Informasi kesehatan hewan kesayangan seperti anjing dan kucing, serta berbagai hewan ternak meliputi sapi, kambing, domba, ayam dan lainnya. Berbagai teknologi pemberian pakan untuk kesehatan hewan ternak juga dibahas dalam website ini.
Pada kesempatan kali ini kita akan membahas mengenai penyakit abses pada kucing. Apa itu abses pada kucing ? Pada dasarnya abses adalah sebuah luka yang terjadi karena penumpukan cairan pus atau nanah dalam suatu jaringan.
Abses merupakan radang lokal yang terjadi pada jaringan kulit disertai munculnya nanah. Biasanya abses terjadi di mata, gusi, ekor, punggung, hati, dan kelenjar susu.
Lalu apa penyebab abses pada kucing ? Tilley dan Francis (2011) dalam Yusuf (2021), menyebutkan beberapa penyebab terjadinya abses pada kucing adalah karena trauma (seperti berkelahi), benda asing, bakteri, dan infeksi yang terjadi sebelumnya. Abses dapat menyebar dengan cepat ke jaringan atau organ yang berada di sekitarnya.
Abses yang dapat terlihat secara langsung adalah abses subkutan atau subcutaneous abscesses. Penyebab yang paling umum adalah karena luka gigitan dan merupakan bentukan umum yang mendasari bentukan deep pyoderma pada kucing (Paterson, 2009).
Pada umumnya, bakteri yang menyebabkan abses pada kucing adalah bakteri piogenik (menghasilkan nanah). Berikut adalah beberapa bakteri penyebab abses pada kucing (Yusuf, 2021) :
Kucing yang mengalami abses disamping adanya perlukaan yang disertai benjolan nanah, biasanya menunjukkan beberapa gejala lain seperti :
Lesu
Nafsu makan berkurang
Demam
Agresif
Menjilati area tertentu
Abses yang terjadi di daerah kaki akan menyebabkan kucing sulit berjalan
Apabila kucing mengalami perlukaan yang tidak wajar dan berlangsung lama, segera bawa ke dokter hewan untuk ditangani. Dokter hewan akan melakukan pemeriksaan keberadaan bakteri pada luka dengan metode kultur spesifik. Sehingga obat yang digunakan tepat sasaran.
C. Pengobatan Abses
Berikut adalah beberapa cara mengobati abses pada kucing (hanya dokter hewan dan tenaga medis berwenang) :
Surgical drainase (bila perlu dilakuakan tindakan sedasi)
Flushing atau pembilasan dengan saline atau chlorhexidine
Pemberian antibiotik
Penggunaan collar agar kucing tidak menjilati daerah luka
Apabila terjadi kegagalan dalam penyembuhan, maka faktor imunosupresif harus segera ditemukan
Pengobatan penyakit abses pada kucing harus dilakuakan hingga sembuh total. Apabila pengobatan tidak dilakukan hingga sembuh total, abses bisa muncul kembali. Karena pada dasarnya, abses yang dibiarkan begitu saja akan terus menyebar pada jaringan atau bagian lain yang belum terinfeksi.
Dalam artikel yang saya tulis sebelumnya, mengenai studi kasus terjadinya pyometra pada kucing Ameng. Beberapa hari pasca operasi sempat terjadi abses pada daerah jahitan bekas operasi setelah perawatan saya lakukan di rumah.
Setelah dilakukan kontrol, dokter menyimpulkan bahwa kebersihan kurang. Seharusnya luka bekas operasi tidak boleh dibiarkan untuk dijilat oleh kucing. Tetapi saya biarkan begitu saja karena ketidaktahuan saya pribadi.
Penanganan yang dilakuakn pun sama, seperti drainase dengan menekan bagian abses menggunakan kapas. Saat itu kapas yang digunakan sangat banyak, sehingga dapat saya pastikan bahwa nanahnya juga banyak. Setelah itu, dilakukan pemberian antibiotik.
Beberapa hari setelah kontrol, alhamdulillah Ameng sembuh. Dengan catatan saya tidak membiarkan Ameng menjilati lukanya kembali, dan memberikan salep antibiotik yang disarankan oleh dokter.
Lalu bagaimana cara mencegah abses pada kucing ?
D. Pencegahan Abses
Pencegahan abses pada kucing dapat dilakukan dengan memperhatikan beberapa hal detail pada kucing kesayangan kita. Contohnya adalah selalu melakukan pemantauan rutin pada fisik kucing, apakah terjadi perlukaan atau tidak. Apabila terdapat perlukaan, segera bersihkan luka menggunakan antiseptik untuk mengurangi resiko kontaminasi bakteri.
Biasanya kucing yang terbiasa keluar rumah dan sering bertengkar cenderung lebih rentan terkena abses. Selalu berikan makanan kucing yang sehat dan bergizi agar kucing kita selalu memiliki imun yang terjaga.
Daftar Pustaka :
Paterson, Sue. 2009. Manual of Skin Disease of the Dog and Cat, 2nd Edition. Blackwell Publishing.
Tusima, D. (2020). Sistem Pendukung Keputusan untuk Diagnosis Dini Gangguan Kesehatan pada Hewan Peliharaan Kucing Ras Persia.
Yusuf, N. I. A. (2021). Penanganan Abses Femoralis Kucing Persia di Klinik Hewan Pendidikan Universitas Hasanuddin (Doctoral dissertation).
Mahasiswa Pendidikan Profesi Dokter Hewan Universitas Airlangga. Berusaha memberikan pelayanan Kesehatan Hewan dengan Fokus pada Pencegahan dan Perawatan secara Holistik.