Informasi kesehatan hewan kesayangan seperti anjing dan kucing, serta berbagai hewan ternak meliputi sapi, kambing, domba, ayam dan lainnya. Berbagai teknologi pemberian pakan untuk kesehatan hewan ternak juga dibahas dalam website ini.
Pada dasarnya, nekropsi ayam merupakan sebuah tindakan pembendahan bangkai ayam yang ditujukan untuk penegakan diagnosa secara patologi anatomi. Nekropsi berguna dalam menentukan penyebab terjadinya sebuah penyakit. Pada umumnya nekropsi dilakukan pada saat post mortem, di mana ayam sudah dalam keadaan mati.
Nah, sebelumnya perkenalkan nama saya Gigih Fikrillah Sya’ban. Saya biasa dipanggil Gigih. Saat ini saya sedang menempuh Program Pendidikan Dokter Hewan (PPDH) XXXVIII Unversitas Airlangga di Surabaya. Pada kesempatan kali ini, saya ingin sharing pengalaman saya terkait dengan nekropsi ayam yang dilakukan di Laboratorium Patologi, Fakultas Kedokteran Hewan di bawah bimbingan dokter Djoko Legowo, drh., M.Kes.
Sebelum melakukan nekropsi ayam, terlebih dahulu dilakukan briefing dan demo nekropsi pada ayam oleh dokter Djoko. Pada dasarnya, sebelum melakukan nekropsi pastinya sudah didapatkan sebuah historical tertentu mengapa terjadi kematian pada ayam tersebut.
Sehingga dalam hal ini, menurut beliau nekropsi dapat terbagi menjadi tiga macam. Yaitu Nekropsi Parsial, Nekropsi General, dan Nekropsi Forensic.
✤Nekropsi Parsial
Dilakukan apabila dokter hewan sudah dapat memberikan keterangan suspect penyakit mengapa terjadi kematian pada ayam. Misalkan, ayam diduga terserang penyakit Chronic Respiratory Disease (CRD), yang memiliki gejala seperti conjunctivitis dan keberadaan nasal discharge. Maka dapat dilakukan Nekropsi Parsial, di mana hanya dilakukan nekropsi pada bagian tertentu dari ayam.
✤ Nekropsi General
Berbeda dengan Nekropsi Parsial yang hanya sebagain saja, Nekropsi General merupakan nekropsi yang dilakukan di seluruh tubuh. Meliputi External Inspection seperti melihat conjunctiva, ada tidaknya perkejuan pada Sinus infraorbitalis, melihat bulu ayam, melihat bagian paruh, jengger, pial, dan kondisi kulit ayam, terdapat hemoragi atau petechiae.
Setelah itu baru dilkakuan pemeriksaan organ dalam, khususnya sistem pernapasan dan sistem pencernaan ayam.
✤ Nekropsi Forensic
Merupakan nekropsi yang berkaitan dengan ilmu forensik. Forensik merupakan bidang ilmu pengetahuan yang digunakan untuk membantu proses penegakan keadilan melalui proses penerapan ilmu atau sains. Nekropsi pada hewan dapat digunakan untuk membuka sebuah misteri terkait dengan kasus tertentu. Untuk melakukan Nekropsi Forensik, perlu kehati-hatian dan ketepatan.
Setelah briefing selesai, dilakukan demo bagaimana prosedur nekropsi pada ayam. Untuk pembelajaran, ayam yang kami lakukan nekropsi masih dalam keadaan hidup. Berbeda lagi jika di lapangan, ayamnya bisa sudah dalam keadaan mati. Untuk proses nekropsinya pun pasti juga tidak hanya satu individu ayam saja. Tetapi menyangkut populasi ayam atau flock. Berikut adalah beberapa prosedur terkait dengan nekropsi pada ayam :
External inspection atau yang dikenal dengan inspeksi bagian luar yaitu melakukan pemeriksaan pada bagian luar tubuh. Bagian yang diperiksa pada bagian luar di antaranya adalah melihat conjunctiva mata, ada tidaknya perkejuan pada Sinus infraorbitalis, melihat bulu ayam, melihat bagian paruh, jengger (comb), pial, dan kondisi kulit ayam, terdapat hemoragi atau petechiae.
B. Pembukaan Melalui Rongga Mulut
Untuk membuka bagian rongga mulut dengan jelas, perlu dilakukan pemotongan pada sudut lateral mulut ayam. Yaitu pada bagian cavum oris. Salah satu ujung gunting dimasukkan, lalu dipotong. Pada bagian rongga mulut, dapat diamati beberapa hal seperti ada tidaknya hemoragi, erosi, dan lendir yang mengarah pada keadaan patologi.
Selanjutnya dilakukan pemotongan lebih dalam untuk melihat faring, laring, dan epiglotis. Dapat diamati ada tidaknya hemoragi. Karena pada beberapa kasus ND pada ayam dan AI pada ayam bagian laring atau faring mengalami hemoragi.
C. Penyayatan Leher hingga Dada
Setelah bagian faring, laring, dan epiglotis terlihat, dapat dilanjutkan untuk melakukan insisi kulit hingga dada, tepatnya hingga crop atau tembolok terlihat. Pada bagian ini dapat terlihat trachea dan esofagus, serta juga terlihat kelenjar Timus.
D. Pemeriksaan Rongga Thorax
Untuk melakukan pemeriksaan rongga dada, dapat dilakukan insisi kulit dada. Dilakukan pengamatan Musculus pectoralis. Setelah diamati, kemudian dilakukan pematahan pelvis. Ketika dipatahkan akan tampak caput dari Os femur.
Setelah itu dilakukan pengamatan pada Nervus ischiadicus. Caranya adalah dengan memotong Musculus brachialis dan dikuakkan. Kemudian akan terlihat Nervus tersebut.
Selanjutnya dilakukan insisi peritoneum. Peritoneum merupakan sebuah selaput yang melapisi dinding abdomen bagian dalam dan menyelimuti organ-organ yang terdapat pada abdomen. Untuk membukanya, dilakukan pemotongan dengan gunting sesuai dengan arah bentukan Musculus pectoralis.
F. Pembukaan Rongga Dada
Untuk membuka rongga dada, dapat dibuka setengan dari Musculus pectoralis saja atau semuanya. Pembukaan harus dilakukan secara hati-hati karena terdapat organ hepar atau hati di bawahnya.
G. Preparasi Saluran Pencernaan dan Saluran Pernapasan
Sebenarnya untuk pemeriksaan organ, dapat dilakukan satu persatu. Tetapi juga dapat dilakukan ekstraksi organ dari atas hingga bawah. Sehingga urutannya akan lebih jelas terlihat, dan pengamatan organ akan tetap pada posisi saluran tersebut.
Setelah saluran pencernaan terpisah, dapat dilakukan penarikan dari bagian colon. Sehingga saluran dapat dengan jelas terlihat. Lalu dapat dilakukan pemisahan dan pemeriksaan organ. Trachea, jantung, dan pulmo dapat dipisahkan dari saluran pencernaan. Sehingga dapat diamati saluran pencernaan dan saluran pencernaan.
Pemeriksaan organ dilakukan secara bertahap sesuai keinginan. Tetapi apabila diurutkan dari bagian atas akan lebih sistematis dan baik. Hinga dilakukan pembedahan pada bagian saluran pencernaan akhir seperti caecum dan colon. Biasanya terdapat cacing Ascaridia galli beserta hemoragi ataupun petechiae.
Pada bagian akhir tepatnya di sekitar cloaca, dapat diamati adanya Bursa fabricius. Bursa Fabricius merupakan organ limfoid primer pada ayam dan jenis unggas lainnya. Bursa Fabricius yang terletak di bagian dorsocaudal dari colorectal unggas memiliki fungsi sebagai organ pertahanan. Bursa Fabricius terbentuk sejak masa embrio dan menghilang setelah unggas dewasa.
Terima kasih telah membaca artikel terkait prosedur nekropsi pada ayam :O Semoga artikel ini bermanfaat.
Mahasiswa Pendidikan Profesi Dokter Hewan Universitas Airlangga. Berusaha memberikan pelayanan Kesehatan Hewan dengan Fokus pada Pencegahan dan Perawatan secara Holistik.