Informasi kesehatan hewan kesayangan seperti anjing dan kucing, serta berbagai hewan ternak meliputi sapi, kambing, domba, ayam dan lainnya. Berbagai teknologi pemberian pakan untuk kesehatan hewan ternak juga dibahas dalam website ini.
Halo sobat Vet, pada kesempatan kali ini kita akan belajar mengenai ektoparasit pada ayam nih. Sebelumnya sudah pada tahu belum apa itu ektoparasit pada ayam ? Secara sederhana, ektoparasit terdiri dari dua kata, yaitu ekto yang berarti luar dan parasit yang berarti organisme yang hidup pada organisme lain.
Organisme parasit merupakan organisme yang hidupnya bersifat parasitis. Itu artinya hidupnya selalu merugikan organisme yang ditempatinya. Nah, ektoparasit pada ayam secara umum terbagi menjadi kutu, caplak, tungau, dan pinjal. Keempat ektoparasit tersebut tergabung dalam filum Arthropoda.
Masyarakat pada umumnya lebih mengenal kutu dibandingkan dengan caplak, tungau, dan pinjal. Padahal keempat ektoparasit tersebut berbeda sobat. Mulai dari ukuran, cara hidup, siklus hidup, tempat bertelur, dan juga habitatnya. Namun, perbedaan yang lebih mendalam akan kita bahas di artikel selanjutnya dalam kategori bahasan Tips Dokter Hewan. Kali ini kita fokus pada perbedaan keempat ektoparasit tersebut di ayam. Perhatikan tabel Perbedaan Kutu, Pinjal, Tungau, dan Caplak pada ayam berikut ini (Retno et al, 2008) :
Perbedaan
Kutu
Pinjal
Tungau
Caplak
Ukuran
Panjang 0,4 – 6,5 mm
Panjang ± 3 mm
Umumnya diameter < 1 mm, tetapi ada pula yang panjangnya 7000 μm
Panjang 2000 – 30.000 μm
Cara hidup
Penggigit dan penghisap
Penghisap
Penghisap
Penghisap
Siklus hidup
Metamorfosis tidak sempurna (telur – nimfa – kutu dewasa)
Ektoparasit tersebut tidak dapat berkembang dengan baik apabila peternak memperhatikan kebersihan dan sanitasi kandang, serta manajemen pemeliharaan ayam yang baik. Ektoparasit tidak menimbulkan kerugian yang nyata seperti kematian, namun tidak dapat disepelekan.
Kehadiran ektoparasit akan menyebabkan kerugian secara ekonomi, meskipun sering tidak timbul kematian. Ektoparasit pada ayam dapat mengganggu kenyamanan ayam, sehingga produktivitas daging dan telur dapat menurun. Selain itu, ektoparasit juga dapat berperan sebagai vektor atau perantara penyakit (virus dan bakteri) dari satu hewan ke hewan yang lainnya.
Kutu termasuk ke dalam kelas insecta. Kutu ayam dapat menyebabkan ketidaknyamanan, stres, dan masalah kesehatan pada ayam, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi produksi telur dan pertumbuhan ayam. Beberapa spesies kutu pada ayam adalah :
1. Menopon gallinae
Menopon gallinae merupakan spesies kutu yang sering disebut sebagai “kutu bulu ayam“. Menopon gallinae berukuran kecil, panjangnya sekitar 1-2 mm. Memiliki tubuh yang pipih, dengan kaki yang yang digunakan untuk menempel pada bulu dan sisik kulit ayam. Kutu ini biasanya berwarna abu-abu atau coklat. Infestasi kutu ini dapat mengakibatkan kerusakan bulu ayam dan kerusakan sisik kulit yang mungkin menyebabkan ketidaknyamanan pada ayam.
2. Lipeurus caponis
Kutu ayam ini biasa menyerang bulu ayam. Mereka melekat pada bulu ayam dan bertahan hidup dengan memakan sisik pada kulit, minyak bulu, dan keratin yang ada pada tubuh ayam. Meskipun jarang menyebabkan kasus kematian pada ayam, infestasi Lipeurus caponis dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan penurunan kualitas pada bulu ayam.
3. Menacanthus stramineus
Kutu ayam ini juga dikenal sebagai kutu sisik ayam. Mereka lebih fokus pada sisik kulit ayam, daripada menghisap darah. Meskipun kutu ini tidak menyebabkan kerusakan besar pada ayam, infestasi yang berat dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan ayam.
Infestasi kutu biasanya terjadi bersamaan dengan kasus yang lain, misalnya cacingan pada ayam, atau penyakit infeksi akibat virus dan bakteri, penyakit metabolik, dan kurangnya sanitasi kandang dan lingkungan di sekitar kandang.
Pengendalian infestasi kutu pada ayam sangat penting. Cara mengendalikan kutu ayam melibatkan praktik sanitasi yang baik, seperti membersihkan kandang secara berkala, mengganti jerami atau serbuk gergaji, dan menggunakan insektisida yang aman dan efektif jika diperlukan.
B. Pinjal pada Ayam
Sama halnya dengan kutu, pinjal termasuk dalam kelas insecta. Spesies pinjal yang sering menyerang ayam adalah Echidnophaga gallinacea. Pinjal dewasa hanya melekat pada hospes hanya saat menghisap darah. Ketika sudah menempel pada tubuh ayam, maka pinjal akan sangat sulit untuk dilepaskan. Bahkan pinjal mampu membenamkan kepalanya ke dalam lapisan kulit ayam yang dalam.
C. Tungau pada Ayam
Berikutnya adalah tungau pada ayam. Tungau termasuk dalam kelas Arachnida. Beberapa tungau yang sering menyerang ayam di antaranya adalah :
1. Dermanyssus gallinae
Pinjal ayam yang paling umum ditemui. Pinjal ini sering disebut sebagai “Pinjal merah” meskipun mereka bukanlah serangga merah. Dermanyssus gallinae adalah parasit yang menghisap darah ayam. Mereka sering aktif pada malam hari, dan saat siang hari bersembunyi di antara celah dan lubang di dalam kandang ayam. Pinjal ini dapat menyebabkan stres pada ayam, menyebabkan penurunan produksi telur, kehilangan berat badan, dan bahkan dapat menyebabkan kematian jika infestasi parah.
2. Knemidocoptes sp.
Tungau ini dapat menginfeksi kulit dan bulu ayam serta dapat menyebabkan masalah seperti kerusakan sisik pada kulit, kemerahan, dan kerontokan bulu. Infeksi tungau ini sering kali disebut dengan nama “scaly leg” atau “scaly face”, tergantung pada area kulit yang terinfeksi. Tungau ini dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan kesulitan bagi ayam untuk bergerak.
3. Ornithonyssus bursa
Berikutnya adalah Ornithonyssus bursa. Tungau yang satu ini sering ditemukan di lingkungan sekitar ayam, terutama di sarang, tempat tidur ayam, dan daerah di mana bulu ayam menumpuk. Tungau ini dapat menjadi vektor virus ND (Newcastle Disease) yang kita kenal sebagai tetelo pada ayam dan juga fowl pox.
D. Caplak pada Ayam
Caplak juga termasuk ke dalam kelas Arachnida seperti tungau. Caplak yang sering menyerang unggas termasuk dalam famili Argasidae dan genus Argas. Spesies caplak ini di antaranya adalah :
Argas persicus
Argas miniatus
Argas radiatus
Argas robertsi
Argas sanchezi
Argas arboreus
Caplak cenderung lebih besar, bulat, dan berwarna gelap. Tubuh caplak terdiri dari dua bagian utama, yaitu scutum (tempat leher dan kepala) dan abdomen (bagian tubuh yang lebih besar). Caplak dewasa dapat mencapai ukuran beberapa milimeter. Karakteristik dari caplak Argas adalah memiliki tubuh yang lunak.
E. Penularan Ektoparasit pada Ayam
Ektoparasit pada ayam seperti kutu, tungau, caplak, dan pinjal dapat menular dari satu ayam ke ayam yang lain dalam satu kandang. Cara penularannya secara umum terjadi melalui kontak langsung. Yaitu ketika ayam yang belum terserang berdekatan dengan ayam yang sudah terserang. Peralatan kandang dan operator atau petugas kandang juga ikut berperan dalam proses penularan ektoparasit pada ayam.
Penularan tungau dan pinjal berlangsung lebih cepat karena mereka bisa berlari dan melompat. Pada siang hari tungau dapat ditemukan pada dinding kandang, langit-langit, dan juga lantai kandang. Ektoparasit juga berperan sebagai vektor beberapa penyakit ayam berbahaya, di antaranya adalah penyakit kolera, pullorum, pox, dan ND.
F. Pengendalian Ektoparasit pada Ayam
Menurut Retno et al (2015) dalam bukunya, beberapa pengendalian ektoparasit yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan sanitasi kandang dan peralatannya, memisahkan ayam sakit dan mengubur ayam mati sesegera mungkin, membatasi tamu yang masuk ke dalam area kandang, mencegah hewan liar masuk ke lingkungan kandang, mengatur kepadatan kandang dan litter atau alas kandang, serta memperhatikan manajemen manure.
Ada beberapa opsi pengobatan ektoparasit pada ayam, namun relatif sulit dilakukan pada peternakan yang sudah pernah terinfestasi sebelumnya. Beberapa opsi tersebut antara lain kontrol biologik dengan predator alami seperti kumbang hitam, kontrol kimiawi menggunakan insektisida maupun larvasida, serta kontrol mekanik dengan manajemen pembuangan manure yang baik.
Itu dia beberapa ektoparasit pada ayam yang bisa kita bahas dalam artikel ini. Semoga bermanfaat dan sukses selalu peternakan ayam di Indonesia ! Salam sehat luar biasa.
Daftar Pustaka
Hawke’s Bay. Lipeurus sp. Clay. 1938. Collected April 1973. New Zealand. CC BY 4.0. Te Papa (AI.016750)
Lyle J. Buss. Dermanyssus gallinae (De Geer). University of Florida.
Matt BertoneIkuti. Soft tick (Argasidae). Argas persicus from chicken coop. Download from Flickr.
Neumann, 1912. Menacanthus sp. Collected 25 May 1974, Pauatahanui, Porirua Harbour, New Zealand. CC BY 4.0. Te Papa (AI.016845)
Pest and Diseases Image Library. Sticktight flea (Echidnophaga gallinacea) (Westwood, 1875)
Poultry shaft louse. Menopon gallinae (Linnaeus, 1758). Collected 23 July 1957, Christchurch, New Zealand. CC BY 4.0. Te Papa (AI.016951)
Retno, Diyanti., Lilis Lestariningsih, Budi Purwanto, Suwadi Hartono. 2015. Penyakit-penyakit Penting pada Ayam.
Rtai, L Hong To. Scaly Leg – What Are Scaly Leg Mites. Back Yard Chickens.
Mahasiswa Pendidikan Profesi Dokter Hewan Universitas Airlangga. Berusaha memberikan pelayanan Kesehatan Hewan dengan Fokus pada Pencegahan dan Perawatan secara Holistik.