Informasi kesehatan hewan kesayangan seperti anjing dan kucing, serta berbagai hewan ternak meliputi sapi, kambing, domba, ayam dan lainnya. Berbagai teknologi pemberian pakan untuk kesehatan hewan ternak juga dibahas dalam website ini.

"Manusya Mriga Satwa Sewaka"

Gigih Fikrillah S, S.K.H. | Hubungi Kami

Gejala Klinis Gangguan Pernapasan pada Hewan

Bernapas merupakan sebuah anugerah dari Tuhan yang harus selalu kita syukuri. Dengan bernapas, maka tubuh dapat melakukan berbagai mekanisme fisiologis. Seluruh aktivitas manusia sehari-hari selalu berkaitan dengan aktivitas pernapasan yang terbagi menjadi inspirasi / inhale dan ekspirasi / exhale. Begitu juga dengan hewan, baik hewan peliharaan, hewan ternak, maupun hewan liar. Semuanya melakukan aktivitas yang disebut dengan bernapas.

Bernapas merupakan serangkaian proses yang melibatkan sistem pernapasan. Dalam proses respirasi terjadi pertukaran gas, yaitu untuk pengambilan oksigen dari luar tubuh yang selanjutnya didistribusikan ke seluruh bagian tubuh yang membutuhkan dan pengeluaran karbon dioksida dari dalam tubuh. Oksigen memiliki berbagai fungsi bagi tubuh, salah satunya adalah untuk respirasi seluler, proses di mana sel-sel tubuh menghasilkan energi dengan membakar glukosa (gula) dan lemak. Ini adalah proses utama di mana ATP (adenosine triphosphate), sumber utama energi seluler, diproduksi.

Selain berperan dalam pertukaran gas, sistem respirasi atau pernapasan juga memiliki beberapa fungsi lain. Di antaranya adalah mempertahankan keseimbangan asam dan basa, reservoir darah, menyaring dan menghancurkan emboli, dan memetabolisme bahan bioaktif seperti hormon.

Apabila terjadi masalah atau gangguan pada sistem pernapasan, maka dapat dipastikan bahwa seluruh fungsi sel, jaringan, organ, dan sistem organ akan terhambat. Pada artikel kali ini, kita akan membahas apa saja gejala klinis gangguan pernapasan pada hewan secara umum. Sehingga ketika ada hewan peliharaan atau hewan ternak yang mengalami gangguan pernapasan, kita akan mudah untuk mengenalinya.

Informasi gejala klinis penyakit pernapasan pada hewan dapat kita dapatkan melalui anamnesa seperti apa yang dikeluhkan oleh pemilik hewan dan apa yang terlihat dan terdeteksi ketika dilakukan pemeriksaan pada hewan. Gejala yang diperoleh dapat mewakili perubahan fungsional yang diakibatkan oleh penyakit tertentu. Untuk melakukan anamnesa dan pemeriksaan, pemahaman dasar fisiologi pernapasan sangat penting dalam mengenali permasalahan hewan ketika menderita penyakit pernapasan.

Banyak kasus gangguan pernapasan berhubungan dengan trauma. Sejarah dan pengamatan yang dapat diberikan oleh pemilik dapat sangat membantu dalam membuat daftar singkat diagnosis diferensial. Memperhatikan rate pernapasan pada hewan sangat penting untuk dilakukan, seperti perhitungan dan pengamatan frekuensi pernapasan hewan, serta pulsus hewan dapat berkaitan dengan keberadaan gangguan respirasi. Berikut adalah gejala umum yang berkaitan dengan sistem respirasi (Triakoso, 2016) :

  • Batuk
  • Stertor
  • Stridor
  • Snorting
  • Rales
  • Ronchi
  • Wheezing
  • Sianosis
  • Deformitas wajah

McKiernan (2008) menyebutkan gangguan saluran napas bagian atas atau upper airway disorders biasanya mengakibatkan penyumbatan saluran napas (ketidakmampuan hewan dalam bernapas dalam kondisi mulut tertutup, stridor, snoring), excessive sneezing atau reverse sneezing, dan excess nasal discharge.

Sedangkan gangguan saluran napas bawah atau lower airway disorders biasanya ditandai dengan batuk. Batuk trakeobronkitis yang khas adalah batuk kering, tajam, dan tidak produktif. Post-tussive gagging adalah hal biasa dan pemilik terkadang salah mengartikannya sebagai vomit atau muntah. Perhatikan gejala gangguan sistem pernapasan atau penyakit respirasi berdasarkan area anatomis berikut ini :

Anatomical AreasCommon Signs
FaringHipersalivasi, gagging, kadang disfagia, stridor
Rongga nasalNasal discharge, bersin, mengusap-usap nasal, deformitas wajah
LaringGagging, dispnea, stridor, kadang batuk
TracheaBatuk resonan diikuti dengan gagging
Bronchus dan BronchiolusBatuk seringkali diikuti gagging
AlveoliBatuk bila berkaitan dengan patologi bronchial, kadang takipnea namun tanpa batuk, dispnea
Pleural effusionTakipnea, tidak batuk kecuali patologi bronchial terkait efusi, dispnea

Gejala gangguan pernapasan yang terkait pada area anatomis (Triakoso, 2016)

Discharge nasal merupakan keluarnya cairan dari dalam hidung hewan. Cairan tersebut bisa bersifat serosa, catarrhal, purulenta, bahkan hemoragik tergantung dari tingkat kerusakan mukosa saluran pernapasan. Epistaksis atau mimisan juga bisa ditemukan akibat pecahnya pembuluh darah (Tonozzi, 2021). Terima kasih telah membaca artikel mengai gejala gangguan respirasi pada hewan secara umum. Semoga artikel ini bisa menjadi bahan bacaan yang bermanfaat. Salam sehat viva veteriner !

Daftar Pustaka

  • McKiernan, Brendan. 2008. Diagnostic Approach to Respiratory Disease. WSAVA Congress. Southern Oregon Veterinary Specialty Center.
  • Tonozzi, Caroline C. 2021. Clinical Signs of Respiratory Disease in Animals. MSD Veterinary Manual.
  • Triakoso, Nusdianto. 2016. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Veteriner Anjing dan Kucing. Airlangga University Press. ISBN 978-602-0820-84-2.
Drh. Gigih Fikrillah S
Drh. Gigih Fikrillah S

Mahasiswa Pendidikan Profesi Dokter Hewan Universitas Airlangga. Berusaha memberikan pelayanan Kesehatan Hewan dengan Fokus pada Pencegahan dan Perawatan secara Holistik.

Articles: 245

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *