Informasi kesehatan hewan kesayangan seperti anjing dan kucing, serta berbagai hewan ternak meliputi sapi, kambing, domba, ayam dan lainnya. Berbagai teknologi pemberian pakan untuk kesehatan hewan ternak juga dibahas dalam website ini.
Makhluk hidup memiliki beberapa susunan jaringan embrional saat tumbuh dan berkembang, ada yang memiliki dua lapisan yang dikenal dengan diploblastik dan ada yang memiliki tiga lapisan yang dikenal dengan triploblastik. Dua lapisan pada hewan diploblastik adalah ektoderm dan endoderm. Sedangkan tiga lapisan pada hewan triploblastik adalah ektoderm, mesoderm, dan endoderm.
Makhluk hidup memiliki beberapa lapisan jaringan embrional saat tumbuh dan berkembang, ada yang memiliki dua lapisan yang dikenal dengan diploblastik dan ada yang memiliki tiga lapisan yang dikenal dengan triploblastik. Dua lapisan pada hewan diploblastik adalah ektoderm dan endoderm. Sedangkan tiga lapisan pada hewan triploblastik adalah ektoderm, mesoderm, dan endoderm.
Pada dasarnya, hewan diploblastik adalah hewan yang embrionya terdiri dari dua lapis, yaitu lapisan ektoderm (lapisan luar) dan lapisan endoderm (lapisan dalam).
(Yulmi, 2019)
Bagaimana hewan dapat memiliki lapisan tubuh yang berbeda ? Hal itu bermula dari zigot yang terus mengalami pembelahan sel (cleavage) hingga membentuk bola sel yang tidak berongga seperti buah arbei yang disebut dengan morula. Morula akan terus melakukan pembelahan sel hingga membentuk bola berongga yang dinamakan dengan blastula.
Rongga pada bagian tengan blastula disebut dengan blastosol. Sedangkan proses pembentukan blastula disebut dengan blastulasi.
Dari blastula dilanjutkan dengan tahap gastrula. Pada tahan gastrula terjadi proses pelekukan salah satu embrio ke dalam yang disebut dengan proses gastrulasi. Pelekukan tersebut mengembang dan mengisi blastosol. Peristiwa tersebut menghasilkan jaringan embrionik berupa ektoderm dan endoderm (Indriyani, 2020).
Sudah tahu kan mengapa ada hewan doploblastik dan hewan triploblastik ? Sekarang mari kita lanjutkan dengan contoh hewan diploblastik. Contoh hewan diploblastik berasal dari filum Coelenterata.
Coelenterata merupakan kingdom Animalia yang tidak memiliki tulang belakang (invertebrata). Coelenterata berasal dari kata coelos (rongga) dan enteron (usus). Coelenterata disebut juga dengan Cnidaria. Hewan Coelenterata dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelas, yaitu Hydrozoa, Scyphozoa dan Anthozoa. Perhatikan tabel berikut ini :
Kelas
Fase Pertumbuhan
Contoh Hewan
Hydrozoa
Polyp
Hydra sp.
Scyphozoa
Polyp dan Medusa (Medusa lebih menonjol)
Aurelia aurita (ubur-ubur)
Anthozoa
Polyp (Medusa telah tereduksi)
Metridium (anemon laut) dan Terumbu Karang
Mari kita bahas satu persatu contoh hewan diploblastik di atas.
Hydra adalah hewan bersel banyak yang berbentuk polyp. Hidupnya soliter dan dapat berpindah tempat. Biasanya hydra melekat pada bebatuan, batang kayu, dan tanaman. Panjang tubuh Hydra berkisar antara 2 hingga 20 mm dengan diameter tubuh kurang dari 1 mm (Kastawi, 2005).
2. Ubur-ubur
Ubur-ubur memiliki nama latin Aurelia aurita. Ubur-ubur memiliki tubuh yang lunak seperti gelatin, transparan, dan mengandung banyak air. Ubur-ubur terkenal sebagai hewan pengganggu terutama di daerah wisata. Hal tersebut karena ubur-ubur memiliki sel penyengat atau nematosis yang terdapat dalam jaringan epidermisnya (Manuputty, 1988).
3. Anemon laut
Anemon laut merupakan hewan predator yang terlihat seperti bunga, memiliki berbagai bentuk, ukuran, dan warna. Tubuhnya radial semetrik, columnar dan memiliki satu lubang mulut yang dikelilingi oleh tentakel. Anemon laut biasanya memiliki ukuran diameter tubuh 2,5-10 cm, tetapi beberapa anemon ada juga yang dapat tumbuh mencapai diameter tubuh 1,8 m (Farianti, et al 2015).
Farianti, L., Irawan, H., & Pratomo, A. 2015. Pola Hubungan Antara Jenis Anemon Dengan Ikan Badut (Amphiprioninae) Di Perairan Daerah Pulau Pucung Kabupaten Bintan Provinsi Kepulauan Riau. Repository UMRAH.
Indriani, R. P. 2020. Analisis Kesulitan Belajar Siswa Pada Konsep Animalia di MAN 1 Kota Bogor (Bachelor’s thesis, Jakarta: FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta).
Kastawi, Y. 2005. Zoology Avetebrata, Malang: UM Press.
Manuputty, A. 1988. Ubur-ubur (Scyphomedusae) dan cara pengolahannya. Balai Penelitian dan Pengembangan Oseanologi-LIPI8, 2, 49-61.
Yulmi, Y. 2019. Pengembangan Buku Saku Bergambar sebagai media Belajar Mandiri pada Materi Struktur dan Fungsi Jaringan pada Tumbuhan dan Hewan (Doctoral dissertation, UIN Raden Intan Lampung).
Mahasiswa Pendidikan Profesi Dokter Hewan Universitas Airlangga. Berusaha memberikan pelayanan Kesehatan Hewan dengan Fokus pada Pencegahan dan Perawatan secara Holistik.