target produksi tidak tercapai. Sehingga dapat menimbulkan kerugian yang besar. Pengetahuan mengenai virus penyebab EDS harus terus dikembangkan, karena virus EDS memiliki hemagglutinin yang dapat menggumpalkan eritrosit.
EDS atau Egg Drop Syndrome merupakan penyakit pada ayam petelur yang disebabkan oleh virus dari famili Adenoviridae. Virus ini berbentuk simetris ikosahedral, mengandung molekukl linear tunggal dari double stranded deoxyribonucleic acid (ds-DNA). Selain itu, virus EDS tidak memiliki amplop dan dapat bereplikasi di dalam inti sel (nukleus) membentuk benda inklusi.
Perlu diketahui, virus EDS dapat bertumbuh dengan baik dalam embrio bebek dan dapat mengaglutinasi (menggumpalkan) eritrosit unggas. Namun, virus EDS tidak dapat mengaglutinasi eritrosit mamalia. (Fitriawati, 2015)
Virus EDS merupakan adenovirus yang mampu mengaglutinasi eritrosit ayam. Hal tersebut dikarenakan virus EDS memiliki fiber yang merupakan trimer polipeptida dan bertindak sebagai hemagglutinin. Oleh karena itu, virus ini dapat diuji menggunakan teknik Haemagglutination (HA) dan Haemagglutination Inhibition (HI).
Pengujian HA dan HI pada unggas yang terserang penyakit EDS merupakan salah satu teknik pengujian serologis, yaitu dengan menggunakan prinsip keterkaitan antigen dan antibodi. Oleh karena itu, teknik ini dapat digunakan untuk mengetahui titer antibodi yang berguna dalam prosedur pembuatan vaksin.
Gejala Egg Drop Syndrome (EDS) pada ayam petelur biasanya terlihat pada ayam dewasa, yaitu ayam dengan kisraan umur 25-35 minggu dengan gejala yang khas berupa penurunan produksi telur. Selain itu, kualitas telur yang dihasilkan juga buruk.
Telur yang diproduksi oleh ayam yang terserang EDS menunjukkan warna kerabang telur yang pudar, memiliki tekstur lunak dan tipis. Bahkan, pada beberapa kasus EDS pada ayam memperlihatkan telur dengan ukuran yang kecil.
Penurunan produksi telur pada puncak produksi dapat mencapai 20% hingga 50% dengan kurun waktu 6-8 minggu. Tentu saja hal tersebut bukan sesuatu yang mudah bagi produsen telur ayam, karena dapat menyebabkan kerugian yang sangat besar.
Gejala lain yang ditimbulkan pada ayam yang terserang EDS adalah nafsu makan berkurang, ayam menjadi lesu, serta jengger dan pial menjadi pucat. Ayam muda yang terserang EDS tidak akan mampu memproduksi telur secara optimal.
C. Cara Penularan EDS pada Ayam
Spesies yang rentan terserang virus EDS adalah unggas, seperti itik, kalkun, angsa, dan ayam. Semua ayam dapat tertular penyakit EDS, terutama pada ayam layer dengan umur 26-55 minggu. Virus EDS tidak terpengaruh oleh adanya musim hujan dan musim panas. Meskipun begitu, faktor stres tentu saja dapat memperburuk keadaan.
Penularan penyakit EDS pada ayam dapat terjadi secara vertikal dan horizontal. Penularan secara vertikal terjadi melalui telur dari induk ke anaknya, sedangkan penularan horizontal dapat terjadi melalui ayam terinfeksi ke ayam yang sehat.
Mekanisme penularan terjadi melalui pakan dan minum yang terkontaminasi sekresi trachea yang mengandung virus dari ayam sakit. Penularan vertikal berlangsung lebih cepat dibandingkan dengan penularan horizontal.
D. Pengendalian EDS pada Ayam
Pengendalian merupakan aspek yang mencakup pencegahan dan pengobatan. Pencegahan EDS pada ayam dapat dilakukan dengan meningkatkan biosecurity, terutama dalam hal sanitasi kandang. Sanitasi kandang yang baik dapat meminimalisir terjadinya berbagai penyakit virus.
Hingga saat ini, belum ada pengobatan yang efektif untuk penyakit EDS atau Egg Drop Syndrome pada ayam. Oleh karena itu, strategi yang paling tepat guna adalah pencegahan dengan melakukan vaksinasi EDS secara terprogram.
E. Kesimpulan
Penyakit EDS’76 atau Egg Drop Syndrome – 1976 merupakan penyakit viral yang disebabkan oleh adenovirus dari famili adenoviridae. Virus ini menyerang berbagai spesies unggas, seperti ayam, itik, kalkun, dan angsa. Proses penularannya dapat terjadi secara vertikal melalui telur dari induk ke anaknya, dan horizontal melalui kontaminasi pakan dan minum.
Hingga saat ini belum ada pengobatan yang efektif dan efisien untuk mengobati ayam atau unggas lain yang terserang EDS. Sehingga, pencegahan seperti peningkatan biosecurity dan vaksinasi terprogram harus dijalankan dengan baik. Karena, apabila seekor ayam dalam peternakan yang besar terserang EDS, bukan tidak mungkin akan menular ke ayam yang sehat.
Oleh karena itu, peningkatan pengetahuan mengenai berbagai macam penyakit pada unggas, seperti EDS harus terus dilakukan. Terima kasih telah membaca artikel mengenai EDS atau EGG Drop Syndrome pada ayam. Semoga peternakan ayam yang kamu kelola terus mengalai peningkatan yang bermanfaat.
Daftar Pustaka :
Direktorat Kesehatan Hewan. 2014. Manual Penyakit Unggas. Direktorat Kesehatan Hewan, Direktorat Bina Produksi Peternakan, Departemen Pertanian RI, Jakarta Indonesia.
Fitriawati, Fidyah., dkk. 2015. Isolasi dan Identifikasi Egg Drop Syndrome Virus dengan Uji Hemaglutinasi dan Hemaglutinasi Inhibisi. Yogyakarta : Universitas Gajdah Mada. Jurnal Sain Veteriner. ISSN : 0126 – 0421.
Kencana, Gusti Ayu Yuniati., dkk. 2017. Respons Imun Ayam Petelur Pascavaksinasi Newcastle Disease dan Egg Drop Syndrome. Denpasar : Universitas Udayana. Jurnal Sain Veteriner. ISNN : 2407-3733.
Mahasiswa Pendidikan Profesi Dokter Hewan Universitas Airlangga. Berusaha memberikan pelayanan Kesehatan Hewan dengan Fokus pada Pencegahan dan Perawatan secara Holistik.