Informasi kesehatan hewan kesayangan seperti anjing dan kucing, serta berbagai hewan ternak meliputi sapi, kambing, domba, ayam dan lainnya. Berbagai teknologi pemberian pakan untuk kesehatan hewan ternak juga dibahas dalam website ini.
Manfaat Rumput Kolonjono Sebagai Hijauan Pakan Ternak
Rumput kolonjono dikenal juga dengan nama Para Grass dengan nama latin Brachiaria mutica yang tergolong ke dalam famili Graminae. Selain itu, rumput kolonjono juga memiliki nama lain Panicum Muticum atau Panicum Pupurancens dan Buffalo grass. Rumput ini berasal dari Afrika dan Amerika Selatan yang memiliki iklim tropis.
Rumput kolonjono dikenal juga dengan nama Para Grass dengan nama latin Brachiaria mutica yang tergolong ke dalam famili Graminae. Selain itu, rumput kolonjono juga memiliki nama lain Panicum Muticum atau Panicum Pupurancens dan Buffalo grass. Rumput ini berasal dari Afrika dan Amerika Selatan yang memiliki iklim tropis.
DOWNLOAD PDF – Rumput Kolonjono Sebagai Hijauan Pakan Ternak
Biasanya, tanaman kolonjono dimanfaatkan oleh peternak sebagai pakan penggemukan. Karena dapat dijadikan sebagai hijauan pakan ternak, hay, atau jelajah. Selain berguna sebagai pakan ternak, rumput kolonjono juga bermanfaat bagi tanah di pinggiran sungai, karena dapat menahan erosi. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mempelajari mengenai manfaat rumput kolonjono, klasifikasi rumput kolonjono, dan karakteristik rumput kolonjono.
Rumput kolonjono memiliki warna hijau ketika masih muda, dan berangsur menjadi hijau tua ketika sudah siap dijadikan pakan ternak. Rumput kolonjono memiliki karakteristik daun sejajar dengan dedaunan yang kecil di berbagai batang daunnya.
Selain itu, rumput ini memiliki tekstur kaku, tumbuh secara merayap, bersifat parennial atau tahunan, dan memiliki akar pada tiap batang yang menyinggung tanah. Rumput kolonjono dapat tumbuh hingga mencapai 2,5 meter, dan dapat dipanen setiap 6-9 minggu sekali. (Pandansari, 2012)
Perhatikan taksonomi dari rumput kolonjono berikut ini :
Penanaman rumput kolonjono dapat dilakukan di lahan terbuka dengan irigasi yang cukup, serta dilakukan pemupukan dengan baik agar waktu panen dapat dicapai secara optimal. Apabila perawatannya sesuai, rumput kolonjono dapat menghasilkan hijauan sebanyak 100 ton per area. Namun, apabila tidak dirawat dengan baik akan menjadi gulma yang bisa mengganggu pertumbuhan tanaman lain.
Rumput kolonjono berkembangbiak secara vegetatif. Yaitu dengan cara setiap ruas mengeluarkan tanaman baru dan menutupi area lahan yang luas dalam jangka waktu yang relatif singkat. Pertumbuhan tanaman kolonjono akan meningkat pada musim penghujan, sedangkan pada musim kemarau perlu mengandalkan irigasi yang cukup untuk kelangsungan hidupnya.
Irigasi dapat dibuat menggunakan aliran sungai yang kecil atau “kalen”. Sehingga tanah yang kering akan menjadi gembur dan basah. Penggunaan irigasi dalam budidaya rumput kolonjono sangat membantu. Daripada harus dilakukan penyiraman secara manual setiap hari.
Rumput kolonjono memiliki ketahanan terhadap genangan air yang lama. Selain berkembangbiak secara vegetatif, penggunaan biji untuk menumbuhkan bibit kolonjono juga dapat dilakukan. Biasanya, dalam 1 kg terdapat 300 butir biji yang siap ditumbuhkan.
Teknik stek juga dapat dilakukan dalam budidaya rumput kolonjono. Satu batang stek kolonjono terdiri dari 3 ruas atau 4 buku. Penanaman dengan teknik stek diusahakan memiliki jarak tanam 1,8 x 1,8 meter pada tanah yang telah digemburkan dengan cangkul.
Rumput kolonjono tumbuh baik dan subur di daerah yang memiliki ketinggian tidak lebih dari 1.200 mdpl dengan curah hujan tahunan berkisar di angka 1000 mm. Produksi rumput kolonjono sangat dipengaruhi oleh tempat tumbuh, namun secara umum produksi hijauan kolonjono dapat mencapai 100-125 ton rumput segar/hektar/tahun (Rukmana, 2005).
Banyak peternak seperti peternak kerbau dan peternak sapi penggemukan menggunakan rumput kolonjono sebagai hijauan pakan ternak mereka. Rumput kolonjono memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi pada usia muda. Batang kolonjono yang masih muda dapat dijadikan sebagai silase dan hay atau rumput kering. Perhatikan tabel kandungan gizi rumput kolonjono berikut ini :
Kandungan Gizi
Persentase (%)
Bahan Kering (BK)
8,59
Protein Kasar (PK)
1,31
Lemak Kasar (LK)
43,41
Serat Kasar (SK)
12,80
Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen (BETN)
33,89
Rumput kolonjono memiliki kualitas yang lebih rendah bila dibandingkan dengan rumput raja dan rumput gajah, akan tetapi nutrien yang terkandung di dalamnya sudah mampu mencukupi nutrisi yang dibutuhkan untuk pakan ternak (Lubis, 1992 dalam Kurnianingtyas, 2012).
D. Kesimpulan
Budidaya rumput kolonjono tergolong mudah karena bisa digabungkan dengan budidaya rumput pakan ternak yang lain, misalnya rumput gajah dan rumput setaria. Metode rotasi dapat digunakan apabila kamu menerapkan sistem pakan umbaran, karena rumput kolonjono tidak begitu tahan terhadap bobot ternak yang berat.
Penggunaan rumput kolonjono sebagai hijauan pakan ternak sangat membantu dalam produktivitas pemberian pakan. Rumput kolonjono dapat dikombinasikan dengan berbagai rumput pakan ternak yang lain, seperti rumput gajah dan rumput raja.
Terima kasih telah membaca mengenai rumput kolonjono sebagai hijauan pakan ternak. Semoga artikel ini membantu kamu dalam mencari rumput pakan ternak yang pas dikembangkan di daerah kamu.
Daftar Pustaka
Kurnianingtyas, I. B. 2012. Pengaruh Macam Akselerator terhadap Nilai Nutrisi Silase Rumput Kolonjono (Brachiaria mutica) Ditinjau dari Nilai Kecernaan dan Fermentabilitas Silase dengan Teknik In Vitro.
Pandansari, Purwo Retno. 2012. Pengaruh Macam Akselerator Terhadap Kualitas Fisik dan Kimiawi Silase Rumput Kolonjono (Brachiaria mutica). Digilib Universitas Sebelas Maret.
Rukmana, R. 2005. Budidaya Rumput Unggul Hijauan Makanan Ternak. Kanisius, Yogyakarta.
Mahasiswa Pendidikan Profesi Dokter Hewan Universitas Airlangga. Berusaha memberikan pelayanan Kesehatan Hewan dengan Fokus pada Pencegahan dan Perawatan secara Holistik.