Prolapsus uteri pada sapi adalah kejadian di mana mukosa uterus keluar dari badan melalui vagina, dan menggantung di vulva. Uterus dapat keluar secara keseluruhan maupun sebagian. Prolapsus uteri sering terjadi segera setalah hewan partus (melahirkan). Pada umumnya, prolapsus uteri terjadi pada sapi perah dengan umur sekitar 4 tahun.
Uterus merupakan sebuah struktur saluran muskuler yang termasuk dalam sistem reproduksi sapi. Uterus memiliki beberapa fungsi yang penting, yaitu untuk menerima ovum yang telah dibuahi, memberikan nutrisi, dan melindungi foetus. Selain itu, uterus juga berfungsi sebagai stadium permulaan ekspulasi pada saat partus.
DOWNLOAD PDF – Prolapsus Uteri pada Sapi
Sapi merupakan hewan ternak yang banyak dipelihara oleh masyarakat, baik untuk usaha maupun untuk tabungan. Kesehatan sapi merupakan salah satu tanggungjawab seorang dokter hewan. Selain dipengaruhi umur, kejadian prolapsus pada sapi dapat terjadi pada proses Inseminasi Buatan (IB).
Apabila genetika sperma yang diberikan pada sapi betina memiliki ukuran tubuh standar yang lebih besar, tentu saja kebuntingan akan berlangsung lebih berat pada sapi betina. Pada proses partus, hal tersebut dapat menyebabkan distokia (kesulitan melahirkan). Kemudian akan berefek pada terjadinya prolapsus.
A. Prolapsus Uteri pada Sapi
Prolapsus uteri merupakan kejadian pembalikan uteri yang terjadi melewati vagina dan menggantung di vulva. Prolapsus uteri terjadi pada stadium ketiga setelah foetus keluar. Berbeda dengan prolapsus vagina, prolapsus uteri memperlihatkan uterus yang keluar melewati vagina secara keseluruhan maupun sebagian.
Kebanyakan prolapsus uteri pada sapi terjadi saat post partus atau setelah melahirkan. Namun, prolapsus uteri juga dapat terjadi pada sapi yang tidak bunting. Hal tersebut disebabkan karena berbagai hal. Seperti kekurangan Calcium dalam darah, atau uterus yang lemah.
Prolapsus uteri merupakan keadaan darurat yang harus segera ditangani. Mengingat, keadaan di luar sangat memungkinkan menyebabkan infeksi yang lebih parah pada uterus itu sendiri. Petugas yang melakukan penanganan prolapsus juga harus steril agar tidak terjadi infeksi pada sistem reproduksi sapi.
B. Penyebab Prolapsus Uteri pada Sapi
Ada berbagai faktor yang menjadi penyebab prolapsus uteri pada sapi. Namun, faktor yang paling sering adalah karena distokia atau kesulitan dalam melahirkan. Hal tersebut menyebabkan iritasi saluran reproduksi ekternal.
Faktor lain yang dapat menyebabkan prolapsus uteri adalah hyipocalcemia atau rendahnya Calcium dalam darah. Hal tersebut umum terjadi pada sapi perah, karena cadangan Calcium dimaksimalkan pada produksi air susu untuk anak sapi yang akan dilahirkan.
Kekurangan nutrisi pada sapi bunting juga dapat menyebabkan ligamenta penggantung uterus menjadi kendor, lemah, dan lambat untuk kembali pada posisi semula setelah partus. Selain itu, pertautan mesometrial yang panjang, dan relaksasi pelvis yang berlebihan juga menyebabkan prolapsus uteri. Dalam hal ini, genetika induk yang bagus juga mempengaruhi terjadinya prolapsus uteri pada sapi.
Pemanfaatan crossbreeding yang keliru dapat menyebabkan distokia. Seperti penggunaan semen dengan genetika tubuh yang lebih besar dibandingkan dengan jenis sapi penerima semen tersebut. Biasanya, hal ini terjadi pada crossbreeding dengan teknik Inseminasi Buatan (IB).
Baca juga : ” Inseminasi Buatan pada Sapi “
C. Pencegahan Prolapsus Uteri pada Sapi
Prolapsus uteri dapat dicegah dengan memberikan nutrisi yang cukup pada sapi bunting, terutama sapi perah. Hal yang perlu dipastikan adalah pemberian pakan dengan kandungan Calcium yang cukup untuk menghindari Hypocalcemia.
Pemilihan semen dalam proses Inseminasi Buatan yang digunakan untuk Crossbreeding juga harus diperhatikan. Sehingga tidak terjadi distokia pada induk sapi penerima semen, karena genetika tubuhnya terlalu kecil untuk mengandung foetus.
Ketika proses partus berlangsung, perlu dilakukan pengawasan apakah induk sapi terlalu keras mengejan karena distokia, atau tidak. Apabila hal tersebut terjadi, maka perlu dilakukan tindakan untuk membantu induk sapi dalam proses kelahiran.
D. Penanganan Prolapsus Uteri pada Sapi
Biasanya sapi akan berbaring dengan uterus yang keluar. Namun, juga dapat terjadi pada saat sapi berdiri, uterus menggantung pada vulva sapi. Apabila hal tersebut dibiarkan, uterus dapat terkontaminasi feses, jerami, kotoran, dan gumpalan darah yang kotor. Prolapsus yang terjadi lebih dari 4-6 jam akan membesar karena aliran darah yang terhambat.
Penanganan pertama dapat dilakukan dengan membersihkan uterus dengan larutan NaCl fisiologis yang hangat, atau air antiseptik. Pembersihan dilakukan mulai dari uterus hingga bagian vagina dan vulva. Sebelumnya, perhatikan sistem reproduksi pada sapi betina berikut ini :
Setelah bersih, penanganan selanjutnya adalah melakukan reposisi. Yaitu mengembalikan posisi uterus pada posisi awalnya. Uterus sapi memiliki tipe bipartite, di mana memliki dua cabang bagian kanan dan bagian kiri. Sehingga perlu diperhatikan agar tidak terbalik.
Setelah uterus berhasil dikemablikan pada posisi yang normal, selanjutnya dimasukkan antibiotik ke dalam uterus untuk membunuh mikroorganisme yang dapat menimbulkan infeksi. Antibiotik yang dapat diberikan adalah metritin, terdomyocel, aureomycin, tetracyclin, preparat terramycin, atau antibiotika dengan spektrum luas yang lain.
Baca juga : ” Berbagai Tipe Uterus pada Hewan “
E. Kesimpulan
Prolapsus merupakan kejadian yang harus ditangani dengan cepat. Karena keterlambatan penanganan dapat mengakibatkan infeksi yang lebih parah. Kejadian prolapsus uteri pada umumnya terjadi pada sapi yang sudah dewasa. Selain pada sapi, prolapsus juga dapat terjadi pada kambing dan domba.
Terima kasih telah membaca artikel mengenai pencegahan dan penanganan prolapsus uteri pada sapi. Semoga artikel ini membantu kamu dalam menngkatkan pengetahuan mengenai kesehatan hewan ternak.
Daftar Pustaka :
- Asri, Asnelly. 2017. Penanganan Kasus Prolapsus Uteri pada Sapi Limousin di Kecamatan Maiwa Kabupaten Enrekang. Makassar : Fakultas Kedokteran. Program Pendidikan Profesi Dokter Hewan.
- Swandika, Dwi Sandi. 2019. Tingkat Kejadian Prolapsus Uteri pada Sapi Peranakan Ongole (PO) di Desa Ranuyoso Kecamatan Ranuyoso Kabupaten Lumajang. Surabaya : Universitas Wijaya Kusuma. Fakultas kedokteran Hewan : Program Studi Kesehatan Hewan dan Masyarakat Veteriner.
- Widodo, Estu. 2015. Prolaps Vagina pada Sapi Potong. Balai Besar Veteriner Wates : Buletin Laboratorium Veteriner. International Standard Serial Number (ISSN) : 0863-7968