Kloning merupakan suatu teknik yang digunakan untuk menghasilkan suatu individu baru yang mirip dengan cara vegetatif dan invitro. Karena tindakannya dilakukan tanpa menggunakan pejantan, melainkan dengan jaringan mammae dan sel telur yang sudah dibuagn inti selnya. Selain itu, kloning juga dilakukan secara in vitro, artinya dilakukan di dalam laboratorium.
Kloning merupakan dasar dari bioteknologi bersamaan dengan manipulasi gen, DNA rekombinan, dan genetika modern dengan menggunakan suatu prosedur. Seperti identifikasi, replikasi, modifikasi, dan transfer materi genetik dari sel, jaringan, atau organ.
Perkembangan ilmu genetika hewan seperti kloning menjadi dasar bagi ilmu terapan lain untuk dikembangkan. Misalnya pengembangan bibit unggulan dan pelestarian hewan langka. Dengan memanfaatkan teknik kloning, tentu saja hal itu dapat segera diatasi.
Domba Dolly merupakan hasil dari keberhasilan kloning yang dilakukan oleh peneliti asal Scotlandia, Ian Wilmut dan Keith Campbell. Dalam biologi, istilah kloning memiliki arti proses menghasilkan suatu individu baru yang serupa genetiknya dengan cara aseksual. Begitu juga dengan Dolly, ia dihasilkan melalui proses aseksual.
Baca juga artikel mengenai : “Yuk Kenalan Sama Domba Dombos Wonosobo”
Domba Dolly dihasilkan dari kelenjar susu domba betina finndorset sebagai donor inti sel, sedangkan donor resepiennya menggunakan sel telur domba black face yang sebelumnya telah dihilangkan intinya. Penghilangan inti dilakukan dengan menggunakan micropipet untuk diambil nucleusnya.
Setelah semuanya siap, donor inti sel dan sel telur resepien digabungkan menggunakan sengatan listrik, sehingga dapat terbentuk fusi (gabungan) antara inti sel kelenjar mammae finndorset dan sel telur tanpa nucleus dari domba black face. Setelah itu, dimasukkan ke dalam tabung agar berkembang menjadi embrio.
Ketika embrio sudah siap, dipindahkan ke dalam rahim domba black face, yang kemudian tumbuh dan lahir menjadi individu baru yang menyerupai domba finndorset.
Dan seperti yang sudah dijelaskan dalam makalah Genetika Hewan sebelumnya, bahwa kloning domba Dolly dilakukan dengan menggunakan metode Roslin, sedangkan metode Honolulu digunakan oleh Teruhiko Wakayama dan Ryuzo Yanagimachi dari Universitas Hawai dan menghasilkan tikus kloning.
Teknik honolulu menggunakan sel sertoli dan sel otak yang berada dalam stadium G0, kemudian digabungkan dengan sel telur yang tidak dibuahi.
Kloning memiliki peran yang besar dalam perkembangan ilmu genetika hewan, terutama dalam hal rekayasa genetika. Namun, penggunaannya harus memenuhi bioetika yang berlaku. Berikut adalah beberapa manfaat kloning :
- Pengembangan ilmu pengetahuan,
- Pengembangan bibit unggulan,
- Diagnostik dan Terapi, dan
- Pertolongan bagi pasangan infertil.
Kloning memberikan dampak yang besar bagi perkembangan genetika hewan. Mulai dari hal kecil seperti kloning individu, hingga hal besar seperti peraturan penggunaan kloning agar tidak permasalahan. Seperti penggunaan kloning untuk mebuat senajata biologis. Tentu hal tersebut dilarang oleh pemerintah.
Oleh karena itu, terdapat istilah bioetika kloning hewan. Di mana hal tersebut berisi tentang etika penggunaan ilmu kloning sehingga tidak boleh diterapakan untuk kloning manusia. Kelompok yang menentang kloning menggunakan alasan tersebut agar kloning tidak dilakukan.
Sedangkan kelompok yang mendukung beralasan kloning akan berguna bagi produksi organ-organ pengganti yang dibutuhkan oleh manusia.
Penggunaan ilmu kloning tentu harus memenuhi izin yang bersyarat. Sehingga dapat digunakan untuk kemaslahatan masyarakat secara luas. Seperti pengembangan bibit unggulan misalnya. Hal tersebut tentu saja dapat memajukan sektor peternakan. Yaitu dengan cara menggunakan strain yang lebih bagus.
Daftar Pustaka :
- Tenriawaru, Eka Pratiwi. 2013. Kloning Hewan. Universitas Cokroaminoto Palopo : Jurnal Dinamika. ISSN 2087 – 7889. Vol. 04. No. 1.